Part 2

577 72 6
                                    

Alvin berhenti mendadak, membuat Prilly yang masih di belakang hampir saja menubruk belakangnya. Kemudian merogoh sesuatu di dalam kantung celananya dan expresi takjub saat melihatnya. Prilly yang melihatpun jadi heran, ada apa dengan kakaknya?.

Alvin menepuk pelan jidatnya dengan benda pipih yang baru saja di genggamnya itu, salahkan saja dirinya yang selalu saja lupa-lupa ingat hingga tak ingat lagi pada hp Ali yang masih pada dirinya.

Prilly masih memandangi kakaknya itu dalam diam.

"Ade." Panggil Alvin yang mendapat respon santai dari Prilly, hanya mengangkat satu alisnya saja.

"Handphone Ali, Kakak lupa balikin."  Ntah kenapa Alvin sampai lupa tadi.

"Balikin lagi." Solusi Prilly simpel. Mau bagaimana sudah terjadi lupanya kakaknya itu.

"Heem besok kakak balikin lagi. Yaudah masuk kamar gih kamu." Ucap Alvin sambil mangangguk setuju. Dan di setujui Prilly memasuki kamarnya.

Alvin yang melihat Prilly menaiki tangga juga hendak menyusul memasuki kamarnya sebalum ia kembali tersadar sesuatu. Kunci mobil, ia lupa mencabutnya. Alvinpun berbalik keluar rumah mengambilnya setelah selesai baru juga menutup pintu utama terdengar ketukan. Awalnya Alvin heran untuk apa bertamu malam-malam sekali. Tak mau mengabaikan bisa saja penting Alvin membukakan pintu bermaksud hendak menyambut tamu.

Lagi-lagi Alvin heran, saat dibuka tidak ada siapa-siapa di teras, mungkinkah ia salah dengar. Tetapi tadi sangat jelas. Baru juga ingin berbalik Alvin sudah merasakan tepukan di bahunya.

.

Dari tadi sebenarnya Prilly seperti mendapat visualisasi membuat dia tak tenang saat memejamkan mata. Prilly lalu akhirnya memutuskan untuk kedapur membuat sesuatu karna di rasa perutnya sedikit lapar. Saat hendak beranjak dari kasur dia mendengar Teriakan Alvin membuat Prilly langsung turun kebawah mencari asal suara kakaknya itu.

Jantung Prilly seakan berdetak tajam saat melihat sosok yang terhalang rambut mukanya itu berdiri di muka pintu utama rumahnya itu sambil memegang bahu kakaknya. Prilly jadi blank sendiri bagaimana mengusir hantu itu. Kemudian dia melihat ada satu gelas air segera ia ambil dan ia lemparkan ke arah hantu itu. Tak lupa di sertai bacaan lafadz Allah dan ayat-ayat suci Al-Qur'an.

Segala puji bagi Allah. Hantu itu langsung hilang dan segera Prilly menghampiri Alvin yang lemes di tempat. Kasian sekali kakaknya itu pucat. Prilly memapah Alvin sampai kekamarnya kemudian dengan segera memeluknya. Alvin dengan lemas membalas pelukan adiknya itu membuatnya tenang hingga mereka tertidur sampai pagi di kamar Alvin.

.

Kedua adik kakak itu sedang menikmati sarapan pagi dengan tenang, Alvin sudah seperti biasanya tadi malam dia hanya shok saja.

"Ade kakak pagi ini mau ke London ada pertemuan penting disana, kamu gapapakan kakak tinggal, ngak lama kok besok kakak udah pulang." Ucap Alvin memecahkan suasana hening.

"Ya, kak. Salam buat dad mom." Balas Prilly tenang. Padahal dia ingin sekali ikut tapi ada ujian hari ini.

"Oia, Kakak juga minta tolong kamu kembaliin handphonenya Ali ya soalnya kakak ngak sempet, kakak pergi sekarang ya ade." Ucap Alvin menyudahi makannya kemudian menyodorkan benda pipih itu kepada Prilly tak lupa mengecup singkat kepala adiknya sebelum berlalu pergi.

"Hati-hati" balas Prilly sekenanya, kemudian ikut berlalu berangkat sekolah.

.

Setelah usai sekolah Prilly menjalankan amanat Alvin mengembalikan handphone pria itu ke rumah sakit, tempat kerjanya. Setelah memarkirkan mobilnya di bassemen gadis itu lanjut mencari ruangan pemilik handphone setelah bertanya kepada suster di mana letak ruangan dr. Ali Alkahtiri.

Namanya juga rumah sakit banyak orang berlalu-lalang, manuisa ataupun bukan. Prilly terlalu asik membaca papan nama satu persatu akhirnya dapat.

Tiba-tiba Prilly menjadi gugup dengan menetralkan sejenak nafasnya dan membernarkan sedikit letak kacamatanya Prilly mengetuk pintu ruangan dokter itu. Setelah dua kali akhirnya si pemilik muncul.

"Eh Prilly, ayo masuk." Ali sedikit terkejut melihat kehadiran Prilly. Namun dia langsung mengajaknya masuk.

Prilly tak menjawab tetapi menurut saat di ajak masuk dengan muka yang pasti datar.

"Ada apa?." Tanya Ali saat mereka sudah di dalam ruangan.

Prilly tak langsung membalas dia mengambil sesuatu dari dalam tas renselnya dan menyerahkan handphone Ali kepadanya. "Ini kak. Tadi malam hp Kaka ketinggalan terus kak Alvin lupa balikin. Tadi pagi kak Alvin ke London jadi dia minta tolong sama aku buat kasi ini ke kakak." Jelas Prilly. Matanya tak berani melihat Ali.

"Aku lupa, makasih ya Pril." Ucap Ali tulus.

Prilly membalasnya dengan anggukan.

"Yaudah aku balik dulu ya kak." Pamit Prilly hendak berlalu.

"Kamu kesini pakai apa." Tanya Ali sehingga mencegah Prilly yang hendak berdiri.

"Aku bawa mobil kak."  Jawab Prilly jujur.

"Yaudah aku antar."

.

Sepanjang jalan hanya di isi dengan keheningan Ali hendak meramaikan suasana tetapi pria itu sedikit canggung dengan Prilly. Sampai di bassemen suasana tak berubah, Prilly menghadap Ali. "Makasih ya kak." Hanya itu yang di ucapkan gadis itu.

"Iya sama-sama, jangan ngebut." Pesan Ali memebalas ucapan Prilly.

Prilly ingin tersenyum namun terhenti, matanya melihat sesuatu di ujung lorong. Tak ingin berlama-lama Prilly lantas masuk dan langsung melajukan mobilnya pulang dan membuang ingatan yang baru saja ia lihat tadi.

.

Sampai di rumah Prilly langsung naik ke atas memasuki kamarnya, tadi adalah kali pertama intraksi dia dan Ali. Ternyata sangat menyenangkan berjalan beriringan dengan orang yang kita suka. Rasanya jika Prilly benar-benar bisa jadi milik Ali semua beban tak terasa jika bersamanya.

Konyol.

Ya, Prilly menyadarinya bakan dia terkekeh kecil dengan pemikirannya tadi, wajar dia juga manusia yang bisa berpikiran apapun. Gadis itu lalu beranjak menuju meja belajarnya, buat apa lagi tentu saja dia akan bercerita kepada buku secretnya.

Tadi itu sederhana, entah mengapa aku selalu terkesima di setiap detiknya. Dalam diamku sejuta rasa untukmu.

To, love A.S
_

Revisi-

Indigo Girl Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang