PART IV

4 1 0
                                    

            ******

  Hari berganti hari. Sampai suatu malam, Ibukku membaca SMS dari seorang perempuan di hape bapak. Sempat terjadi pertengkaran hebat saat itu, tapi bapak terus mengelak. Karena ibu adalah seorang yang penyabar, beliau lebih memilih untuk mengalah agar tidak terjadi pertengkaran. Beliau tidak mau melihat anak-anaknya sedih😔..
Saat tidur disebelah nya saja,aku kadang menangis saat melihat wajah ibu. Rasanya aku ingin membahagiakan beliau, tidak ingin menyakitinya.

  Sampai waktu, malam itu bapak pulang kerja dan langsung berangkat lagi dengan alasan lembur. Mungkin karena perasaan seorang istri yang sangat kuat, entah kekhawatiran ibu, akhirnya ibu mencoba menelpon bapak. Sebanyak dua puluh kali tapi tidak ada jawaban. Sampai akhirnya ibu mendapat telepon dari bapak, katanya bapak sedang di kantor polisi. Ada masalah. Ibu diminta datang untuk menjadi saksi.

" Ya allah, cobaan apa lagi ini?? "Ujuar aku didalam hati nya ..

  Ternyata bapak dilaporkan ke kantor polisi karena warga mendapati bapak dikamar kos perempuan. Aku ingin marah saat itu atas bapakku. Tapi ibu tetap mengalah, ibu lebih memilih menutup aib bapak dari pada harus mengorbaakan keluarganya. Sungguh mulia hatimu, Bu. Hanya dia yang terbaik yang bisa aku panjatkan untuk mu.

  Aku mulai menjadi seperti aku yang dulu semakin nakal lagi. Aku semakin memberontak dan selalu berbohong, dan sebagainya. Semua yang aku lakukan selalu menyakiti orang tuaku. Sampai aku benar-benar merasa sendiri, tidak punya teman untuk berbagi.

  Hampir dua Minggu lamanya aku menghilang. Aku rindu sahabatku. Sahabat kecilku imro. Aku ingin menghubunginya lagi,namun aku belum sanggup jika harus menceritakan semuanya saat itu. Mendengar suaranya saja, sakit rasanya. Belum lagi jika mengingat nasihat yang dulu pernah dia ucap padakku. Semua kebaikan yang dia lakukan, aku abaikan. Jahat sekali aku saat itu.Seperti nya tak pantas jika aku tiba-tiba ingin kembali dekat dengannya.

  Puncaknya saat itu aku akan bertunangan dengan Malik Ferdy.Disitulah aku merasa aku perlu mengabarinya. Setidaknya kabar bahagia itu harus aku sampaikan meski aku berpikir imro tidak akan memaafkan dan menerimaku kembali.

  Sore itu,aku bertunangan dan sore itu pula aku menghubungi Imro. Akun membuang ego dan gengsiku saat itu. Aku menangis meminta maaf kepadanya. Namun semua pikiran jelekku tentang dia salah.

  Imro malah seneng aku menghubungi nya lagi. Imro senang akhirnya aku bisa bertunangan dengan Malik Ferdy karena Imro tau seperti apa dan bagaimana perjuangan kami berdua. Dia malah mendoakan yang terbaik untuk ku.

Tapi seiring berjalannya waktu, aku mencoba kembali membenahi kesalahan ku. Aku mencoba kembali memperbaiki persahabatan ini. Setelah sekian lama aku menghilang, ternyata baru aku tahu bahwa saat bersama, dia juga sedang ada masalah. Lebih parah malah, tapi aku malah meninggalkannya.

Aku seperti pengkhianat, penjahat yang tidak tahu terima kasih.Namum bedanya, dia orang yang kuat, tidak seperti aku. Sakit rasanya mengingat semua itu. Dia hijrah bangkit dalam kebaikan, sementara aku dulu malah tenggelam bersama dosa-dosa yang aku perbuat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Masa Lalu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang