Part 3 Freya putri wijaya

17 1 0
                                    

"Ganteng sih, tapi sayang nyebelin pengen di mutilasi"

Happy reading!

***
Terdengar langkah malas tiga lelaki yang mengisi kesunyian koridor karena masih ada satu jam pelajaran yang membuat sekolah sunyi.

Mereka masuk ke kelas yang kebetulan sedang free membuat beberapa Perempuan berteriak histeris karena lelaki tersebut.

'Rey masuk kelas woi'

'tempat duduk nya di pake anak baru, mampus! Bakal ngamuk tuh'

'rey kok tambah cakep sih '

'duh calon imam gue'

'Agi Angga duhhh'

Mereka tak memperdulikan teriakan-teriakan yang tak berguna menurut nya, lebih baik duduk di kursi nya masing-masing menunggu bel pulang satu jam lagi.

Agi dan Angga sudah duduk di tempatnya sedangkan Rey berdiri di depan gadis yang menempelkan keningnya di atas meja mencari posisi enak untuk tidur, sedangkan di sebelahnya cowok berkaca mata bernama Nino tersenyum ke arah Rey.
"Siapa? " tanya nya ke Nino

"yaya, anak baru. Lo mau duduk? " tanya nya yang di balas anggukan oleh Rey "ya, bangun. Ini tempat Rey lo pindah ya" ucap Nino

"Gue gak tidur no, emang siapa sih? Dia aja yang suruh pindah gue udah nyaman duduk di sini" jawab Yaya yang masing memejamkan matanya

Rey memperhatikan gadis tersebut yang wajahnya di tutupi oleh rambutnya "pindah. ini tempat gue" ujarnya datar

"ck! Susah banget sih. Cari tempat lain dulu napa. Perasaan dari tadi gue di ganggu terus. Gue kan mau tid--" yaya menghentikan ucapannya saat melihat lawan bicaranya. Sekarang posisinya sudah duduk dan tidak lagi memejamkan matanya.

"tempat gue" ujar Rey

"gak. Di pojok sana juga masih kosong. Gue udah nyaman di sini "

Temannya menatap perdebatan mereka dengan ekspresi yang berbeda-beda

"pindah" ualngnya

"ck! Kenapa sih, lo aja yang pindah kan gue dulu yang masuk" jawabnya ketus

Rey menatap lurus memperhatikan ekspresi mengerucut yaya karena kesel. "Apa lo liat-liat?" tanya nya jengkel

"Rey udah lo ngalah aja pindah sini" kata Angga memberi saran

"iya, tempat duduk aja pada ribut lo berdua. Ntar jatuh cinta tau rasa deh" tambah Nino, iya Nino juga salah satu teman dekatnya Rey biasanya kemanapun tiga sekawan itu pergi dia juga ikut.

"dih ogah! Takut suka sama cowo kek kulkas gitu, dingin" yaya berlalu ke meja kosong di pojokan yang di sebut nya tadi.

Rey melihat bedge yang tertempel di baju gadis tersebut saat melewati nya dengan wajah kesal 'Freya putri wijaya' batinya

"menarik" satu point muncul di benak Rey.

"tumben ada yang Ngomong takut suka sama lo hahaha anjir tuh cewe gak tau lo siapa kali ya" Agi tergelak sambil memukul meja

"coba aja semua cewe punya pemikiran kek si Freya ya " tambah Angga terkekeh

"ck! Diam lo" ucap Rey kemudian duduk menyender ke dinding tak lupa memasang earphone nya dan menyetel lagu.

***

Di kursi pojok yaya masih dengan wajah kesalnya menatap lelaki yang memejamkan matanya dengan earphone yang terpasang di telinga nya. Lelaki yang baru saja memasuki kelas dan ribut dengannya karena sebuah tempat duduk.

Yaya menghadap belakang yang membuat Dinar menyerit bingung "siapa sih? " tanya nya ke Dinar

"yang tadi? " tanya balik Dinar, yaya mengangguk "Dia Rey Nando Wiratama most wanted Sma Wiratama, badboy, si dingin tapi ganteng yang banyak di sukai kaum hawa, anak pemilik yayasan" jelas Dinar. Yaya hanya mengganguk kepalanya menanggapi cerita Dinar

"Lo kenal dia? Nama lo kan Dinar Wiratama kok bisa sama ya? "

"kenal, sepupu gue"

"kok bisa? " tanya nya penasaran

"papa nya abang mama gue " yaya kembali mengangguk .

"gue baru sadar lo berdua ada miripnya"

"jangan mengada-ngada deh lo"

"ihh beneran... "

"ck! Serah" ucap Dinar terkekeh. Sahabatnya ini dari dulu gak pernah berubah selalu cerewet.

"jadi maksud lo cowok itu, abang sepupu yang sering lo ceritain ke gue yang irit ngomong, dingin, pinter, badboy, tapi selalu ingat sholat karena bunda nya bakal nelpon terus? Yang selalu mau lo ajak liburan ke luar negri? "

"That's right! Abang terganteng gue"

Yaya mendelik kesal, "ganteng dari mananya coba datar gitu"

"yeee anak ayam! Mata lo kali yang katarak"

"Dihh mata gue masih sehat ya.ganteng sih tapi nyebelin pengen di mutilasi "

"serah Serah.... Pokoknya abang gue ganteng titik"

"bodo amat, gue mau pulang" jawab yaya bertepatan dengan bel pulang yang berbunyi.

***

Yaya melambaikan tangannya saat melihat abang nya yang menunggu di atas motornya. Ia berlari dan mencium punggung tangan Rafa.

"Lama nunggu bang? " tanya nya

"enggak kok, gimana sekolahnya? "

"suka! Ada Dinar sama Galang tambah seru hehe" ia tersenyum manis menampakkan gigi putihnya.

'ehh itu anak baru kan? Gila pacarnya kak Rafa woi'

'kak Rafa kenapa ada di sini? Jemput pacarnya ya'

'iya kali. Pasangan yang cocok cantik sama ganteng'

'itu kak Rafa calon dokter kan? Hebat ya anak baru pacaran sama dia'

Begitulah bisikan-bisikan yang bisa di dengar Yaya dan Rafa.

"pulang yuk bang, gak enak di liatin mulu" ucapnya

"yaudah naik" saat yaya sudah di atas motornya ada yang berhenti di sampingnya lalu memanggil Rafa.

"Hohh bang Rafa apa kabar bang? " ucap Agi yang berhenti di dekat motor Rafa

"ehh lo gi. Alhamdulillah baik. Udah mau balik? " ucap Rafa

"mau nongkrong dulu bentar tempat bang mamat. Ini Freya kan?" tanya nya

"Iya, lo kenal? "

"satu kelas bang" jawabnya melirik Freya yang hanya senyum.

"pacar abang yaa.. ? " goda Agi

"maunya sih gitu, tapi sayang Allah berkehendak lain Freya dijadiin adek bukannya pacar hehe" Freya memukul pelan bahu abangnya.

Agi terkekeh " boleh dong nih" ucapnya

"gak, ini adek gue satu-satunya. Gak mau gue di deketin sama badboy kek lo" ucap Rafa dengan senyum mengejek

"ahhh tai lu bang, gue gak sebadboy itu kali"

"pokoknya gak. Gue pulang dulu Assalammualaikum "

"Waalaikumsallam abang ipar " teriak Agi kemudian tertawa.

"kenapa lo nyet? " tanya Angga yang baru sampai bersama Rey

"gapapa" jawabnya kemudian menyalakan motornya "ke tempat bang maman kan? Gue duluan" ucapnya yang langsung melesat pergi.

***

REY NANDO WIRATAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang