🔥6💧

1.8K 114 19
                                    

Ino berjalan sambil memikirkan sahabat pinknya yang akhir-akhir ini tampak berbeda, sudah biasa memang kalau Sakura hanya diam saja tapi kali ini diamnya Sakura adalah diam dalam kesedihan dan kebingungan, Ino sendiri dan teman-temannya berjanji akan mencari dalang dibalik pertengkaran pasangan emo-pink itu.

Langkahnya terhenti saat ia berpapasan dengan seorang gadis bersurai merah fanta panjang, "Oh si pirang dari Arashi? Ada apa? Apa ada masalah? Kudengar...ketua genk kalian bertengkar dengan ketua The Rioter?" cerocos Sara menyindir.

"Tutup mulut kotormu!" Ino berniat melewati Sara tapi gadis merah itu menarik lengannya sampai kembali ketempat awal dia berdiri tadi, "Apa yang-"

"Itu kalung yang sama dengan Sai pakai. Kenapa ada padamu?!" tanya Sara tajam saat melihat bandul kalung yang sama dengan Sai ada pada Ino.

Ino menyeringai tipis, "Kami kan couple!"

Sara menggeram menahan rasa kesal, "Ini tidak boleh!"

Set!

Sara menarik kalung Ino sampai putus dengan kasar, "Benda ini tidak pantas kau pakai!"

Prak

"APA YANG KAU LAKUKAN?!" bentak Ino saat Sara merusak botol kecil berisi pasir miliknya.

Sara tersenyum puas melihat perbuatannya, "Bukan kau pantas menjadi couple Sai, tapi aku!" Sara melewati Ino dengan menyenggol bahu gadis pirang itu kasar.

Ino berlutut dan merapikan pecahan dan mengumpulkan pasir-pasir itu sambil menahan tangisnya, "Astaga...apa yang harus aku katakan pada Sai..." gumamnya lirih.

"Ino!" aqua milik Ino menatap seorang pemuda bersurai klimis yang berlari kearahnya dan berjongkok didepannya, "Lepas! Jangan memunguti ini! Kau bisa terluka"

Ino menghapus setitik air mata yang mengumpul disudut matanya, "Maaf, Sai... Aku..."

"Aku tau. Bukan kau yang melakukan ini" potong Sai, ia mengeluarkan kotak kecil yang panjangnya se-jari tengahnya, bening dan transparan.

"Itu..." Ino melihat Sai memasukan pecahan beling beserta pasirnya kedalam kotak itu dan menutupnya.

"Meski ini rusak, yang terpenting tidak hilang atau dibuang karena punyaku masih utuh, itu tandanya pasir namaku masih kau simpan dan pasir namamu akan selalu kubawa" ujar Sai sambil memberikan kotak itu kepada Ino yang diterima gadis itu dengan senyuman yang lebar.

"Arigatou!" ucap Ino riang.

Sai menepuk kepala Ino lembut, "Ayo kembali ke kelas!"

Meski tampak konyol hanya karena sebuah benda, tapi apapun itu yang berasal dari pasangan sendiri...bukankah tampak indah dan berkesan?

.
.
.
.
.

Onyx itu terus menerus menatap cincin yang tersemat dijari tengahnya, ia tidak masuk sekolah dua hari ini karena masalah pada tim basketnya dan masalahnya dengan Sakura membuat ia tidak bersemangat kesekolah.

"Nandesuka, otouto?" sebuah suara yang ia kenal terdengar dari arah belakangnya.

Sasuke yang berdiri dibalkon kamarnya hanya menatap langit siang dengan hampa, ia kenal orang kedua dari Sakura yang se'enaknya memasuki kamarnya adalah kakanya sendiri, mengingat kembali gadis pinknya membuat hatinya kembali berdenyut sakit.

"Ada masalah disekolahmu?" tanya Itachi pelan sambil menyandarkan penggungnya dipembatas balkon.

"Hn" jawab Sasuke sekedarnya.

"Apa itu? Apa ini menyangkut Sakura? Kulihat akhir-akhir ini dia tidak pernah kemari" ujar Itachi sambil melirik adiknya, dan apa yang ia asumsikan pun terbukti karena saat ini air muka Sasuke menegang dan tangan lelaki itu mengepal erat.

PROBLEMS🔥Can'T cHanGe⏳The TruE LOVE💧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang