05

22 3 0
                                    


Ntah itu sebuah intrupsi atau sebuah pertanyaan, syilla tak mengerti apa yang di maksud cowo yang ada di hadapannya ini

"Ha?"

"CK, sekarang lu p.a.c.a.r.g.u.a, ngerti?" Tanya Gibran tak lupa bagian kata pacarnya ia tekankan agar cewe di depannya ini mengerti

Mata mereka saling menatap, syilla baru menyadari jika cowo yang di hadapannya ini pernah bertemu dengannya, pertama ia bertemu di lapangan dan yang kedua kemarin, ya kemarin saat dirinya dan Vano membeli sosis bakar. Dan dia yang berada di samping seseorang yang Vano ajak bicara waktu itu. Gibran juga seperti itu, pantas saja ia tak asing dengan wajahnya

Tapi kenapa saat syilla di sekolah terlihat beda? Selalu menggunakan seragam yang kebesaran? Kacamata bulat, dan rok yang di bawah lutut dan tentu saja tidak seketat siswi lain?apa peduli gibran?

Tatapan mereka terputus karena syilla memalingkan wajahnya

"Aku gamau" tolak syilla, woah syilla adalah orang pertama yang menolak pesona seorang Gibran, biasanya wanita wanita lain akan mendekatinya, di tatap saja sudah teriak histeris

"Ga Nerima penolakan" ujar Gibran berlalu meninggalkan syilla yang tengah schok di tempat

Kejadian itu tak lepas dari penglihatan Dion dan Radit, yang sengaja mengabdikan kejadian tersebut, rencananya mereka akan menjadikam Vidio tersebut sebagai simpanan untuk kenangan di sekolah

"Ini kalo keliatan fans Gibran bisa bahaya Cok" ujar Radit

"Hooh"

"Nanti di serbu tuh si syilla, kasian kan Dede emes gua"

"Hooh"

"Yah Dede emes gua udah di abil sama gibran" ucap Radit lagi

"Hooh"

"Lo dari tdi 'hooh hooh hooh' aja" ucap Radit kesal, tangannya terulur untuk menjitak kepala Dion

🍡🍢🍡


Saat kembali ke kantin, syilla masih bisa melihat Vano yang duduk setia menunggunya sembari memainkan handphone miliknya

"Kenapa?" Tanya Vano menyadari adanya syilla

"Ngak" jawab syilla, ia ragu ragu untuk bercerita soal tadi, ia takut nanti Vano akan menghajar wajah tampan gibran, karna berani beraninya telah mengklaim syilla yang notabenya sebagai sahaba dari kecil. Vano sudah sabuk hitam taekwondo jadi dia sudah mahir soal bela diri

"Ke kelas yu" ucap syilla terlihat sedikit malas, pasalnya kantin sudah sedikit ramai, dan banyak pasang mata mulai melihat mereka

"Yaudah yu" ucap Vano beranjak dari posisi nyamannya dan meraih tangan syilla untuk di genggam

☁️☁️☁️

Syilla bosan ia merogoh handphone di katung roknya dan mengambil earphone di dalam tasnya, Vano pamit untuk ketoilet sebentar. Syilla membuka media sosialnya, ia terus menscrool semua medsos yang ia punya, sebuah notification terlihat, lantas ia membuka aplikasi berwarna hijau tersebut

+62 *** **** ****
Plng sklh gw tngg d prkrn

Asyilla.As
Ini siapa?

+62 *** *** ***
Gbrn, sv

Read


Malas sekali ia pulang sekolah harus bertemu dengan jelmaan kulkas berjalan. dari pada terus memikirkan itu, lebih baik ia menonton para suami onlinenya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gibran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang