One - 1

444 31 3
                                    

Hari ini Ayen akan pergi sekolah bersama Haje. Tidak bisa dibilang bersama juga sih, karna Haje sangat benci Ayen. Meski dia adiknya.

"Ayen! Haje! Turun lo berdua. Kita sarapan bentar." teriak Chris dari meja makan.

Ayen langsung saja turun. Tidak tau dengan Haje. Dia langsung menuju meja makan untuk sarapan pagi. Yah, seperti biasa sarapannya adalah darah hewan. Tidak seperti Haje dan Jeka, yang sarapan dengan roti serta susu pisang.

"Nih Ayen, minum. Biar ntar lo nggak pingsan di sekolah." Lino menyodorkan segelas darah ke Ayen.

"B aja kali kak. Gue kuat kok, nggak mungkin pingsan." kata Ayen.

"Nggak usah sok-sokan lo. Pulang lewat jalur mana lo nanti hah?" cibir Haje.

Ayen tau kakaknya pasti akan mengatai. Jadi, dia diam saja sambil minum darah yang diberikan Lino.

"Haje, lo nggak boleh gitu. Kan Ayen adek lo." ucap Jimin yang duduk di sebelah Haje.

"Denger kak Jim, gue ngga—"

"Gue selese, makasih kak sarapannya. Gue mau berangkat dulu."

Ayen tersenyum sekilas usai menaruh gelas. Dia langsung berlari keluar rumah untuk berangkat sekolah.

"Lo sih Je! Dia pergi tuh. Udah jelas dia nggak mau denger kata-kata lo yang nyakitin hatinya." ucap Jeka.

"Lo nggak mikirin perasaan dia, Je. Dia juga sama kek elu. Dia kehilangan orang tuanya. Lo jangan mikir kalo buat lo itu nggak adil."

Haje menundukkan kepalanya. Dia tidak bisa melawan perkataan Jeka. Karena semua itu ada benarnya.

"Je, nanti lo minta maaf ke dia di sekolah. Lo kan sekelas sama dia. Nih juga, bekal dia kelupaan. Dia nggak bakal bisa bertahan tanpa darah itu, soalnya dia cuma minum segelas." ucap Lino.

Haje mengangguk. Dia mengambil bekal Ayen dan langsung pergi keluar rumah. Jangan lupa, mereka punya kekuatan untuk melesat dengan cepat. Tidak heran kalau mereka tidak perlu naik bus ataupun mobil.

Sementara yang di rumah hanya bisa menggelengkan kepalanya saja. Heran dengan kelakuan para vampir muda itu. Sudah berumur ratusan tahun, tapi sifatnya masih seperti anak kecil.

Jimin, V, dan Lino menyelesaikan sarapan mereka dan memutuskan untuk berada di pintu rumah. Melihat kepergian Haje yang semakin jauh dan hilang sekejap dari pandangan. Mereka juga sebenarnya gabut aja, mangkanya di depan pintu. Jeka dan Chris tidak ikutan mereka karena keduanya merasa itu tidak berfaedah.

"Gue heran sama dua anak itu. Apa dulu bapaknya bikin mereka pas kesurupan ya?" ujar V tiba-tiba.

"Maksud lo kak? Masa vampir bisa kesurupan sih." Lino menatap aneh V.

"Udah, nggak usah ditanggapin omongannya V. Nggak jelas sama sekali. Jadi nggak percaya gue kalo dia itu pangeran vampir." kata Jimin.

"Eh bantet! Gue pangeran vampir beneran yah. Enak aja lo kalo ngomong, gue itu pangeran generasi pertama."

"Tunjukkin buktinya coba. Ntar gue percaya."

V mengeram kesal. Mau tidak mau, dia harus mengeluarkan sayap berserta jubah hitamnya.

"W-wuah!" Jimin dan Lino terpana kagum melihat sayap hitam V.

V hanya tersenyum seringai. Sombong dikit bolehlah pikirnya.

"SIAPA ITU YANG DI PINTU!?" Tiba-tiba suara Jeka menggelegar di seisi rumah.

Dia berjalan dari ruang makan menuju pintu keluar untuk melihat pemilik aura kekuatan besar yang dirasakan oleh Jeka.

Tanpa disadari, sayap Jeka keluar dari tubuhnya. Hitam legam bagaikan black swan.

"Lho? Ternyata kalian. Gue kira siapa itu tadi." kata Jeka.

Mereka (re: Jimin, V, Lino) terkejut melihat sayap Jeka. Terutama V dan Lino, mereka baru tau kalau Jeka punya sayap seperti V.

"Kenapa? Kok pada liatin gue." tanya Jeka memandang mereka bertiga aneh.

"Lo pangeran, Jek?" tanya balik V.

Jeka baru sadar kalau dia mengeluarkan sayapnya. Dia menepuk jidatnya kesal. Rahasia yang selama ini dia sembunyikan terkuak di depan V dan Lino. Belum lagi dengan Chris yang tadi ada di meja makan bersamanya.

"Kenapa Jek? Lo sakit?" tanya Jimin.

"Gue nggak papa kok. Buat tadi, maaf yah. Sebenarnya gue pangeran vampir generasi terakhir." kata Jeka.

V dan Lino hanya menganga lebar. Tidak menyangka kalau mereka akan bertemu pangeran vampir generasi terakhir. Karena, rumornya jika bertemu pangeran vampir generasi terakhir. Kalian dapat meminta sesuatu yang berharga. Itupun langsung dikabulkan oleh sang pangeran.

"Udah donk kagetnya. Nggak elit banget lo berdua, kaget pake melongo segala." kata Jimin.

"Lo nggak kaget, Jim?"

"Gue? Yah kaga lah. Yang bawa Jeka kesini aja gue. Palingan lo taunya Jeka kek Haje. Vampir setengah manusia yang bisa makan apa aja."

Usai mendapat pernyataan Jimin, V mendekati Jeka dan menatapnya tajam setajam silet.

"Kak V, ada apa?" tanya Jeka takut-takut.

"Kenapa lo nggak kasih tau gue kalo lo itu pangeran, heum?"

"I-itu karena—"

Brak!

Next Chapter>>>

[6] DEATH VAMPIRE - BTS Ft. SKZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang