Six - 6

202 15 10
                                    

"Katakan, lo abis ada masalah apa tadi?"

Previous chapter>>>

Jimin menghela nafas sejenak. Ia melihat Suga dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Ehm, semacam sedih dan kecewa bersamaan.

"Kenapa lo? Bicara sama gue," paksa Suga.

"Chris, dia udah tau kalau Jeka vampir setengah werewolf." Jimin mengalihkan pandangannya dari Suga.

"Jadi itu yang bikin lo sedih. Astaga Jim, gue kira lo abis ada paan." Suga mendengus kesal.

Adiknya satu ini sudah hilang otak atau bagaimana. Sesepele itu pun merajuk. Sepertinya, Suga harus beri layanan khusus untuk Jimin.

"Tapi kak! Bukannya dari dulu Chris benci Jeka. Wajar dong gue khawatir kalo Chris nglukain Jeka atau bicara sama bangsa lain untuk nyerang Jeka," kata Jimin sambil berdiri. Ia menentang kalimat Suga yang menyepelekan masalahnya tadi.

"Sudah-sudah... Chris nggak bakal gitu. Chris udah terikat sama kita semua di sini, Jim. Lagian kalo Chris kaya gitu. Nyawanya bakal terancam."

Jimin membelalakkan matanya terkejut. Pernyataan Suga terlalu mengejutkan baginya.

"Lho, kenapa kak?"

"Karna semua yang menjadi keluarga kita sudah terikat. Siapapun yang berkhianat, akan hilang nyawanya di tangan ikatan tersebut."

Suga tersenyum seringai. Tapi, sekilas saja. Walau hanya sekilas. Senyuman itu mampu membuat Jimin bergidik ngeri.

Jimin tau, Suga itu punya darah dingin. Sebenarnya, Suga adalah vampir berdarah dingin. Namun, darah dinginnya itu mulai meluluh saat Suga bertemu Jimin di sekolahnya dan memutuskan untuk membentuk sebuah keluarga.

Tidak heran, jika darah dingin Suga tertutupi oleh sifat adik-adiknya yang konyol itu.

Jimin juga berdarah dingin seperti Suga. Tapi karena lingkungan hidupnya. Ia terpaksa memendam darah dinginnya. Mungkin Jimin lupa sekarang rasanya membunuh dengan keji itu seperti apa.

"Kak! Ilangin itu senyum. Mau gue gampar lu?" ucap Jimin tanpa takut-takutnya.

"Sini kalo berani. Gue jorokin langsung elo dari atap rumah," timpal Suga.

Kemudian Suga pergi keluar dari kamar Jimin. Dia rasa, tidak ada gunanya meladeni Jimin yang baperan dan suka merajuk itu.

"Ish, ngeselin amat sih!" ujar Jimin saat Suga pergi.

*****

Chris sedang berada di tempat favoritnya, halaman belakang rumah. Ia senang duduk di ayunan tua yang didirikan Suga untuk Jeka saat masih kecil.

Yah, Chris sedikit iri sih. Tapi saat itu umur Chris tidak menandai jika harus iri dengan Jeka. Kalau sekarang, iri tidak masalah kan?

Toh, mereka sama-sama sudah dewasa. Wajah dan tubuh mereka tidak terlihat jauh. Hanya saja umur yang membandingkan mereka.

"Hhh.... Andai saja saat itu gue ikut ayah sama bunda. Pasti gue nggak akan ada di sini dan hidup bersama di sana," gumam Chris.

Tanpa Chris sadari. Dari pintu, ada yang mendengar gumaman pelan Chris yang terdengar jelas di telinganya.

"Ada yang gue lewatin kayanya.."

Next Chapter>>>

Hai!

Pendek? Yah, emang gitu ciri khasnya.

Selamat membaca! Jangan lupa vomment:"D

[6] DEATH VAMPIRE - BTS Ft. SKZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang