Hurt Hard

8 0 0
                                    

"Bagaikan sebuah bangunan, mulut rahim merupakan fondasi yang akan menahan janin agar tetap berada di dalam rahim"

"Lalu, pada saat melahirkan, mulut rahim akan menipis dan mengalami pembukaan sehingga bayi bisa lahir. Nah, bila mulut rahim ini memiliki kekuatan untuk menahan, tentu saja janin akan keluar"

"Masalahnya, pada kondisi inkompetensi serviks, mulut rahim mengalami pembukaan dan penipisan sebelum waktunya, sehingga tak bisa menahan janin"

"Dengan kata lain, kandungan lemah ini terjadi disebabkan adanya ketidaknormalan atau kelemahan dari bentuk serviks. Pada saat usia kehamilan 4 bulan, seharusnya serviks belum terbuka. Akan tetapi, karena faktor ketidak normalan tersebut, serviks mengalami pembukaan sehingga hasil pembuahan keluar dari rahim atau mengalami keguguran."

"Jadi, pada wanita yang mengalami inkompetensi serviks, rata-rata akan mengalami keguguran pada saat usia kehamilan menginjak 4 bulan. Demikian pula pada kehamilan berikutnya."

Begitu penjelasan yang panjang dari dokter bername tag Kim Seokjin kepada seorang wanita dengan ekspresi datar yang sedang mendengarkan penjelasan tadi kepadanya, Jung Jo. Jangan salah, di balik ekspresi datarnya itu Jo sebenarnya ingin sekali marah dan berteriak, menolak mentah mentah atas apa yang di jelaskan dokter Seokjin tentang keadaannya yang semakin hari semakin parah ternyata. Penyakit tentang kandungan lemah yang di sebabkan oleh human papilloma virus (HPV)

"Apa selamanya aku tidak bisa melahirkan anakku?" lirih Jo masih dengan tatapan datar yang sebenarnya masih memperlihatkan betapa sakit hati dan kecewanya dirinya kepada tubuh nya yang lemah ini

"Saya tidak bisa berkata iya atau tidak. Namun kemungkinan tidak dari pertanyaan anda lebih besar dari pada kemungkinan iya" jawab Seokjin dengan perlahan

"Aku ingin mengandung sampai melahirkan anakku"

Runtuh juga pertahanan wanita itu, menunduk dengan air mata yang mengalir membasahi pipi yang semakin terlihat tirus itu. Tidak dapat di tahan lagi, Jo menangis sesegukan di ruangan bernuansa putih milik dokter spesialis kandungan Kim Seokjin. Dan Seokjin, dirinya tidak bisa berbuat banyak hanya bisa memandang iba dari calon ibu yang satu setengah tahun lalu juga keguguran calon bayi yang di kandungnya

"Anda adalah wanita tangguh dan khusus yang di pilih Tuhan untuk menjalankan ujian ini" Seokjin berusaha menenangkan pasiennya

"Aku tidak ingin menjadi wanita khusus, aku hanya ingin menjadi wanita biasa. Aku hanya tidak mau anakku yang berakhir mati di dalam kandunganku, aku ingin melahirkannya"

Cit

Pintu ruangan Seokjin terbuka, menampilkan perawakan dengan setelan kantor tanpa jas

Bahkan dasinya sedikit longgar karena tadi sedikit berlari untuk menuju ruangan ini, memastikan istrinya benar datang kemari untuk menanyakan kesehatan dirinya sendiri dan kandungannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bahkan dasinya sedikit longgar karena tadi sedikit berlari untuk menuju ruangan ini, memastikan istrinya benar datang kemari untuk menanyakan kesehatan dirinya sendiri dan kandungannya.

Jungkook bernafas lega melihat istrinya ada di sini, dirinya sempat khawatir karena tidak menemukan istrinya yang sedang sakit ini tidak berada di kamar. Jungkook mendekat, baru saja dirinya merasa lega tapi sekarang kembali tertegun karena melihat kepala Jo yang  menunduk. Mendekat dan tanpa permisi duduk di sebelah istrinya, menggenggam jari jari kecil tangan Jo yang nampak meremas kuat ujung bajunya

"Ada apa?" kata Jungkook sambil melihat Jo, namun Jo enggan menjawab. Masih terisak kecil dengan punggung yang terlonjak lonjak pelan disana. Seolah mengerti keadaan Jo saat ini Jungkook beralih menatap Seokjin, meminta tolong untuk di jelaskan ada apa dengan istrinya yang menangis ini

"Anda sangat beruntung memiliki istri setangguh dirinya. Tuan Jeon, percayalah ujian yang berat ini akan selalu ada jalan keluarnya" jelas Seokjin, Jungkook sudah menduga ini dan ternyata benar

Seolah tidak ingin membuat si kesayangan lebih sedih lagi Jungkook beranjak dari tempat duduknya sambil menggenggam sebelah tangan Jo, lalu pamit untuk pulang kepada Seokjin

"Kami permisi dulu" ucap Jungkook lalu berjalan perlahan dengan Jo yang sudah tidak terisak namun kedua matanya terlihat cukup sembab



Hii, anyeonghaseo chingudeul💜
Apa kabar? Kalian ngapain aja di rumah? Udah habis berapa bungkus indomie tiap pertengahan malem nya? :') sksksksk jangan banyak2 makan mi instan ya wan kawan.

I'm back dengan cerita baruuuu [bertepuk tangan heboh] asal kalian tau :') cerita ini ku ikut sertakan lomba menulis cerpen :') berani2 nya ya aku? :') belum bagus, masi banyak yg berantakan, typo dan lain sebagainya tapi nekat di lombain coba :') lomba keduaku menulis cerpen, iiiiiiii takut deh :') doa kan aku berhasil ya. Tapi yang aku kirim buat di ikut sertakan lomba agak beda sih sama yang ini, yg di lombain lebih aku persingkat aja soalnya ada ketentuan berapa banyak kata kan. Nah gitu dehhh pokoknya :')

Selamat membaca lagi yaa! Semoga suka💜

Human Papilloma-virusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang