Berjalan keluar ruangan Seokjin dengan terdiam, bingung harus berkata apa dan harus bagaimana. Keduanya berjalan dengan tenang, melewati lorong lorong rumah sakit. Tepat saat mereka melewati ruangan operasi terdengar suara bayi yang menangis, sepertinya di ruangan itu tengah terjadi operasi melahirkan. Seketika itu juga Jo berhenti dari langkahnya, menikmati suara tangisan bayi dari dalam ruangan operasi.
Jungkook mengikuti gerakan istrinya, memperhatikan apa yang Jo lakukan sekarang dan sampai akhirnya Jo kembali menunduk dan memejamkan kedua matanya dengan genggaman tangannya di tangan besar Jungkook yang semakin ia remas. Seolah melampiaskan rasa kecewa di hatinya, dan lama lama butiran bening yang di benci Jungkook itu keluar di kedua mata indah Jo membasahi pipinya
"Baby" lirih Jo sambil melihat ke arah perut ratanya, mengelus nya pelan. Membayangkan jika perut rata itu di isi oleh seorang bayi yang akan hidup sampai setidaknya 9 bulan di dalam kandungannya. Lalu tepat saat 9 bulan 10 hari maka bayi dalam kandungannya itu akan lahir dengan selamat ke dunia
Seandainya bayi dalam kandungan Jo masih hidup, ah maksudnya bisa hidup lebih lama. Tidak sampai hanya di usia ke 4 bulan saja
Tes
Semakin banyak air mata yang keluar dari kedua mata milik Jo. Tidak ingin banyak bicara lagi Jungkook menarik Jo kedalam pelukannya, membiarkan kedua tangan Jo terlepas dari genggaman Jungkook dan beralih meremas kuat pundaknya. Sakit, namun tidak seberapa sakitnya dengan rasa kecewa yang di rasakan Jo. Jungkook mengusap ujung kepala Jo dengan sayang. Berusaha menenangkan si kesayangan
"It's gonna be alright" bisik Jungkook, yang semakin membuat Jo menangis
"Aku ingin mengandung"
"Ingin mengandung dengan lancar seperti kebanyakan calon ibu yang sampai berakhir dengan melahirkan bukan seperti ini. Keguguran"
"Jeon, aku ingin seperti mereka yang beruntung itu, ingin. Aku ingin sekali"
"Sekali saja"
Lirih Jo yang terdengar memilukan di tengah isakannya, kebetulan di lorong ini sepi. Hanya terdapat beberapa orang dan perawat yang melewati keduanya
"Kau pasti bisa, kau bisa melakukan itu semua" hibur Jungkook, sebenarnya tidak yakin dengan apa yang ia katakan saat ini. Tapi bagaimana lagi? Hatinya terasa seperti di cubit dengan keras melihat istrinya menangis seperti ini. Jungkook tidak suka melihat Jo menangis
"Nyatanya tidak. 3 kali, 3 kali ini Jeon hiks hiks" lagi lagi Jo berkata pelan, masih bisa di dengarkan oleh Jungkook. Jungkook menangguk mantap di perpotongan leher Jo
"Kau pasti bisa sayang" jawab Jungkook
"Maaf" lirih Jo dengan sangat pelan tepat di telinga sebelah kiri milik Jungkook
"Kenapa minta maaf? Heum? Tidak ada yang salah sayang"
"Maaf tidak bisa memberi–"
"Bukan tidak tapi belum. Sudah ku katakan berapa kali padamu?" sela Jungkook cepat membuat Jo mengangguk dalam pelukan mereka, sekitar 3 menit lamanya mereka berpelukan sampai akhirnya Jo melepaskan pelukan nyamannya
"Kita makan dulu sebelum pulang, ingin makan apa?" tanya Jungkook sambil mengusap pipi Jo yang basah akibat air matanya sendiri
"Aku tidak–"
"Sayang, kau harus makan" lagi lagi Jungkook menyela omongan Jo
"Baiklah, terserah ingin makan dimana" putus Jo
"Restauran daging panggang? Bagaimana?"
"Ayo" jawab Jo sambil merangkul lengan kekar Jungkook, mulai berjalan menuju parkiran rumah sakit dimana mobil Jungkook terparkir kan
Sesekali Jungkook mencium ujung kepala Jo, rambut halusnya memiliki wangi vanilla yang di sukai Jungkook bahkan sudah menjadi candu baginya. Wangi dan manis
KAMU SEDANG MEMBACA
Human Papilloma-virus
RomanceJung Jo, wanita berparas cantik yang memiliki kegemaran menanam berbagai macam bunga. Terkenal dengan kepribadiannya yang ceria seceria bunga bunga yang ia tanam, setidaknya dulu. Saat sebelum sekarang kepribadiannya berubah menjadi gelap dan menger...