"GUE MENANG YASH! GOCAP NIH MAYAN!" Dengan mengangkat kedua tangannya di udara, gadis itu bersorak senang.
Sedangkan di sebelahnya, terlihat gadis dengan cemberut mengeluarkan uang 50 ribu.
Gadis dengan rambut sebahu itu menerima uang dari temannya dengan senang hati. Dia, Winasya Annami.
Temannya, Tania Alana Putri. Gadis dengan rambut terurai panjang.
Wina terkekeh melihat wajah temannya itu. "Yaelah, udah gue bilang kan dari awal, kita sekelas lagi."
Sekarang, Wina dan Tania sedang berada di depan mading buat liat list nama mereka dan juga kelas.
Ya, mereka taruhan apakah akan sekelas lagi atau ngga. Mereka udah masuk kelas 12 sekarang, satu tahun menuju kelulusan. Terus lanjut buat mikirin kerasnya idup. Gak.
"Lah, gue pikir kan kita bakal pisah, Win. Ya masa 3 tahun gue bareng lo terus, bosen liatnya." Langsung aja, Tania mendapat toyoran di kepalanya.
Biasanya setiap naik kelas, setiap kelas itu muridnya di rolling gitu. Emang nasib, Tania harus nahan 1 tahun lagi buat ngadepin sikap random sahabatnya itu.
"Ga bersyukur amat njing." Kalo ni orang udah ngerasa sefrekuensi dengan orang lain, dia ga segan buat ngomong kasar kayak gini.
Lanjut aja mereka nyari kelasnya, mereka pada linglung. Ya gimana ga linglung, ni dua orang tuh jarang banget buat menjelajah sekolah. Intinya, mereka ga caper sana sini buat lewat di depan kakel. Kuker banget jingan.
Setelah dapet kelasnya, mereka langsung nyari tempat ternyamannya. Mereka duduk sebelahan, Tania enek-enek juga gamau kalo sahabatnya duduk sama orang lain.
Fyi, Tania ini waktu kelas 10 sering di bully kakak kelas. Karena penampilannya yang culun dan memakai kaca mata. Mulai saat itu, Tania pikir idupnya udah runtuh gitu aja. Dia sering juga nyakitin diri sendiri buat jadi pelampiasannya. Sampai di suatu hari, dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri dengan loncat dari rooftop sekolah. Namun ada orang yang menggagalkan rencana Tania.
Ya, dia Wina. Penyelamat hidup Tania. Wina memang sering dateng kesini setelah resmi jadi murid di sekolah ini 2 bulan yang lalu. Dia suka menyendiri, suka jika dirinya tidak di ganggu. Dia tuh lagi streaming mv boyband Korea kesukaannya disini, sampai matanya membulat melihat orang yang berusaha naik keatas tembok pembatas.
Wina kenal Tania kok, tapi dia gak terlalu bisa berinteraksi sama orang. Dia mau nolong Tania, dia tau rasanya dibully seperti itu, tapi dia takut. Dia hanya gadis sederhana yang dengan susah payah masuk ke SMA ini, jadi jika dia membuat kesalahan ataupun mencari perkara disini, itu akan membuat dirinya menyesal.
Tapi saat ini dia mulai berani, dia berani jika memang tindakannya benar. Dia harus berani. Tidak banyak orang yang tau dibalik keberanian dirinya sekarang, dibandingkan dengan dirinya yang dulu, Wina lebih mencintai dirinya sendiri sekarang. Mereka yang membuatnya seperti ini, 7 orang baik dengan segala pesonanya. 방탄 소년단.
Tania tersenyum sesaat ketika mengingat kejadian itu kembali, dia bodoh dengan berpikir bahwa semuanya akan selesai jika dirinya tiada. Ucapan Wina saat itu yang selalu menguatkannya.
"Idup lo itu berharga, lebih dari apapun di dunia ini. Percaya deh, suatu saat lo bakal tau betapa bersyukurnya lo jadi diri lo sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Win
Teen FictionOke, gue terima. Tapi, kalo dalam seminggu lo gabisa bikin gue jatuh hati sama lo, kita udahan. -Winasya Annami. Bodo amat soal satu minggu, lambat laun lo bakal jadi milik gue, Win. Dan ada waktunya gue berhenti ngejar lo, dan disaat itu pula lo ya...