*Note: kalimat bercetak miring adalah flashback
Selamat membaca...
.
.
Hari ini adalah jadwal mingguan Jaehyun melakukan konseling. Kata Taeyong, jika hasilnya bagus ia bisa secepatnya kembali menjalani aktifitasnya di dunia hiburan.
Tapi Jaehyun yakin hasilnya cukup baik. Pasalnya sudah seminggu ini tidurnya nyenyak, tak mengalami halusinasi atau kepanikan tak pendasar yang biasa terjadi sebelum menjalani pengobatan.
"Jay, aku menumpang sampai perempatan depan ya, mobilku masih di service" kata Wook yang juga sudah rapi hari ini, entah mau kemana manusia satu itu, tak seperti biasanya semangat begitu.
Jaehyun memperhatikan penampilan Wook dari ujung kepala sampai kaki, trus balik lagi dari kaki sampai kepala. Menggeleng pelan karena –sungguh- tumben sekali kawannya itu rapi bak seorang yang mau ken-
"hooo mau kencan ya?" tebak Jaehyun seraya memasang tampang menyebalkan dengan alis yang dinaik turunkan.
Wook gelagapan, "si-siapa yang kencan" jawabnya dengan sepasang mata menatap kesembarang arah asal tidak melihat Jaehyun. Tak ketinggalan semburat merah di pipi yang membuat tampangnya semakin menjijikkan di mata sahabatnya.
"siapa?"
"apa?"
"perempuan yang tidak beruntung itu" jawab Jaehyun lantas mendapat pelototan tak terima dari Wook.
"dia seorang paramedis" aku Wook pada akhirnya. Tidak ada gunanya menyembunyikan sesuatu dari Jaehyun yang sudah bersahabat dengannya sejak JHS. Begitu pula sebaliknya.
Jaehyun makin antusias mendengarnya, "kerja di r.s man- heh, mau kemana kau! Jangan kabur!" Jaehyun buru-buru menyambar kunci mobilnya diatas meja nakas dan berlari mengejar Wook karena masih kepo akan sosok teman kencan sahabatnya itu.
.
Berangkat kerja lebih pagi dari biasanya membuat Taeyong harus bagun pagi-pagi sekali guna menyiapkan sarapan sekaligus bekal makan siang. Ia tidak suka makan di kantin r.s karena membuang banyak waktu hanya untuk mengantri.
Taeyong memanaskan motor besarnya selama 5 menit sebelum digunakan. Sambil menunggu ia mengamati basment yang lenggang karena kebanyakan penghuni apartemen sudah pergi bekerja. Rata-rata pekerja kantoran, jadi berangkatnya pagi-pagi sekali. Tidak seperti Taeyong yang memiliki jam kerja tidak menentu karena diberlakukannya shift.
Beberapa saat mengamati, Taeyong menyadari jika mobil mewah yang biasanya terparkir bersisian dengan motornya tidak ada.
"kalau boleh tau mobil itu milik siapa ya?" tanya Taeyong usai melaporkan bahwa ada mobil yang terparkir sembarangan di basment kepada pak Stive.
"mobil itu milik tuan Jung Jaehyun, penghuni apartemen yang tinggal di lantai 6, bersebrangan dengan unit apartemen milik nona"
Taeyong terbelalak. Astaga, Jaehyun kan belum boleh menyetir!
"ya Tuhan" cepat-cepat Taeyong menunggangi kuda besinya, memakai helm, menginjak kopling dan tancap gas menyusul Jaehyun yang diyakini tengah dalam perjalanan menuju r.s, karena pagi ini lelaki Jung itu ada jadwal konsul dengannya.
Jantung Taeyong semakin terpacu cepat ketika didepannya, tepat di perempatan jalan –kalau belok kiri menuju r.s- ramai di kerumuni beberapa warga sipil dan beberapa petugas kepolisian yang memberi garis polisi di sisi kanan jalan. Sementara sebuah mobil ambulans baru saja pergi meninggalkan tempat kerjadian.
Dari ciri-cirinya, sepertinya kecelakaan tunggal.
Taeyong mengendurkan gas-nya perlahan hingga motornya berhenti tepat dibelakang mobil polisi yang mengamankan TKP.
"-ya pak, ini murni kecelakaan tunggal!" kata seorang pria paruh baya yang diyakini Taeyong sebagai saksi mata. Diam-diam Taeyong mendekati polisi yang tengah meminta keterangan saksi.
"Anda bisa jelaskan kronologi kejadiannya?"
"bisa pak. Jadi si pengendara mobil sempat berhenti disana-" sang saksi menunjuk sebuah minimarket yang tak jauh dari TKP, "dia sempat turun, sambil menelphon seseorang. Hanya selang lima menit-an, si pengendara masuk lagi ke mobilnya"
"si pengendara tidak melakukan apapun selain keluar dan menelphon?"
"iya pak... tapi yang aneh, sebelum masuk ke mobil, si pendengara melambaikan tangan menghadap ke sana" sang saksi menujuk sisi perempatan yang lain, "-padahal di sekitar minimarket pada waktu kejadian sedang tidak ada siapapun kecuali orang-orang yang berjalan di trotowar ini termasuk saya" trotowar yang dimaksud sang saksi adalah trotowar di sebrang jalan. Jadi, saksi melihat keseluruhan kejadian sebelum kecelakaan di sebrang jalan.
Tiba-tiba seorang polisi datang menyela, "komandan, keluarga saudara Jung sedang menuju ke r.s" papar polisi itu.
Taeyong berbalik tak mendengarkan percakapan dua polisi itu hingga selesai. Dipikirannya sekarang hanya Jaehyun, Jaehyun dan Jaehyun. Ia harus ke r.s mengecek langsung Jaehyun, khawatir terjadi sesuatu pada pasien sekaligus tetangganya itu.
"komandan! Kami menemukan ini di jok belakang mobil tuan Jung Youngdae" seru polisi yang lain lagi pada atasnnya. Ditangannya terdapat sebuah kantung plastik kecil berisi serbuh putih dan jarum suntik.
Sang komandan menghela nafas, "keluarkan surat perintah penangkapan atas penyalah gunaan obat terlarang!"
"baik!"
.
.
.
TBC
Ide buat nerusin book ini lagi macet, jadi fokus aku ke book sebelah sekalian cari inspirasi + referensi untuk nerusin book ini, karena kaitannya sama gangguan psikis jadi gak bisa ngasal aja tanpa pedoman; meski akunya pun bukan ahli.
Maaf ya yang udah nunggu, maksih juga sama dukungannya. yang udah baca, yang udah vote dan comment apalagi. terimakasih sekali
See you next chap yeorobunnn...
KAMU SEDANG MEMBACA
Smiling (Jaeyong)
Fiksi Penggemarkisah seorang psikiater muda; Lee Taeyong, yang bertetangga dengan seorang idol populer yang menyembunyikan sakit dibalik senyum menawannya. Cast: Jung Jaehyun (NCT) Lee Taeyong(NCT) GS for uke thanks to; mbh google untuk wawasan psikologis yang dib...