BAB 3

335 40 7
                                    

Aku tidak tahu ...
Jiwaku seakan mengenalmu
Takdir mempermainkanku?
Mungkin saja

Hanya saja, kali ini jiwaku telah lelah
Aku tidak mau berpikir, apalagi menerka
Jalani saja

Aku tidak tahu ...
Jiwaku seakan mengenalmu
Apakah harus seperti ini?
Mungkin saja

Hanya saja, saat ini hatiku sudah malas
Aku akan melebur dalam permainan ini
Mencoba mengenali

Aku tidak tahu ...
Jiwaku seakan mengenalmu
Mencoba-coba?
Mungkin saja

Hanya saja, kali ini logikaku merestui
Dan, aku akan berusaha
Merasakan hadirmu di sini

#KeylaKalila

❤❤❤

Aku tidak tau kenapa bisa jadi serumit ini, El menyenderkan kepala di kursi kerjanya. Ibu Siska menelponnya semalam, dengan suara gemetar sangat ketakutan. Ibu Behnaz datang dan sedikit membuat kacau butik, dengan dua pengawal setianya. Meskipun kerugiannya tidak seperti dulu, pengawal setia Ibu Behnaz hanya merusak kabel sound dengan menembaknya, suara tembakannya cukup mengejutkan orang-orang hingga membuatnya berhamburan, mungkin, pelanggan-pelanggan itu tidak akan mau datang ke butik itu lagi, itu kerugiannya.

Dan, laporan Ibu Siska mengenai Ibu Behnaz yang mencari Keyla dan menamparnya, sungguh membuat El frustasi, "Aku yang salah, tidak seharusnya melibatkan wanita bernama Keyla Kalila itu," gumam El penuh penyesalan.

Dia sedikit mengacak rambutnya, seandainya, dia bukan ibu kandungku, rasanya ingin sekali aku melenyapkan Ibu Behnaz, emosinya pagi ini benar-benar hampir membuatnya tak waras.

Entah bagaimana caranya Ibu Behnaz bisa secepat itu mengetahui keberadaan Keyla Kalila, apakah karena dia adalah seorang karyawati di salah satu butik milikku? pikirnya dalam diam.

El menatap layar laptopnya tanpa berkedip. Terlalu terburu-buru memang, ketika menyebutkan nama seseorang, tanpa memikirkan apa akibat setelahnya. Dan sialnya, Keyla memilih untuk berhenti dari pekerjaannya, membuat El semakin menumpuk kesalahan padanya.

Dan, apa yang disarankan Ibu Siska seharusnya El melakukannya, meminta maaf pada Keyla, dan memaksanya untuk kembali bekerja di butik. Tapi, rasanya kaki El terasa berat seperti ada tali yang mengikatnya di kursi ini, enggan untuk bertemu dengan wanita itu.

Tapi, menurut Ibu Siska, wanita bernama Keyla ini membantah ucapan Ibu Behnaz dengan sangat berani, bahkan pistol telah mengarah di dadanya, dan dia tak gentar sedikitpun, ingat El kagum.

El kembali ke alam sadarnya, ketika intercom di meja kerja itu berbunyi dan assistennya meminta waktu untuk bertemu dengannya, untuk membicarakan beberapa hal.

❤❤❤

"Aku sangat ketakutan, pagi itu," kata Anton. Assisten El mulai gugup, berada di ruangan se megah ini, dan hanya berdua dengan si empunya yang terlihat sangat emosi membuat Anton merasakan ketegangan yang tiada tara.

"Baru saja aku memikirkannya, bagaimana bisa Ibu Behnaz secepat itu menemukan Keyla. Dan beberapa menit kemudian pertanyaan itu terjawab sudah," geramnya, wajah El memerah menahankan emosinya.

Anton bercerita bagaimana Ibu Behnaz datang kepadanya dengan membawa dua pengawal berbadan besar dan membawa senjata. Ibu Behnaz memaksa agar mencari tau siapa wanita bernama Keyla Kalila yang disebut-sebut sebagai calon istri El. Anton juga sudah menjelaskan pada Ibu Behnaz dengan hati-hati bahwa El tidak pernah membawa seorang perempuan satu pun. Apalagi sampai menjelasakan bahwa dia sudah memiliki calon istri bernama Keyla Kalila, Anton tidak pernah mengetahui itu.

EL (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang