Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❝Dia buta, dia bisu, dia tuli, namun dia telah menemukanku dalam sepi.❞
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Remaja lelaki itu kini tengah mematut dirinya dihadapan kaca yang seukuran denganya. Beberapa kali mengganti setelan pakaianya, kemudian memangut memerhatika dirinya sendiri.
"Bunda!" Teriaknya kesal, bibir melengkung dan alis merinyitnya tempampang jelas. Ia selalu merasa kurang pas dengan pakaianya hari ini, padahal ia sudah mengganti beberapa kali.
Terdengar derap langkah dari tangga disamping pintu kamarnya. Bundanya menaiki tangga tersebut satu persatu perlahan, bersungut menghadapi putra lelakinya yang kian hari semakin berisik.
"Kenapa sih? Bunda denger kamu dari tadi hentak-hentak kaki dari bawah."
Felix memutar tubuhnya menghadap sang ibunda masih dengan kondisi wajah yang sama, Bundanya yang melihat itu menaikan alisnya bingung.
"Ngapain berantakin lemari, Lix?" Bundanya mengedarkan pandangan mendapati beberapa pasang pakaian anaknya yang tergeletak berantakan baik diatas kasur ataupun dibawah lantai.
Bundanya kini memungut pakaian itu satu persatu dengan sabar, sementara Felix masih cemberut dan mengepalkan kedua tanganya kesal.
"Bunda..." Rengeknya lagi. "Apa, Lix?" Ibu dari anak itu masih merapikan pakaian dihadapanya tanpa memedulikan putranya yang lebih mirip balita yang tidak diberi susu oleh ibunya.
"Felix mau jalan-jalan. Biar ganteng pake yang mana?"
Bundanya kini berhenti dan menatap anak semata wayangnya dengan tatapan bingung.
"Jalan-jalan?" Kemudian Felix mengangguk.
Beberapa detik setelahnya sang empu itu tersenyum dan mengacak rambut Felix. Melihat reaksi Bundanya yang tersenyum dan terkekeh itu membuat Felix merucutkan bibirnya kembali.
