DUA PULUH SATU

16 1 0
                                    

AKU melangkah masuk ke rumah Jason bersama Tuan Smith setelah seharian mengikuti kegiatannya yang sama sekali tidak penting. Dia pergi ke laundry, makan Pad-Thai dan membeli buku Salam Terakhir – Sir Arthur Conan Doyle. Novel Sherlock Holmes. Untuk apa?

Jason tidak ada di rumah. Entah di mana. Aku mengikuti Tuan Smith dan ternyata dia masuk ke kamar Jason. Dia meletakkan novel yang baru ia beli. Wow. Mengejutkan. Kupikir selama ini dia hanya membelikan hadiah untuk wanita-wanita murahan.

Karena Jason tidak ada di rumah, aku tidak tahu harus melakukan apa. Namun, dari pada tidak jelas, aku kembali mengikuti detektif menyebalkan itu.

Dia masuk ke kamarnya. Baru sekali ini aku masuk kamar Tuan Smith. Seratus delapan puluh derajat berbeda dengan kamar Jason yang rapi dan bersih. Di sini banyak barang tercecer di mana-mana. Kertas-kertas berserakan di meja, di sampingnya ada asbak penuh puntung rokok.
Aku masuk, perlahan-lahan dan terkejut menemukan jurnal Jason – TERSANGKA ada di meja kerja Tuan Smith. Kenapa bisa ada di sini? Lelaki tua ini mencurinya? Wah. Jason pasti marah besar.

Kenapa Tuan Smith mengambil jurnal Jason? Apakah dia ingin menghentikan penyelidikan "ilegal" Jason? Ah. Bisa saja. Dari awal dia memang tidak mendukung Jason melakukan itu. Sial betul. Jadi detektif ini benar-benar buntu dan memutuskan akan menutup kasusku dengan dugaan bunuh diri? Dia tidak mau pusing-pusing lagi bahkan merampas hipotesis Jason sehingga tidak ada kelanjutan dari kasus ini.

Tuan Smith melepas mantel lalu mengangkat wajahnya. Alisnya bertaut dan bergerak cepat menuju meja kerjanya. Aku minggir karena gerakannya bagai dikejar puting beliung. Dia gelisah, mengacak-acak laci meja.

"Aku yakin ada di sini."

Dia menarik lacinya dan menghamburkan isinya di meja. Tidak ketemu. Tidak ada apa-apa selain kertas-kertas tidak berguna dan jelas-jelas bukan itu yang dia cari. Dia membuka lemari kaca di belakangnya, mengobrak-abrik isinya, tapi tidak ada juga.

Apa yang sedang dia cari?

Aku menemukan Foto Phil di antara kertas-kertas tidak berguna dari lacinya. Di atas foto itu ada catatan kecil : Ayah tiri Nadya, penyebab depresi, tersangka 1.

Jadi selama ini Tuan Smith – detektif terkenal di Beverly mencurigai Phil juga. Sudah kuduga! Phil memang patut dicurigai. Lagi pula memang dia pelakunya kok. Aku hanya tidak tahu bagaimana memberitahunya pada orang-orang.

Laci meja jatuh dan menimbulkan suara keras sampai aku berjengit.

Ampun. Dia sedang mencari apa sih?

"Di mana benda sialan itu? Di mana!"

Tuan Smith masih panik mencari sesuatu yang sepertinya amat penting. Aku tidak tahu kalau dia sedang menangani kasus lain selain kasusku. Jika memang dia sedang mencari sesuatu yang penting untuk sebuah kasus yang ditanganinya – yang mungkin adalah kasusku, berarti aku harus terlibat dalam ini. Apa yang sedang dia cari?

"Kalau barang bukti kasus Nadya hilang, aku bisa mampus!"

Oh, tidak! Barang buktiku hilang.

Sekarang aku ikutan panik. Sial. Ceroboh sekali detektif ini! Bagaimana mungkin barang bukti itu hilang?

Aku ikutan mencari, meskipun tiap menyentuh benda, aku tersetrum, tapi aku tidak peduli. Kertas-kertas berterbangan sendiri karena kusentuh. Tuan Smith menoleh dan keheranan.

Aku berhenti. Dia diam sejenak, tapi akhirnya tidak peduli. Dia melanjutkan aktifitasnya mencari barang itu. Barang bukti kasusku. Retty-Tetty. Aku juga sebenarnya tidak tahu seperti apa bentuknya, karena itu sudah kukunyah dan masuk ke dalam tubuhku waktu itu, tapi pasti ada keterangan tulisan namaku – Nadya Anderson, barang bukti atau apalah, tapi aku tidak menemukan apa-apa.

Tanganku sakit sekali. Benda itu belum ketemu. Tuan Smith juga sudah putus asa.

Pasti ada yang mencurinya. Tidak mungkin benda itu tiba-tiba lenyap. Lagian kenapa tidak disimpan di tempat aman saja sih? Brankas misalnya? Atau diamankan di kantor polisi. Kenapa harus disimpan di sini?

Tunggu. Tunggu. Jika benar benda itu dicuri, yang mencurinya pasti seseorang yang punya campur tangan dengan kasus ini. Dia mau menghilangkan barang bukti!

Aku menoleh Tuan Smith. Dia menemukan sesuatu yang lain, jelas bukan sesuatu yang dia cari, tapi dia keheranan melihat benda itu. Sebuah besi sabuk bertuliskan : Miami.

.

.

.

RILIS SETIAP HARI SENIN

Dapatkan Dielive versi cetak di nulisbuku.com! ;)

DieliveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang