Bagian 3
Hari pertunangan Niel dan Alea tiba. Acara ini hanya diadakan di rumah keluarga Christon dan hanya mengadakan acara makan malam biasa.
Alea terlihat sangat cantik dan anggun dengan tubuh rampingnya yang terbalut gaun terusan yang panjangnya sebatas 5 centi di atas lutut, menampakkan kaki putih jenjangnya. Rambutnya ia biarkan tergerai. Tidak lupa memoles wajahnya dengan make up tipis yang terkesan natural di wajahnya. Benar-benar anggun.
Niel pun tidak kalah terlihat tampan dengan kemeja berwarna senada dengan gaun Alea, Biru pastel. Dilapis oleh jas hitam yang membuatnya terlihat berwibawa sebagai pria lajang berumur 27 tahun.
Niel tidak melepaskan pandangannya ke arah depan, memandang makhluk ciptaan Tuhan yang amat cantik dan berani bernama Aleanore G. Willem. Alea yang merasa diperhatikan berdecak kesal karena risih.
"Bisa tidak, alihkan matamu ke arah makanmu saja? Aku tahu aku cantik. Tidak perlu kau pandangi terus!!" Celutuk Alea setengah berbisik.
"Tidak bisa. Akan sangat di sayangkan jika aku mengalihkan pandanganku dari wajah cantikmu itu." Balas Niel dengan mengedipkan sebelah matanya. Menyebalkan!!
"Dasar pria gila!!" Desis Alea pelan.
"Aku mendengarmu, Sayang." Kata Niel. Entah sudah berapa kali Niel mendengar Alea mengatainya gila. Tapi Niel tidak memasalkan itu, baginya sangat menyenangkan melihat wajah gadis di depannya ini kesal.
Alea tidak ingin memperpanjang. Berusaha menahan kekesalannya dan melanjutkan makannya yang sempat tertunda karena meladeni Niel.
Selesai makan malam, waktunya Niel dan Alea bertukar cincin. Acara sakral ini tidak lepas dari bidikan kamera dari Tn. Christon. Tidak ingin menyiakan momen putra satu-satunya sebentar lagi melepas masa lajang. Sedikit berlebihan memang menurut Niel, tapi mampu membuat Niel sedikit tersentuh. Tapi momen menyentuh itu tidak bertahan lama karena keluar sudah sisi menyebalkan dari seorang tuan besar Christon. Seperti sekarang contohnya.
"Niel, Kau terlalu capat memasang cincinnya. Ulang!! Daddy tidak sempat memotret!"
Niel menghela nafas berat, dengan terpaksa menarik kembali cincin yang sudah terpasang di jari manis Alea dan memasangnya ulang.
"Nah sekarang Alea yang memasangkan cincin kepada Niel" Ucap Ny.Christon.
Sepertinya Tn dan Ny Christon sangat bersemangat dengan acara pertunangan putranya. Tn dan Ny Willem sendiri sesekali tertawa melihat sahabat-sahabatnya sesekali merecoki Niel dan Alea.
Alea melakukan apa yang diucapkan Nyonya besar Christon dengan wajah datar.
"Aleanore! Senyum sayang." Tegur Ny. Willem kepada putrinya.
Alea berusaha tersenyum. Dengan terpaksa tentunya. Kemudian memasangkan cincin di jari manis Niel.
Alea menghela nafas lega, ia pikir setelah ini akan langsung pulang dan tidur. Ia sangat lelah. Tapi ternyata acara ini tidak sampai disitu.
"Ayo, kita foto bersama!" Ucapan Tn. Christon membuat Alea tersadar. Acara malam ini akan butuh waktu panjang.
Kedua keluarga berfoto bersama menghabiskan waktu lima belas menit lamanya. Alea sudah sangat lelah karena berganti-ganti posisi dan tersenyum paksa di hadapan kamera. Ketahuilah, Alea tidak suka berfoto.
Niel menyadari Alea yang terus-terusan menghela nafas, kemudian membawa pergi Alea ke halaman belakang rumahnya. Meninggalkan kedua orangtua yang masih sibuk melihat-lihat hasil foto mereka.
Alea mengikuti Niel yang menarik tangannya tanpa protes. Di halaman belakang mereka tidak saling bicara selama beberapa menit. Diam dengan pikiran masing-masing.
Alea menatap Niel yang berada disampingnya, "Apa alasanmu setuju?" Tanya Alea membuka suara.
Niel menoleh ke arah Alea. Mata mereka saling bertubrukan. Niel melihat jelas mata itu, sedih, kecewa, pasrah.
"Setuju apa?" Tanya Niel.
Alea berpaling memandang ke depan, taman kecil milik keluarga Niel. "Perjodohan ini." Jawab Alea.
Niel mengangkat bahu, "Entahlah. Aku tidak punya alasan." Jawab Niel. Dia benar-benar tidak tahu alasannya untuk menerima perjodohannya. Ia biasanya selalu menolak di jodohkan orang tuanya tapi kali ini Niel seperti tidak mampu untuk menolak, entah karena apa. Niel sendiri tidak tahu.
Alea mengerutkan dahinya mendengar jawaban Niel. Kembali menatap ke arah Niel.
"Bagaimana denganmu?" Tanya Niel balik.
Alea menghela nafas, kemudian menjawab, "Aku tidak ingin mengecewakan keluarga ku. Dan berusaha untuk ber-
Alea tidak meneruskan ucapannya, menganggap kalimatnya sudah selesai.
"Apa?" Tanya Niel.
"Tidak. Lupakan"
"Apa kau masih mencintai sahabatmu itu?" Tanya Niel yang membuat Akea terkejut bukan main.
"Ma-maksudmu? Ba-bagaimana ka-kau.
"Kau gagap?" Goda Niel.
"Aku tahu kau mencintai sahabatmu, tapi bisakah kau lupakan dia dan berusaha membuka hatimu untukku?" Tambah Niel. Seketika Niel baru menyadari apa yang telah diucapkannya. Kau gila Niel!! Kau baru saja memohon kepada wanita. Stupid!!
"Ah tidak. Lupakan, aku tidak bermaksud." Niel mengoreksi.
Alea tidak bicara apapun, mereka kembali diam. Mereka kembali sibuk dengan pikiran masing-masing. Sampai seseorang memanggil mereka.
"HEI KALIAN BERDUA!!"
Suara itu datang dari dalam rumah, membuat kedua orang yang masih diam menoleh secara bersamaan ke arah suara.
"Cepat masuk!! Di luar dingin, sepertinya akan hujan." Sambung Ny. Christon.
Niel dan Alea segera masuk tanpa suara. Sebelum itu Ny. Christon mencegat Alea, "Alea, saya ingin bicara sebentar dengan kamu. Bolehkan?" Tanya Ny.Christon. Alea mengangguk dengan ragu. Sementara Niel masuk lebih dulu, tidak ingin ikut campur.
"Ada apa, Tante?" Tanya Alea ketika mereka sudah hanya berdua saja.
"Kok tante? Panggi mommy, sayang. Sebentar lagi kan Alea jadi anak mommy juga." Balas Ny. Christon sambil membelai rambut Alea dengan sayang.
"I..iya tan- eh Mom." Jawab Alea gugup. Ia belum terbiasa memanggi orang lain sebutan mommy.
"Mommy boleh minta sesuatu sama Alea?" Tanya mommy Christin yang membuat Alea binging. Alea lantas mengangguk mengiyakan.
"Mommy minta apapun yang akan terjadi, jangan pernah membenci Niel dan jangan tinggalkan Niel. Meski Niel kadang sangat menyebalkan dan sifat gila kerjanya, ia sangat penyayang. Tidak jauh berbeda dengan daddy nya." Jelas Ny. Christon.
"Dan ketika dia jatuh cinta, dia tidak akan pernah melepaskannya. Mommy mohon sama kamu, buat Niel jatuh cinta kepadamu dan jangan lepaskan dia." Tambah Ny. Christon.
"Maksudnya, Mom? Maaf, Alea masih kurang mengerti."
"Sudah jangan terlalu dipikirkan. Nanti kamu akan merasakannya. Tapi, kalau Niel menyekitimu, bilang pada mommy. Biar mommy yang menghukumnya dan mencekiknya nanti!" Kata Ny. Christon dengan menggebu.
Alea terkekeh sebentar lalu mengangguk. Nyonya Christon sangat pandai membalikkan suasana. Mereka mengakhiri obrolan mereka dan kembali masuk ke dalam menyusul Niel yang sudah berbincang dengan Tn. Willem.
-----------rsdhxyx-----------
25 April 2020
11 : 43 AMDon't forget for comment and vote!!!
Love you ♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance: Hi, Future Wife!!
RomancePerjodohan adalah dalang dari kehancuran sementara. Lalu, dibalik perjodohan itu pula adalah jenjang menuju kebahagiaan abadi. Daniel dan Alea. Dua kutub yang saling berlawanan. Dibalik sikap manisnya, Daniel menyimpan berbagai sifat lain yang tidak...