【 Mystery, Sci-Fi, Psychological 】
"Hanya aku yang terbangun pada pagi hari itu."
Belakangan ini banyak sekali kasus anak-anak yang tidak dapat terbangun dari tidur mereka. Meskipun mereka masih hidup, para dokter menyebut peristiwa tersebut s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lucy~ Lucy~"
Sekilas kudengar tawa laki-laki yang bergema pelan di telingaku. Laki-laki tersebut terus memanggil namaku dengan ceria seraya beberapa kali tertawa. Namun, aku tidak dapat menemukan sosok laki-laki itu di manapun.
"Lucy, kemarilah~"
Kurasakan genggaman tangan meraih pergelangan tanganku dari belakang. Dan saat aku berbalik, kulihat sosok gadis yang belum sempat kulihat wajahnya itu berpenampilan cukup berantakan.
Apa ini?Hatiku tiba-tiba terasa begitu sakit. Emosiku bercampur aduk, seakan itu bisa meluap kapan saja. Dan emosi paling besar yang kurasakan saat aku melihat gadis itu adalah...
Kemarahannya yang begitu besar hingga dapat kurasakan juga.
𖦹𖦹𖦹
"Lucy? Lucy!"
Lucy bergeming sesaat Valen berhasil membuyarkan lamunannya.
"Kenapa kamu menangis?" tanya Valen.
"Apa?" Lucy mengusap ujung matanya yang basah dengan punggung tangannya.
"Oh, sepertinya... aku hanya mengantuk?" ujar Lucy.
Mengantuk saat sedang tidur? Yang benar saja.
Lucy, Leon, Valen, Isa, dan Naomi akhirnya tiba di mimpi berikutnya setelah menaiki lift. Kelimanya tiba di sebuah tempat yang penuh dengan makanan dan minuman, serta barang-barang lainnya. Tempat tersebut adalah supermarket dengan lampu yang sedikit redup.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.