CHAPTER 1

152 4 4
                                    

"Welcome to Incheon International Airport, now currently time......."

Senja mengucek kedua belah matanya, 7 jam perjalanan benar-benar melelahkan baginya, ini merupakan penerbangan terjauhnya, selama ini ia hanya sering bolak-balik singapura Indonesia yang hanya memakan 1 jam perjalanan, dan sekarang? Indonesia-Korea benar-benar membosankan berada di pesawat selama berjam-jam.

Kamera SLRnya sudah tergantung di leher, ia merapikan rambut curlynya yang sedikit berantakan karena tidur tadi, dan juga kemeja  kotak-kotak yang melapisi kaos putih tipisnya. Tak lupa ia memakai topi  rajutnya yang berwarna kecoklatan. Ia lihat sekelilingnya sudah banyak orang-orang yang berlalu untuk turun, beberapa menit yang lalu pesawat telah sempurna mendarat. Ia mengambil ransel cokelatnya dari kabin pesawat. Sebelum beranjak ke pintu, tak lupa ia menjepret beberapa foto di dalam pesawat, dan memekik senang ketika melihat hasilnya yang hanya berisi kursi-kursi pesawat yang kosong.

Ia memandang sekitar dengan takjub setelah keluar dari pesawat. "Yeah SSEEEEOOOOOUUULLLL, i'm here!" Dengan kekanak-kanakan ia melompat-lompat senang. Tidak memedulikan orang-orang sekitar  yang memandanginya dengan bingung. Tak lupa ia menjepret beberapa gambar disekitar landasan pesawat.

"Indonesia?" tanya petugas imigrasi bandara begitu melihat paspor Senja, "Kau warga negara Indonesia?" tanyanya lagi dan melihat Senja dari atas kepala hingga kaki.

"Ne. Waeyo?[1]" Senja sudah lumayan fasih berbicara bahasa korea setelah secara intensif dua tahun memperlajarinya.

"Animida[2], tetapi wajahmu tidak seperti wajah orang Indonesia."

Senja meniup poninya pertanda ia mulai gusar. "Apakah itu menjadi sangat penting, hah? Cepat pasporku." Senja sudah tidak peduli dengan tata bahasa yang selama ini selalu di katakan oleh guru bahasanya. Terkadang kau tidak perlu bertindak sopan pada orang yang menyebalkan seperti itu, gerutunya dalam hati.

Setelah Senja keluar dari pintu kedatangan luar negeri, dengan koper besar hijaunya ia berhenti dan 'jepret.. jepret.. jepret' tidak rela melewatkan setiap detik momen berharga yang ada di bandara ia mengabadikannya dalam kameranya. Setelah melihat hasil jepretannya ia kembali tertawa senang.

Senja melihat sekelilingnya, melihat papan nama yang mungkin saja bertuliskan namanya, beberapa saat kemudian ia melihat seorang laki-laki paruh baya dengan kertas putih berukuran besar  bertuliskan nama SENJA besar-besar. Ia tersenyum kemudian melambai dengan semangat, sangat dirinya.

"Annyeonghaseyo, Senja imnida."[3] Senja membungkuk hormat, laki-laki itu kemudian menurunkan kertas yang sejak tadi di angkatnya.

"Ah, annyeonghaseyo, Senja agasshi, selamat datang di korea." Katanya lembut, mereka kemudian berjalan beriringan menuju tempat parkir.

Setelah koper besar hijaunya masuk kedalam bagasi mobil, Senja baru masuk ke mobil, dia harus memastikan koper kesayangannya itu aman di dalam bagasi. Mobil kemudian melaju dengan lancar keluar dari area bandara. Sepanjang perjalanan Senja tidak henti-hentinya berdecak kagum dengan keindahan kota disekelilingnya, ia juga tak lupa membuka kaca mobil dan mengabadikan banyak gambar yang tentu saja tak akan dia sia-siakan hanya untuk sekedar dilihat.

"Geundae, chogiyo, ahjussi-neun nuguseyo?" tanyanya pada ahjussi yang sejak tadi dengan tenang menyetir.

"Ah mianhamnida[4], saya belum memperkenalkan diri, nama saya Kim Seok." Tuan Kim tersenyum sehingga matanya menghilang seketika,

"Kim ahjussi." Panggil Senja, kemudian 'jepret' dia mengabadikan wajah Tuan Kim yang polos dengan mata kecilnya. "Wah, kau sangat pas di foto ahjussi." Ia melihat hasil jepretannya dan Senja tersenyum dengan manisnya.

LOVE HURTSWhere stories live. Discover now