Tertinggal lukisan kabut kusam
Gumpalan hitam dari tikaman jalan
Dingin mengelupas sukma
Sejenak henti, sebab napas terengah
Puing-puing debu tak ubahnya pilu
Sarayu menyeka peluh
.
Betapa syukur tiada kira
Ketika netra dan jantung merengkuh dalam irama
Lebih lagi, segenggam nafkah dibawanya.
.
[Sragi-Pekalongan, 7 Maret 2020]
KAMU SEDANG MEMBACA
Dialek Rasa
PoetryJika bahasa mampu mengungkap rasa.Maka obrolan singkat kala itu kuanggap rasa yg berbahasa melalui canda.Sementara luka tetap saja menyelinap diantaranya.