Masih tersesat

498 8 0
                                    


" Ohhh.. " refleks ku saat mas Dika tiba-tiba menarik penis nya. Masih dalam keadaan mengacung tagak dia lalu bergerak cepat keluar dari sleeping bag. Tidak tau kapan hujan berhenti , yang jelas sekarang tidak lagi dingin. Bahkan cenderung panas. Akibat pergumulan panas tadi.

" Sini ih , ga gerah emang kamu " ucapnya mengajak ku keluar dari sleeping bag. Tidak bisa di pungkiri , akupun merasa gerah. Meskipun keringat ku tidak sebanyak mas Dika. Menjelaskan bahwa aku memang hampir tidak pernah berolahraga.

Dapat ku lihat sekarang mas Dika sedang menyingkirkan barang-barang yang berserakan. Seperti baju-baju yang berceceran , kompor elektrik dan lain sebagainya. Jangan lupakan penis nya yang masih mengacung tegak itu.

Akhirnya aku pun memutuskan untuk segera keluar dari sleeping bag , seraya berniat duduk di samping mas Dika. Hanya saja tiba-tiba mas Dika menarik ku sehingga aku terduduk di pangkuan nya. Tidak seperti niat ku yang ingin duduk di samping nya.

" Mas! " Ucap ku sedikit keras karena kaget. Dan dia dengan manisnya hanya terkekeh pelan. Menampilkan gingsul yang berperan banyak membuatnya bertambah manis. Dan baru ku sadari hal itu detik ini.

" Jangan banyak gerak , kalo ga gaada ampun buat kamu " Mas Dika bergumam rendah di ceruk leher ku. Aku tidak terlalu memperhatikan , aku mencari keberadaan tas punggung ku.
Begitu ku temukan , segera saja ku ambil tissue. Dapan ku lihat sekarang mas Dika mulai meremas ringan payudara ku.

Ku dongak kan sedikit kepalanya , lalu ku seka keringat nya. Mas Dika hanya tersenyum tipis dan mempererat pelukannya. Tak lupa remasan nya yang semakin kencang.

" Ahh.. " Desah ku bergumam , masih fokus menyeka keringat mas Dika. Mengetahui respon ku mas Dika semakin semangat meremas payudara ku. Memainkannya sesuka hatinya. Memilin , menjilat , kadang juga sedikit menggigit.

" Uhh.. mhh " Nafas ku semakin tak beraturan. Bagaimana pun ini nikmat.

" Ohh.. mas , teruuuss "

" Kamu uda pernah di jilat belom? " Tanya nya memecah keheningan di tengah kening ini.

" Belom pernah , tapi pengenn " jawab ku sedikit manja.

" Mau? " Tanyanya lagi bergumam pelan. Suaranya sedikit teredam oleh payudara ku. Bisa ku lihat dia sedang menjilat gemas payudara ku.

" Mauu! " Jawabku cepat dengan semangat tanpa pikir panjang.

" Tapi mas ga jijik? " Tambah ku sedikit resah. Dan mas Dika masih saja asik dengan payudara ku. Seakan memberi ku ruang untuk berpikir kembali.

Beberapa saat kemudian , mas Dika sudah melepaskan ku dan lalu memindahkan ku untuk berbaring di atas matras dengan bantal sleeping bag yang sudah di lipat sedemikian rupa.

Lalu mas Dika mengambil tissue basah kemudian mulai membersihkan vagina ku. Yang sampai sekarang masih basah. Tidak lupa setelah itu dia bersihkan dengan tissue kering.

Tanpa aba-aba langsung saja mas Dika menunduk dan menjilat vagina ku. Aku refleks mendesah panjang.

" Ohhh.. massh. Ahhh.. " Dapat ku rasakan lidah nya yang kenyal lembut dengan tekstur yang lunak. Dengan sedikit bergelinjang keenakan , ku bangunkan sedikit badan ku. Demi melihat mas Dika menjilat vagina ku. Dengan nikmat nya.

" Ouhh.. mass. Terus ahhh " Tanpa merasa jijik sedikitpun. Seolah menunjukkan , ketakutan ku tadi sama sekali tak berarti.

" Aaahhh.. enakk. Ouh , ohh , ahh.. terus mass " Refleks desahan ku tidak bisa berhenti. Saat tau ternyata dia menambah 2 jarinya masuk ke vagina ku. Dengan masih di tambah sedikit jilatan walaupun agak susah. Sungguh ini nikmat sekali.

Lalu dapat ku rasakan mas Dika menambah jarinya , menjadi 3 jari. Dia lalu bangun , tidak lagi menjilat ku. Dan lalu mulai mengocok vagina ku keras , cepat , memabukkan.

" Ouh.. teruss ah ah ohh ah ah mass.. ouhh" desah ku keenakan tidak bisa berhenti. Dapat ku lihat mas Dika menikmati sekali ekspresi ku.

" Keluarin sayangg " Bisiknya rendah di telingaku sebelum dia mulai mencium ku , dalam. Dan jangan lupa tangannya yang tidak berhenti meremas bergantian payudara ku.

" Cepetin mass.. ah ahh ah ahh ouhh.Terusshh " Semakin keras desahan ku tatkala dapat ku rasakan gelombang kenikmatan itu sebentar lagi sampai.

" Mass.. aouh terus ah hhh oauhh "

" Cepetin mass , ah mau keluarhh "

" Ah ah.. ahh. Ah ahh. Ouhh "

" Keluargh.. keluarr mas ouhh. Ah ahhhh " Desah ku panjang saat merasakan cairan kenikmatan itu keluar. Benar-benar luar biasa rasanya. Hanya dengan jari aku mampu orgasme semenakjupkan itu. Ini benar-benar yang di sebut candu.

" Enak? " Tanya mas Dika seraya menjilati cairan ku. Tidak ada raut jijik dalam wajahnya , justru sebaliknya. Menikmati , sangat menikmati.

" Enak bangett " Jawab ku hampir berbisik karena masih lemas. Dapat ku dengar mas Dika terkekeh. Aku sudah tidak peduli , yang jelas tadi itu enak sekali.

Lalu dapat ku rasakan mas Dika berbaring di sebelahku , kemudian memeluk ku. Hingga tak lama kemudian kantuk menyerang ku.

***

Aku sedikit terusik kala ku rasakan ada tangan yang meremas lembut payudara ku. Di sertai permainan jari di vagina ku. Tak lama kemudian aku terbangun. Sedikit merintih keenakan. Masih belum sadar kalau ternyata ada 1 orang lagi yang berada di tenda ini , selain aku dan mas Dika tentunya.

" Mhh , maaas " erang ku lirih.

" Apa sayang. Oh kamu udah bangun. Hmm , kenalin itu yang lagi colmekin kamu namanya mas Dewa. Salah satu temen ku yang ku ceritain tadi. " Terang mas Dika panjang lebar seraya tetap meremas payudara ku.

Lamat-lamat ku pandangi mas Dewa dari sini , seperti namanya dia pun tak kalah tampan dari para Dewa. Sekarang dia sedang menjilat vagina ku. Hal itu tidak bisa menghalangi mata ku untuk mengagumi wajah elok rupawan nya.

Semakin menambah kenikmatan ini. Sungguh ini di luar dugaan. Tapi aku tidak menyesal sama sekali sudah tersesat seperti ini.

" Ouhh.. enakkk umhh " Desah ku kala mas Dewa ku ketahui menambah jari nya. Dan tak lupa mempercepat kocokan nya. Remasan mas Dika juga semakin menguat. Menambah sensasi nikmat tersendiri untuk ku.

" Enak ga? " Suaranya sangat seksi. Rasanya aku bisa orgasme detik itu juga. Suara adalah salah satu fetish ku.

" Enak banget masss.. ahh ouhh ah hhmmh " jawab ku meracau tak jelas.

" Ouhh.. terusss ah ah ahhh ahh mhh "

Sengaja atau tidak tiba-tiba mas Dewa mencabut jarinya dari vagina ku. Aku refleks menatap nya sayu. Seakan mengirim sinyal bahwa itu menyiksa ku , sangat.

"Sabar " jawabnya seakan paham akan tatapan ku. Tak lupa dia terkekeh pelan. Menambah kesan manis di wajahnya. Dan hal itu memperlihatkan 2 cekungan di pipinya. Sungguh dia tampan sekali.

" Pengen banget emang? Hmm " gumam mas Dika menambahi seraya mencium hampir seluruh wajah ku.

" Huum " jawab ku polos.

Dengan kompak mereka terkekeh geli. Membuat ku refleks mendengus. Merasa di permainkan.

" Iyaiyaa ayo.. jangan ngambek hmm " Kata mas Dika seraya dia tiba-tiba merebahkan diri di samping ku. Aku tidak paham maksudnya.

Lalu tanpa kata , tiba-tiba juga mas Dewa menarik tangan ku mengisyaratkan untuk ku bangun. Dan kemudian mengarahkan ku untuk posisi women on top.

Bless!

Dapat ku rasakan , penis mas Dika sudah masuk ke dalam vagina ku. Rasanya nikmat sekali. Dan lalu , belum sampai hanya disitu. Tiba-tiba ku rasakan ada jari yang mencoba masuk ke dalam anus ku. Seketika aku tau bahwa itu jari mas Dewa.

Dan akupun paham apa yang sebenernya mereka rencanakan. Aku berdebar menunggu nya. Sungguh , akankah akhirnya aku bisa merasakannya. Oh! Sudah lama sekali aku mendambakan di gangbang.

Otw ga gantung.
Tapi harus berkali-kali revisi , soalnya di film bokep biasanya threesome kan posisi pasti berdiri ya. Tapi aku harus muter otak soalnya tempat kejadiannya di tenda , yang sempit dan ga tinggi.
Stay tune guyss🖤

Danger!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang