" Kamu tumben disini "
Dia Danu , junior ku di organisasi kampus. Akhir-akhir ini kita lumayan dekat. Dia bahkan suka berkata kepada yang lain bahwa ingin mulai mendekati ku. Tapi aku yakin itu tidak serius. Jadi tidak ada yang bisa di harapkan." Sepi di kos , mending aku bantu proker (program kerja) mu kan." Ku jawab seadanya. Masih sambil tetap fokus melihat-lihat bahan masakan , siapa tau ada yang kurang. Bagaimanapun aku senior disini.
" Kirain kangen aku "Seperti biasa , dia memulai gombalan nya.
" Pengen banget emang di kangenin? "
Ku tolehkan sedikit kepala ku ke arahnya setelah menimpali pertanyaannya. Tidak lupa menampilkan cengiran lucu ku." Pengenn double N , pake banget lagi "
Dia menjawab sambil tersenyum manis. Ku akui , dia memang manis. Perawakannya tinggi hitam manis. Not bad.
" Yaudah iya kangen ".Berbalik mengecek bahan-bahan makanan aku mulai membelakangi nya lagi.
Yang tidak ku sangka dia sudah berani memulai berkontak fisik dengan ku. Baru kali ini dia berani melakukannya.Setelah mengacak-acak rambut ku , dia beralih maju sedikit duduk di samping ku. Ikut melihat-lihat bahan makanan yang sebenernya hanya sebagai pengalihan.
Saat ini kita sedang berada di kontrakan nya. Kontrakan nya dengan yang lain. Disini tempat para junior ku bernaung. Jadi tidak heran jika aku merasa tidak takut untuk saat ini walaupun cuma ada kami berdua disini. Yang lain belum datang. Ada yang masih di pasar , dekorasi , nyewa alat-alat.. dan lain-lainnya.
" Hujan , dingin ga? Masuk kamar yuk ".
Jangan heran. Organisasi ini berlandaskan kekeluargaan. Walaupun tidak sedikit yang saling cinlok. Tapi berada di satu ruangan sempit hanya dengan lawan jenis sudah sering ku lakukan. Sebatas main game bareng. Bahkan ketiduran bareng juga sering. Dan memang tidak ada yang terjadi." Kamu uda berani modus ya "
Stay cool aku menimpali pertanyaannya." Namanya usaha , udah yuk "
Seraya berdiri tak lupa dia menggenggam tangan ku menuju ke kamar nya. Kamarnya dengan yang lain.
Ada sekitar 8-10 orang yang mengontrak disini , jadi tidak heran kalau 1 kamar diisi 2-3 orang.
Ada 2 kasur busa lumayan tebal. Kita akhirnya memilih duduk di pojokan. Mematikan kipas angin dia akhirnya kembali ke sisi ku dengan jarak yang makin dekat. Aku biasa saja , dengan yang lain pun sudah sering seperti ini. Tidak pernah lebih. Maklum , aku tomboy. Jadi ya sudah biasa." Terus ini kita ngapain disini "
Sambil membuka hp aku bertanya padanya yang dari tadi masih memandang ku. Cukup intens." Kamu maunya apa? "
Intonasi nya yang biasa keras dan agak kasar melembut kali ini. Tidak tau kenapa. Aku tidak memusingkan hal itu." Mm , mau game ah "
Sedikit bergumam akhirnya ku jawab." Hm , mulai "
Sedikit kesal dia menimpali." Ya kan kamu tau akuu "
Cengiran lucu ku , ku keluarkan lagi. Dan dia , merespon dengan cara mencubit hidung mungil ku." Terus kalo kamu ng-game , aku ngapain? "
Berhenti menatap ku dia beralih membuka hp nya." Kamu , maunya apa ? "
Ku jawab sama persis dengan jawabannya beberapa saat yang lalu. Terukir senyum manis di wajahnya , sebelum kemudian mendekatkan diri untuk berbisik di telingaku.. " Mau kamu ".
Lalu di akhiri senyum yang semakin manis." Emang mau di apain? "
Ku makan umpannya kali ini." Mau peluk , mempung ujan. Dingin "
Tak melunturkan sedikit pun senyumnya dia menimpali." Modus dih ". Tak ayal tetapi tangan ku yang tidak memegang hp mulai berani merangkul tangannya. Tidak tau , anggap saja karena hujan.
Semakin melebarkan senyum dia merespon rangkulan ku dengan cara memeluk ku dari belakang.Aku cukup kaget awalnya , tapi ku pikir tidak terlalu buruk. Kecuali posisi kami yang sedang di pojokan , di tambah sekarang aku menghadap tembok fokus bermain game. Tapi tidak apa-apa , ini cukup nyaman.
.
Setengah jam berlalu , masih di posisi yang sama. Di tambah usapannya di rambut ku menambah kesan nyaman moment kali ini." Ngantuk ga , tidur yuk "
Menyadari game ku sudah selesai untuk 1 permainan dia bertanya padaku.
Tidak ku jawab , tapi aku mulai meletakkan hp ku dan melepaskan pelukan nyamannya dan mulai memposisikan diri senyaman mungkin bersiap tidur.Ini sudah sore , tadi kata junior ku yang sedang ke pasar memang banyak penjual yang sudah tutup. Tidak bisa seramai tadi pagi , jadi mengharuskan mereka untuk membeli ke pasar yang lain. Di tambah hujan , makin susahlah mereka untuk beranjak. Sehingga kontrakan saat ini masih sepi. Masih hanya ada kita berdua.
Setelah mendapatkan posisi yang nyaman , aku berbalik badan menatap ke arahnya.
" Matiin lampunya ya , gabisa tidur kalo terang "
Menganggukkan kepala , dia mulai berjalan ke arah saklar lampu. Tidak tau kenapa , dia juga sekaligus mengunci pintu. Aku tidak bertanya. Dan tidak memusingkan hal itu.Tidak sadar , dia sudah kembali di samping ku. Dan mulai memeluk ku lagi , lebih posesif.
Sebelum benar-benar terlelap , tidak sadar aku mulai memainkan dada bidangnya dengan jari telunjuk ku. Membuat pola abstrak." Geli ah " merasa terganggu dia membuka matanya. Mengambil jari ku yang usil dan malah di cium nya. Sambil bergumam 'Nakal'.
Ku ambil tangan ku yang masih di ciuminya dan beralih mulai memeluk lehernya , berani.
Tidak ku sangka , dia tiba-tiba mencium ku.
Hanya di tempel , tidak di kecup atau di lumat. Melihat respon ku yang hanya diam tidak menolak , dia mulai menggerakkan bibirnya.Sebenernya sedikit kaget , tapi aku sudah memperkirakan ini dari awal. Sedikit terlena aku ikut menggerakkan bibir ku mengikat alurnya.
Ternyata dia lebih berani , tangan nya yang semula memeluk ku mulai berani masuk ke dalam kaos kebesaran ku. Dengan gesit melepaskan kaitan bra-ku. Dan hanya dalam hitungan detik dia sudah menangkup payudara 36B ku." Ahh " desah ku kala dia mulai meremas payudara ku.
Melepaskan pagutan kami , dia beralih memposisikan dirinya di atas ku. Masih dengan satu tangan yang meremas payudara ku , tangannya yang lain mulai meyibak kaos ku.Terpampang lah payudara sedang ku. Langsung saja dia melumatnya , tanpa menyentuh ujung nya. Ini cukup menyiksa.
" Mmhh ahh " tidak bisa berhenti aku terus mendesah sambil meremas rambutnya. Menekannya untuk semakin dalam melahap payudara ku.
" Dhann.. ahh " Tersiksa aku menyebut namanya.
" Apa sayangg.. " berhenti sebentar untuk menimpali ucapan ku dia menyengir lucu , menyebalkan." Ituuhhh.. ahh "
" Hmm "
" Pleaseee "Merengek aku tidak kuat menahan nya.
Dan tiba-tiba plup! Dia melahap habis payudara ku. Lidah nya yang sedikit kasar mengenai ujung payudara ku. Menambah kesan tersendiri untuk ku semakin tak berhenti mendesah kan namanya." Oohhh daannnn "
Cengiran menyebalkan nya di berikan kepada ku sambil masih tetap melahap payudara kiri ku , dan remasan untuk payudara kanan ku.Ini adalah cerita yang dari An another ngeue. Aku memutuskan untuk menjadikan satu aja. Sama-sama ngeue kan intinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Danger!
JugendliteraturJadi ternyata ceritanya emang udah ilang , terus aku lakuin cara yang sama , yaitu install ulang. Abis masih ada terus aku copas ke note , terus upload baru yang ini deh. Dengan judul beda isi sama. Yeay!