Terlambat Menemukanmu #4

22 3 0
                                    

Adalah Siska yang dilihatnya pertama kali ketika Rey membuka mata, Rey memindai sekeliling, ruang UKS.

Memalukan

Rey memukul pelan kepalanya, bisa-bisanya dia pingsan hanya diberi senyuman manis oleh seorang gadis

Apaan sih Rey, norak banget tahu gak. Kaya gak pernah lihat gadis cantik aja

Ehh tapi ini benar-benar cantik. Serius.

Kalau tidak secantik itu, ngapain juga Rey sampai pingsan segala.
Sanggahnya dalam hati

"Kamu kenapa Rey? Kepala kamu Sakit?
Siska menghampirinya terdengar khawatir

"Gak papa koq, Rafli kemana? " Rey menanyakan sahabatnya itu
"Koq kamu sendirian?"

"Rafli baru aja keluar, mau beli minum katanya. Kamu mau minum juga? Aku ambilin ya"

"Enggak koq"

"Eh eh kamu mau kemana, udah istirahat aja. Kamu sakit Rey"

Haha... Sakit apanya?
Fikir Rey
Hanya jantungnya yang Rey rasa agak sakit, tapi itu tadi saat melihat gadis itu. Sekarang sakit itu tidak terasa

"Aku mau ke kamar mandi, gak usah ngikutin. Bisa sendiri"
Rey sebenarnya risih dengan kehadiran Siska, tapi Rey tidak mungkin menjauhi Siska. Karena mereka berawal dari pertemanan. Hanya saja, Rey semakin risih saat tahu kalau Siska menyukainya. Dan sikap yang Siska tunjukkan padanya agak berlebihan.

Rey berjalan ke luar UKS. Terlihat Rafli berlari ke arahnya dari kantin
"Rey, lo kenapa sih? Sakit? " tanya Rafli dengan melingkarkan tangan di pundaknya

Rey menghempaskan tangan sahabatnya itu

"Ahh elah,,, mahram ini" dan Rafli kembali melingkarkan tangannya
"Kenapa sih? Tadi pagi gue lihat lo baik-baik aja koq. Gak kelihatan sakit. Terakhir gue lihat lo berjalan ke lapangan memberi arahan sama yang lomba gambar terus lo terpaku sama adik kelas can... "

Rey membekam mulut Rafli yang terus saja bicara itu
"Bawel lo"

"Ohh,, lo terpesona"

"Apaan sih" Rey memutarkan tangannya ke kepala Rafli, memelintirnya

"Saking terpesonanya, sampai lo pingsan. Ha ha ha ha"
"Aw aw,,, sakit Rey, lepasin gak lo. Haha"
Rafli mengaduh kesakitan karena Rey mengencangkan belitan di lehernya

Rey melepaskan belitan tangannya
"Udah, jangan dibahas lagi"

"Bener kan tebakan gue" Rafli belum puas menggoda rupanya
"Lo jatuh cinta kan sama dia? Ck ck ck,,, sayangnya karena lo keburu pingsan jadi lo gak lihat dia nyanyi. Bagus bangeet bro"

"Lo goda gue kan?" tanya Rey tak percaya

"Beneran, dia sampai menang juara bakat nyanyi tadi. Suaranya adem bangeet, kayanya dia berpotensi buat jadi saingannya Nisa Sabyan. Lo sih gak elok banget sampai pingsan segala. Padahal kan.."

"Beneran suaranya bagus?" Rey mulai tertarik

"Beneran,,, lembut bangeeet dehh, meleleh gue tuh..."

"Salah orang kali lo, murid baru kan banyak"

"Ah elahh, gak percayaan banget sih lo sama sohib sendiri. Mau gue tunjukin yang mana ceweknya?

***

"Hanna!"
Teriak Rafli pada sekumpulan murid baru perempuan. Rupanya Rafli benar-benar membuktikan ucapannya. Dan itu sukses membuat Rey kelimpungan

Mati aku

"Raf, ngapain sih. Udahlah gak usah, gue malu tahu gak" Rey mencoba menarik tangan Rafli menjauh

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TERLAMBAT MENEMUKANMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang