2. His Name

1.4K 236 38
                                    

Do you believe in love at first sight? You won't believe it if you don't experience it yourself.

_____

Pria tampan itu membuka kelopak matanya. Dia mengerang lalu memijat kepalanya yang masih berdenyut. Kesadaran pria tampan itu belum pulih sepenuhnya, sesekali dia menutup matanya lagi untuk mengurangi rasa sakit. Namun tak lama kemudian pria tampan itu bangkit dengan wajah yang terkejut, matanya mengitari berbagai sudut ruangan yang sangat asing untuknya.

Pria itu memejamkan matanya, mencoba mengingat semuanya. Pria itu mencari alasan mengapa dia bisa berada di sebuah flat kecil yang entah siapa pemiliknya. Flat ini memang kecil, namun entah mengapa terasa sangat nyaman dengan barang-barang yang tertata dengan rapi. Dapat dia simpulkan jika flat ini milik seorang wanita.

Pria itu bangkit dari ranjang, membuka jendela yang berada di sekitarnya. Cahaya matahari masuk ke dalam kamar ketika dia menyibak gorden berwarna putih. Pria itu kembali duduk, merasakan kepalanya yang kian berdenyut. Mungkin ini adalah efek semalam dia mabuk berat. Bahkan pria itu tidak ingat dimana letak mobil mewahnya.

Tak lama kemudian pria itu tersentak ketika pintu ruangan di buka dengan menampilkan sosok wanita yang membawa sebuah kantong plastik. Ekspresi wanita itu sama terkejutnya, ia menyimpan plastik berisi makanan lalu berjalan menghampiri pria itu.

"Kau sudah bangun?" tanya Jisoo.

Pria itu mengernyitkan dahinya. "Kau siapa?"

Jisoo mendudukkan tubuhnya di samping pria asing itu, wanita cantik itu menatapnya sekilas. "Kau tidak mengingatku?"

Pria itu menggeleng tanpa rasa bersalah. "Tidak, aku tidak mengingatmu."

"Aku adalah pelayan cafe yang kemarin tidak sengaja menumpahkan americano pada kemejamu," Jisoo menghela napasnya sejenak. "Dan kau adalah pria yang kemarin memarahiku."

Ya, pria itu mulai mengingat wanita cantik yang berada di sampingnya. Wanita ini benar-benar pelayan cafe yang kemarin menjadi sasaran kemarahannya. Namun pria itu sungguh tidak mengingat alasan mengapa dia bisa berada di flat milik wanita tersebut, dia mengedarkan pandangannya sejenak sebelum berbicara.

"Lalu mengapa aku ada di sini?"

Jisoo mendengus pelan.

"Kau tidak mengingatnya lagi, Tuan?" Jisoo memutar bola matanya kesal. "Semalam kau mabuk berat, Tuan. Kau pingsan di pinggir jalan, dan aku tidak mungkin meninggalkanmu begitu saja."

Pria itu menutup matanya, memijat kepalanya yang semakin berdenyut. Ya, dia ingat sekarang. Semalam memang dia mabuk berat lalu menghabiskan waktu di sebuah club hingga tidak ingat apa-apa lagi karena banyak menegak cairan alkohol. Jisoo menatap pria asing di sampingnya, pria itu sepertinya masih belum pulih total.

"Apa kepalamu masih berdenyut?"

Pria itu mengangguk sekilas.

"Aku sudah membelikan obat untukmu, tetapi sebelum itu kau harus sarapan terlebih dahulu."

Jisoo meraih plastik putih yang berisi makanan. Wanita itu memang sengaja keluar dari flatnya sekedar mencari makanan untuk pria asing yang kini berada di sampingnya, Jisoo bahkan harus rela menahan cuaca kota Seoul yang mulai memasuki musim dingin demi pria asing itu. Jisoo menyerahkan makanan tersebut kepada pria itu, namun dia masih terdiam.

"Makanlah, Tuan."

Pria itu tetap terdiam. Dia masih memijat kepalanya lalu menatap kearah Jisoo. "Tolong suapi aku."

Our Struggle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang