Part 4

17 3 0
                                    

"Alex?" Ucap riel tak menyangka.

"Ya ini gua inget kan" ucap alex.

"Lu ngapain sih lepasin ga." ucap riel.

"Tidak semudah itu,santai masih permulaan,keluarga lu belum gua sentuh,iya ga bro" ucap Alex sambil mencolek dagu Riel.

"Hahaha" tawa para komplotan Alex.

"Ga usah macem macem ya" ucap riel meronta ronta.

Bugh

Pukulan yang mendarat di punggung Alex.

"Heh siapa lu?" Ucap Alex,tiba tiba komplotan Alex datang,dan terjadi perkelahian.

Nathan pun segera melepaskan Riel dan membawanya keluar.

"Abisin mereka,terus balik" ucap Nathan,dan pergi meninggalkan mereka.

Setelah mereka keluar, Riel pun memeluk Nathan karna ia benar benar takut,entah kenapa Riel nyaman dekat Nathan.
Nathan membulatkan matanya,tapi cepat cepat ia tutup rasa kagetnya,Riel menangis di pelukan Nathan,sungguh Riel sangat ketakutan,Nathan pun membiarkan Riel menangis di pelukannya untuk beberapa saat.

"Ka makasih ya,kalo ga ada kakak gatau deh gua gimana,gua takut ka bener bener takut" ucap Riel yang masih menangis.

"Udah ya nangisnya,ayo kita pulang" ucap Nathan lembut,sambil menghapus air mata Riel.

Lembut bangett.
-batin riel.

Mereka pun pulang,Riel memegang pinggang Nathan kuat,tak disangka Nathan menarik tangan riel dan dilingkarkan ke pinggangnya.
Entah mengapa Riel merasa nyaman dan tenang berada dekat Nathan.

Tak sengaja Riel melihat sebuah toko ice cream.

"Ka" ucap Riel.

"Hmm" jawab Nathan.

"Boleh mampir ke situ ga?" Ucap Riel sambil menunjuk ke tempat cafe ice cream,Nathan pun meminggirkan motornya.

Mereka pun memasukinya cafe ice cream, Dan duduk di salah satu tempat duduk cafe.

"Ada yang bisa saya bantu mas,mba"  ucap barista.

"Lu mau rasa apa?" Ucap Riel.

"Vanilla" ucap Nathan.

"Coklatnya 5,vanillanya 1" ucap riel,Nathan membulatkan matanya,ia kaget mendengar pernyataan Riel.

"Coklatnya 2 aja" ucap nathan.

"Knp?" Ucap Riel.

"Nanti lu sakit" ucap Nathan.

"Yaudah mba 2 aja" ucap Riel.

Tak lama pesanan mereka pun datang.

"Makasih mba" ucap Riel sambil tersenyum manis.

"Manis" ucap Nathan.

"Makasih ka" ucap Riel tersipu malu.

"Es krim nya" ucap Nathan,yang membuat riel membulatkan matanya,ia yakin pasti pipinya sudah merah seperti kepiting rebus.
Tingkah Riel membuat Nathan menarik sudut bibirnya,dan tersenyum tipis,saking tipisnya sampai tidak terlihat oleh Riel.

Riel pun memakan es krim nya dengan lahap,Nathan yang melihatnya pun hanya menggelengkan kepalanya,seketika Riel melupakan kejadian tadi yang membuatnya takut bukan main.

"Habis" ucap riel,yang membuat Nathan membulatkan matanya,es krim Nathan yang hanya satu saja belum habis Tapi Riel sudah habis duluan.

"Dasar bocah" ucap Nathan sambil mengelap sudut bibir Riel yang belepotan karna es krim,menggunakan tisu.

My Boyfriend Is SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang