Temu

234 29 2
                                    


-tidak ada salahnya berdamai- dengan keadaan

"When You're Looking Like That, Westlife"

Mendengar ucapan seseorang disamping membuatku menengok ke arahnya. Saat aku menengok dia pun menengok ke arahku dan tersenyum. Jarak kita dekat, sungguh waktu seperti berhenti.

"aku lihat ponsel mu menyala" ucapnya lagi. aku tersenyum hangat padanya, ia kembali melihat ke arah depan.

Tak lama bis berhenti di halte perempatan jalan dekat rumahku. Saat aku akan turun laki laki yang berada di samping ku berdiri membiarkan ku lewat.

Hujan mulai reda, aku berjalan menelusuri jalan. Hari ini benar benar melelahkan aku berfikir untuk mampir ke Cafe tempat Rio bekerja, seperti biasa Aku memesan affogato.

"silahkan mba" Rio tersenyum sembari memberikan pesananku.

"ku lihat akhir akhir ini kamu sering melamun, ada apa?" tanyanya.

"bukankah itu biasa"

"jangan terlalu sering melamun, wajahmu terlihat aneh saat melamun" Rio tersenyum menggodaku dan beranjak pergi saat wajahku berubah masam.

Menyebalkan, batinku.

Aku kembali memainkan ponsel, hingga tidak menyadari seseorang yang duduk di dihadapanku.

"Gelato, ekspreso, affogato" ucapan orang dihadapanku membuatku melihat ke arahnya,
Kali ini jantungku berdetak lebih cepat.

Ya tuhan dia manusia atau malaikat, batinku.

"dean" ucapnya seraya mengulurkan tangannya untuk dijabat, Sedangkan aku masih diam memperhatikannya.

Dia menarik kembali tangannya dan tersenyum.

"aku bukan penculik yang mengikutimu kok" ia meminum americano yang terlihat pahit.

"bukan begitu, aku hanya sedikit terkejut" sungguh ini bukan diriku yang biasanya, mengapa aku terdengar gugup, seharusnya aku menjabat tangannya, ah aku terlihat bodoh.

Dia beranjak saat pelayan Cafe memanggil nya.
Sebelum pergi mengambil pesanannya ia tersenyum dan berkata.

"senang bertemu dengan mu"

Aku benar benar heran mengapa hari ini selalu bertemu dengannya, padahal saat aku turun dari bis ia tidak ikut turun. Dia sedikit aneh tapi sepertinya ia baik, kenapa aku jadi memikirkan nya.

___

Sebelum matahari tenggelam aku kembali kerumah, setibanya di rumah aku melihat seseorang di depan pagar rumahku. Saat aku mendekatinya, dengan cepat ia mengendarai motornya seperti maling yang tertangkap basah.

Saat aku akan masuk, pintu rumahku masih terkunci. Ku pikir orang tadi teman devan, tapi di rumah sepi dan tidak ada sepatu yang menandakan orang di dalam rumah.

Lalu siapa laki laki tadi? Batinku. Aku menepis pikiran negatif ku dan beranjak ke kamar.

Rumah ini benar benar sepi, seperti tidak ada kehidupan. Terkadang aku merasa iri saat main ke rumah hana yang riuh akan canda tawa hangat keluarga nya. Jika bisa aku meminta satu permohonan, mungkin aku akan memohon untuk bisa terus bersama keluarga ku tanpa jarak dan waktu.

hujan menyelimuti kota pagi ini, aku terbangun dan melihat jam menunjukan pukul delapan. Aku beranjak menuju kamar mandi dan bersiap untuk sarapan. Hari ini memang bukan hari libur, setelah event kemarin aku merasa tidak enak badan.

DEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang