Lan Wangji atau lebih dikenali sebagai Han Guang Jun oleh para junior itu berjalan cepat ke Jingshi setelah mendengar dari Sizhui -anak angkatnya- bahawa pasangan kultivasinya sedang berada di sana dalam keadaan tidak baik baik saja.
Begitu masuk, dirinya langsung mendekat ke arah tempat tidur yang terbaring Wei Wuxian dalam keadaan mata tertutup damai di sana. Tangan seputih saljunya terulur mengusap pipi pucat Wei Wuxian.
"Wei Ying" lirih belahan bibir merah milik Lan Wangji. Wajahnya terlihat datar namun matanya sarat akan kekhawatiran.
Lan Xichen yang memang berada di sana sedari tadi mengukir senyum kecil.
"Wangji, a-Xian pingsan di taman kelinci tadi." Jelas Lan Xichen begitu Lan Wangji memandangnya.
"Siapa yang membawa Wei Ying ke sini xiongzhang?"Lan Wangji.
Lan Xichen tersenyum tanpa ragu mengatakan "Jingyi." Membuat Lan Jingyi yang sedari tadi berada di sana langsung bersembunyi di belakang Lan Sizhui.
"M–maaf saya lancang Han Guang Jun..." Cicit Jingyi namun masih bisa di dengar oleh mereka -Lan Xichen, Lan Wangji dan Lan Sizhui- yang berada di ruang Jingshi milik Lan Wangji itu.
Lan Wangji yang tadi berlutut di sebelah Wei Wuxian kini berdiri menghampiri Lan Jingyi yang sedang tertunduk memejamkan erat matanya seolah bersedia akan menerima hukuman yang akan diberi Han Guang Jun kepadanya kerana sudah lancang menyentuh istri si giok kedua Lan itu dan lancang menceroboh Jingshi.
Puk
Jingyi terkejut.
Tangan kanan Lan Wangji sekarang sedang menepuk lembut pucuk kepalanya.
"Terima kasih." Ucap Lan Wangji dengan nada datar namun diwajahnya ia tersenyum kecil, sangat kecil bertanda ungkapan terima kasihnya kepada Junior Lan itu benar benar tulus.
Lan Xichen dan Lan Sizhui saling melemparkan senyum manis khas masing masing.
Mereka larut dalam hening namun tidak lama kerana Lan Xichen kembali bersuara.
"Wangji, tabib bilang a-Xian sedang hamil." Kata yang sarat akan nada gembira itu Lan Xichen keluarkan membuat sang adik tertegun manakala Lan Sizhui dan Lan Jingyi sendiri tersenyum kecil sambil memandang satu sama lain karna mereka sudah mengetahuinya tadi.
Mata bermanik keemasannya langsung jatuh pada Wei Wuxian yang sedang berbaring damai di atas tempat tidur. Ada sensasi aneh yang menjalar di perut dan dada Lan Wangji, perasaan senang menyelubunginya meski wajahnya tetap datar seperti biasa.
"H–hamil..." Untuk pertama kalinya Lan Xichen dan dua junior Lan itu mendengar seorang Han Guang Jun berlirih gagap.
"Apa kamu senang Wangji?" Tanya Xichen antusias namun masih dalam kawalan ketenangan.
Lan Wangji mengangguk dengan mata berkaca kaca dan pandangan mata keemasannya lembut memandang ke pasangan jiwanya yang terbaring damai di atas tempat tidur.
'Aku sangat senang Wei Ying'
Brakk!
Mereka yang berada di sana kaget dengan suara keras pintu utama Jingshi yang dibuka dengan sepenuh tenaga oleh tetua Lan Qiren.
Bahkan Wei Wuxian yang sedari tadi damai beristirahat di tempat tidur perlahan lahan membuka matanya akibat terganggu dengan suara keras itu.
Giok kembar Lan juga kedua Junior Lan itu menunduk memberi penghormatan.
Sehabis acara penghormatan itu, Lan Wangji langsung mendekati istri manisnya yang sedang terduduk di tempat tidur dengan mata tertutup, satu tangan menyentuh pelipis dan sesekali meringis merasakan kepalanya berdenyut.
"Wei Ying.." pangil Lan Wangji sembari mendudukan diri di sebelah Wei Wuxian.
"Lan Zhan.. apa yang terjadi..?" Tanya Wei Wuxian dan baru kali ini Lan Wangji mendengar lirihan sangat lemah seakan tenaganya habis terkuras dari belahan bibir Wei Yingnya. Tidak seperti kebiasaan Wei Wuxian yang akan terdengar ceria dan penuh semangat walaupun sehabis jatuh dari 30 anak tangga.
"Kau pingsan, istirahatlah." Perintah lembut Lan Wangji yang dituruti Wei Wuxian.
Si giok kedua Lan itu mengambil posisi memeluk tubuh si istri yang lebih kecil darinya, menyandarkan kepala itu ke pundaknya, mengelus lembut belakang kepala si manis, masih dengan posisi kedua mereka yang duduk di atas tempat tidur.
Perlakuan Lan Wangji yang begitu lembut pada istrinya tidak luput dari mata Lan Qiren, Xichen, Sizhui dan Jingyi.
Senyum kecil di bibir masing masing terukir begitu melihat perlakuan sayang Lan Wangji kepada Wei Wuxian kecuali Lan Qiren. Si tua Lan itu hanya memandang tanpa eksperasi.
"Ada apa paman ke sini?" Tanya Xichen perlahan kepada pamannya.
"Apa benar Wei Wuxian hamil?" Lan Qiren balas bertanya dengan datar.
Belum pun sempat membuka mulut ingin menjawab pertanyaan sang paman, ucapan Lan Xichen sudah terpotong oleh suara Wei Wuxian.
"H–hamil..?" Lantas mata bermanik abu abunya menatap penuh harap pada pasangannya, Lan Wangji.
"Lan Zhan... A–aku..."
"Mn, kamu hamil." Meski terdengar datar namun Wei Wuxian bisa melihat manik keemasan Lan Wangji berbinar mengatakan itu, aura si datar juga terlihat seperti dikelilingi bunga.
Tangan putih milik si giok kedua Lan singgah mengusap kepala istri manisnya untuk kesekian kali.
Wei Wuxian tidak bisa menahan rasa senangnya, di sela sela air mata yang jatuh bibirnya mengukir senyum lebar.
Di dalam hati, kalimat 'aku hamil, aku hamil, aku hamil' ia ulang berkali kali meyakinkan dirinya sendiri bahawa dia benar benar sedang mengandung.
Lan Qiren tidak mengatakan apa apa pun namun Xichen bisa merasakan aura lembut serta senang keluar dari Lan Qiren. Giok Lan itu tersenyum kecil,
"Selamat a-Xian, Wangji." Ucap Lan Xichen dengan senyum lebarnya ia berikan khusus untuk adik iparnya Wei Wuxian dan adiknya Lan Wangji.
"Terima kasih Xichen-ge" balas Wei Wuxian sambil tersenyum manakala Lan Wangji hanya mengangguk singkat.
"Selamat Wei qianbei, Han Guang Jun" ucap Lan Jingyi dan Lan Sizhui serentak turut memberi senyum terbaik mereka.
"Aiyaa kalian berdua ini hiks kalian sebentar lagi akan punya adik hiks mendekatlah peluk aku, aku sedang sangat bahagia!" Perintah Wei Wuxian kepada dua junior Lan itu sembari terisak kecil.
Sizhui dan Jingyi memandang Lan Wangji bermaksud meminta persetujuan untuk memeluk istri tercinta si giok kedua Lan itu.
Begitu mendapat persetujuan Sizhui dan Jingyi berhambur ke pelukan senior Wei mereka yang juga merupakan ibu angkat Sizhui, turut merasa bahagia karna mereka tidak lama lagi akan dipanggil gege.
•
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.