Harapan Di Atas Kebodohan

12 1 0
                                    

"entah kenapa sampe sekarang hatiku sulit melantunkan serangkaian cerita ke telingamu". Ujarmu sore itu.

Jujur saja ketika mendengarnya, sekujur tubuhku tertegun dan termangu
Kalimatmu kini amat membekas di relung dan di benak
Aku yang selalu menikmati ketika serangkaian ceritaku sedang bercumbu mesra dengan telingamu
Aku yang selalu meresapi segala jawabanmu walau yang ku ucap bukan sebuah pertanyaan melainkan pernyataan

Ternyata betapa egoisnya aku
Betapa aku begitu memaksa telingamu untuk selalu bekerja keras dengan hariku
Lantas saja hatimu terkunci rapat, jangankan mempersilahkan aku masuk,
Bahkan kalimatmupun tak yakin keluar untuk mengetuk telingaku
Ternyata telingaku teramat asing untuk kau sapa dengan hati

Saat ini aku memang menanam benih perasaan.
Namun ternyata aku hanya menyiraminya dengan pasir kembali.
Sekian lama aku menunggu sebuah tunas akan muncul di hadapanku
Entah itu tunas cinta atau rasa sayang
Namun aku hanya menanamnya jauh lebih dalam lagi
Bahkan kini aku tak yakin, rasanya air yang sekarang mulai aku siram tidak akan sampai selimuti benihnya

Ternyata aku sebodoh ini
Pertahankan ketidak nyamananmu
'Kan ku hentikan pekerjaan telingamu
Biarkan ocehan ini bercumbu sendiri seperti yang gila

Pergilah, biarkan, tinggalkan, lupakan
Karna diluar kamu akan menemukan seseorang yang membuatmu nyaman
Tak' usah diri ini kamu khawatirkan
Aku sudah merelakan tentang harapan diatas kebodohanku sendirian

Tangerang
AriszkyZuhud

•SeratMinorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang