02. TAMAN MAKAM PAHLAWAN
"Aku penasaran tentang apa yang akan terjadi di antara kita bila waktu berjalan lebih
cepat dari semestinya."YUGA
• • •
Yuga berjalan keluar rumah setelah mengenakan celana training serta kaos oblong, kemudian melakukan pemanasan untuk merenggangkan otot-otot yang kaku dan mengatur napas perlahan. Hari ini adalah Minggu, di mana kegiatan Yuga ketika pagi tiba adalah joging ke Taman Makam Pahlawan di kawasan Jakarta Selatan.
Awalnya, dia ingin mengajak Yunru untuk menemani. Seperti biasa, mengobrol ngalor-ngidul atau bahkan balapan lari siapa yang lebih cepat sampai sana. Namun, setelah mengingat-ingat kejadian minggu kemarin, ketika dia menemukan bekas bubur di pinggir mulut Yunru, Yuga mengurungkan niatnya untuk memilih opsi terakhir.
Lagipula, saat ini Yunru sedang sibuk menjadi ayah rumah tangga. Tadi, setelah selesai melaksanakan salat subuh, dia melihat Ayahnya tengah mencuci piring. Ada juga setumpuk pakaian dekat kamar mandi untuk dicuci. Setelahnya, tidak lupa memasak nasi beserta lauk dan memberi makan peliharaan keluarga sambil mencak-mencak menanyakan kabar istrinya yang belum juga pulang setelah dua minggu karena urusan pekerjaan.
Yuga tertawa kala melihat Ayahnya terkadang belingsatan sendiri mana yang ingin dikerjakan terlebih dahulu, sampai-sampai dia berjongkok di depan dapur, merokok sambil melamunkan nasibnya. Akhirnya dia pun memutuskan untuk lari pagi seorang diri.
Joging atau lari santai memang sudah menjadi salah satu olahraga tren di kalangan anak muda. Yuga tak menampiknya karena setiap orang memiliki tujuan masing-masing. Ada yang ingin membentuk tubuh, berusaha kurus, atau sekadar mengeluarkan keringat.
Untuknya, ini sudah menjadi kebiasaan dan rutinitas tiap minggu, di mana dia harus berolahraga untuk menjaga kondisi agar tetap fit. Selain itu, tentu saja agar otot-ototnya lebih kencang dan terbentuk.Ngomong-ngomong, kediaman Yuga berjarak cukup jauh dari tempat tujuan, sekitar satu jam sampai satu setengah jam bila berjalan kaki. Sebab itu, dia langsung melakukan joging begitu meninggalkan pekarangan rumah. Tak ada alasan khusus kenapa dia memilih TMP sebagai tujuannya karena memang hanya tempat itulah yang bisa dijadikan objek di sekitaran perkampungan rumahnya.
Selain banyaknya makam pahlawan kemerdekaan yang berjejer rapi, di dalam kompleks makamnya juga terdapat sebuah danau yang sering dijadikan warga setempat untuk bersantai atau sebagai lokasi memancing, dulu.
Yuga terus berlari tanpa menghiraukan tetes keringat yang menghujani tubuh serta tatapan orang-orang lewat yang berdecak kagum. Setelah melewati jembatan layang dan rel kereta api, lelaki itu mengedarkan pandangannya ke kanan dan kiri. Ia lupa entah sejak kapan aktifitas ekonomi dan sosial masyarakat di sekitar area ini mulai tumbuh sampai-sampai sepanjang trotoar dialih fungsikan oleh beberapa pedagang kaki lima untuk menjual barang dagangannya.
Dua jenis dagangan yang selalu melekat adalah tanaman dan durian!
Yuga tersenyum kecut sambil mengolah napasnya.
Apa-apa yang membuatnya heran lagi adalah, kebanyakan orang yang ia temui sedang melakukan joging ke tempat yang sama menggunakan jaket parasut. Memang terlihat modis dan keren, tetapi itu sebenarnya berbahaya lantaran akan mengeluarkan lebih banyak cairan karena panas berlebih serta membuat jantung bekerja ekstra hingga dapat menyebabkan dehidrasi.
Apakah mereka tak tahu?
Yuga paham kalau mereka menggunakannya dengan harapan berat badan akan turun lebih cepat. Namun, justru keringat yang keluar tak sebanding dengan jumlah lemak yang luntur.
KAMU SEDANG MEMBACA
YUGA
Novela Juvenil❝Jadi, tolong tuntun aku menuju gelanggang dikara bahagiamu.❞ Dia Yuga, seorang remaja yang harus hidup karena terlanjur lahir. Menjadi atlet dengan segudang prestasi adalah cita-citanya sejak kecil. Pencapaian yang berhasil diperoleh hingga sekaran...