HAIIIII
JANGAN LUPA YA PENCET BINTANGNYA
KALO MENURUT KALIAN ADA YANG KURANG ATAU APA, KASIH TAU OCHA YA
MAKASIII
HAPPY READING ❤***
Arianna sedang berada di bus menuju rumahnya, dengan earphone yang bertengger di telinganya.
Ketika bus berhenti di depan gang komplek perumahannya, ia lalu turun dari bus.
Sesampainya Arianna di rumahnya, yang Arianna rasakan hanyalah kesunyian.Setiap hari Arianna hanya merasa kesepian . Terkadang ia berpikir untuk apa rumah sebesar ini jika yang ia rasakan hanya kesunyian.
Asisten rumah tangga Arianna menghampiri Ariana "eh si non udah pulang, bibi udah siapin makanan buat non. non mau makan sekarang?"
"Engga deh bi aku nanti aja makannya" jawab Arianna sembari terus berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua.
Setelah Arianna memasuki kamarnya, ia mengunci pintu kamarnya dan ia membaringkan diri di kasurnya.
Arianna menatap langit langit kamarnya yang terdapat bintang bintang dan bulan buatan. Arianna sedang merenungi nasibnya, mengapa hidupnya sesulit ini. Mengapa hidupnya seburuk ini. Hidupnya yang memang sudah buruk di tambah menjadi lebih buruk dengan kedatangan kaka kelas sintingnya itu, Arianna tidak akan membiarkan kaka kelasnya itu masuk kedalam kehidupannya. Tidak akan.
"ih ngapain sih gue pikirin dia! "
Arianna kemutuskan beranjak dari kasurnya dan memasuki kamar mandi, mungkin dengan berendam dengan air hangat tubuh dan pikirannya bisa lebih rileks.
***
Di sisi lain ada Brian yang sedang berada di ruang keluarga bersama mamah, papah dan adiknya. mereka tengah mengobrol santai, berbeda dengan Arianna yang selalu di kelilingin dengan kesunyian, namun Brian selalu di kelilingin oleh orang orang yang menyayanginya.
"ka, gimana sekolah kamu?" tanya papah Brian sambil memegang koran
"biasa aja pah,kaya kemaren kemaren"jawab Brian sembari menjaga adik cewenya yang sudah berumur 5 tahun, nama adik Brian adalah Pricylla jhonson.
"ka kamu jangan terus terusan mainin cewe dong, inget adik kamu cewe loh" sahut mamah Brian yang sedang berjalan sambil membawa kue.
"iya engga mah, aku udah insap ko"
"insap insap, kemaren kemaren juga kamu ngomongnya insap. Tapi apa buktinya kamu besoknya masih aja mainin cewe.
Brian tak menjawab, ia hanya memunjukan sederetan giginya saja.
***
Malam pun datang, di meja makan hanya ada Arianna yang di depannya terdapat makanan. Arianna merasa sendiri, padahal ia masih punya papahnya.
"Bi papah masih belum pulang? "tanya Arianna yang terus menerus melihat ke arah pintu.
"belum non, mungkin bapak sebentar lagi pulang non"
Arianna tahu pasti ia akan mendapat jawaban seperti itu. Arianna pergi menuju kamarnya tanpa kenghabiskan makanannya yang masih banyak.
"non mau kemana? Makanannya di habisin dulu atuh non"teriak asisten rumah tangga Arianna, namun tak Ariana jawab
Arianna tetap melanjutkan jalannya menuju kamar.
Sesampainya di kamar Arianna merebahkan dirinya di kasur, lagi lagi ia merenungi hidupnya yang tak seberuntung hidup orang lain. Tak terasa cairan bening meluncur mulus dari matanya, dengan segera Arianna menghapus air matanya dengan kasar.
Arianna meraih foto di nakas samping kasurnya, ia memeluk foto itu dengan erat sangat erat. "mah, Arianna kangen sma mamah" gumamnya dengan air mata yang meluncur mulus dari matanya.
Ariana terus menangis memeluk foto mendiang mamahnya sambil memejamkan matanya,
Ting
Notifikasi dari ponselnya berbunyi, Arianna mengambil ponselnya yang berada di nakas, ia membuka ponselnya dan ternyata ada pesan dari nomor yang tak di kenal.
For Arianna
Haii AnnaArianna hanya menatap layar ponselnya tanpa berniat membalasnya. Arianna meletakkan ponselnya di nakas kembali dan memejamkan matanya dengan tangan yang setia memeluk foto mendiang mamahnya. Dan tak lama Arianna memasuki alam mimpinya.
***
HAIII READERS OCHA BEKKKK
GIMANA NIH LIBURANNYA WGWGGW
TETEP STAY AT HOME YA GESSS
MAKASIII❤
KAMU SEDANG MEMBACA
ARIANNA
Teen FictionHeran gue gada cape capenya tuh kaka kelas sinting. -Arianna oxford Semakin lo menjauh, semakin buat gue tertantang! -Brian jhonson