Waktu jam istirahat telah tiba para murid SMA Army langsung membawa langkah kaki mereka menuju kantin, sepasang mata hijau tengah terlelap begitu damai di perpustakaan yang terlihat sepi Ia tidak memperdulikan dengan jam pelajaran yang telah Ia lewati hingga istirahat atau bahkan sampai jam pelajaran berikutnya.
Beberapa siswi yang mengembalikan buku tampak menikmati wajah tampan sang cassanova. Abrisam Narendra yang akrab disapa Isam oleh teman-temannya, selain berwajah tampan dengan alis tebal, rahang yang tegas Ia memiliki sifat yang mudah bergaul membuat Ia semakin menjadi incaran para gadis di SMA Army. Namun dibalik sifatnya, Ia memiliki hati yang beku dan tatapannya menyimpan luka dan kecewa yang berusaha pemuda itu tutupi.
"Kak, Bangun." Kata gadis berambut hitam mencoba membangunkan Abrisam dengan menepuk pundaknya. Abrisam menggeliat dalam tidurnya.
Merasa tidurnya terganggu ia pun terbangun dengan mata yang masih setengah terpejam. Pagi tadi ia baru tidur jam 4, salahkan teman-temannya yang mengajak bermain PS dirumahnya hingga suara ayam terdengar.
"Apasih lo ganggu orang tidur aja." Kata Abrisam sambil menguap. Ia pun menoleh ke arah gadis yang berdiri disampingnya dan memandang gadis itu dengan tatapan tidak terbaca. Gadis yang dipandang oleh cassanova itu terlihat salah tingkah.
"Kakak seharusnya nggak tidur disini. Ini itu perpustakaan tempat belajar bukan tempat buat tidur." Kata gadis itu. Abrisam berkedip sembari membenarkan duduknya Ia pun menjawab "Suka - suka gue lah mau tidur dimana aja. Lo gak ada hak buat larang gue."
"Seenggaknya kakak menghargai peraturan sekolah yang gak ngebolehin tidur di perpus." Nasihat Aeryna. Abrisam berdiri dari duduknya dan mendekat kearah gadis itu. Sang gadis terlihat waspada saat Abrisam terus mendekat Ia pun terus melangkahkan kakinya kebelakang saat Abrisam terus melangkah mendekat ke arahnya. "K-kak mau apa?" tanya gadis itu terbata-bata. Abrisam tersenyum miring memenjarakan Aeryna di tembok.
"Menurut lo, apa yang bisa dilakuin ditempat sepi kayak gini?" lalu Ia mendekatkan wajahnya ke arah gadis yang terlihat gemeteran. Gadis itu melotot dan mendorong Abrisam "Jangan kurang ajar ya kak, kakak kira aku perempuan apaan." kata Aeryna bersungut sungut marah.
Aeryna berlari meninggalkan perpustakaan, Abrisam hanya terdiam dan melihat kepergian gadis itu dengan tatapan tak terbaca.
****
"Dasar gila."
Gadis itu berjalan menuju kantin dengan perasaan dongkol, bisa - bisanya kakak kelas kurang ajar terhadapnya "Dasar kakak kelas sinting! Awas aja ketemu lagi gue tendang masa depannya." Aeryna menggerutu terus disepanjang jalannya sampai dia tidak sadar jika sudah dikantin dan mendudukan bokongnya disamping Alita.
Teman - temannya memandang aneh Aeryna yang marah - marah tidak jelas. "Lo kenapa, Ryn?" tanya salah satu temannya yang bernama Alita.
"Gue lagi sebel sama kakak kelas kita, masa dia mau nyiu-" Aeryna menghentikan ucapannya merasa bodoh menceritakan aib insiden ciuman beberapa saat lalu. Untung gak kena, kan gak rela firstkiss gue diambil tuh orang. Gerutu Aeryna dalam hati sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Lo di apain sama kakak kelas, Ryn?" tanya Acha yang merasa aneh dengan temannya itu.
"A-ah gakpapa, kok. T-tadi kakak kelas nyi-nyinyir, iya nyinyir di perpus." Ucap Aeryna terbata-bata. Acha mengernyitkan dahinya merasa ada yang aneh dari ucapan Aeryna.
"Nyinyir?" tanya Alita yang tidak percaya dengan jawaban Aeryna. Aeryna hanya menganggukkan kepalanya sembari meminum jus mangga milik Alita.
"Kalian ngomongin apa, sih. Kok, gue gak diajak." Tanya Ara yang memecahkan suasana tegang gara - gara ucapan Aeryna. "Ara sayang, dimakan lagi ya baksonya. Mau tambah lagi nggak?" kata Alita yang merasa gemas dengan temannya yang lemot itu.
"Bakso gue masih banyak, Lit. Nanti kalo tambah bakso lagi kasihan dedek cacing yang tertimbun makanan, nanti nangis."
Mereka semua melongo mendengar ucapan Ara yang menjuluki cacing di perutnya dengan nama dedek.
Kring ... kring
"Udah bel. Balik kelas yuk." Ujar Alita. "Ntar dulu makanan gue belum abis nih, ntar kalo gak dimakan ayamnya bisa mati." Ujar Ara
"Apa hubungannya Ara sayang?"
"Kata bunda, kalo makanan gak dihabisin ntar ayamnya bakal mati. Walaupun gue gak punya ayam tapi kan kasian kalo ayamnya pak RT yang mati gara-gara gue gak habisin makanan." Papar Ara membuat gemas orang yang mendengarnya.
"Ara! Udah deh buru." Ucap Alita gemas sembari menarik tangan Ara keluar kantin diikuti oleh Aeryna dan Acha.
"Alita makanan gue belum abis."
"Biarin udah ntar gue beliin lagi."
"Tapi kan mubazir ta." Langkah Alita terhenti begitupun Ara dan kedua temannya. "Lo mau dihukum Bu Anggri lagi karna telat masuk mapelnya dia cuma gara-gara ngehabisin bakso." Ara menggelengkan kepalanya kuat, siapa yang mau diberi hukuman oleh guru yang menurut Ara paling menyebalkan.
Ia tidak mau dihukum menulis satu buku penuh seperti sebelumnya. Tidak, jangan lagi jemarinya sudah hampir putus karna lelah menulis terlalu lama. Alita mengangguk dan melanjutkan langkahnya menuju ke kelas diikuti oleh Ara dan Acha.
Sedangkan Aeryna terdiam ditempat masih memikirkan kejadian tadi di perpustakaan "Aduh! Kenapa sih gue mikirin kakak kelas gila itu." Kata Aeryna sambil memukul pelan kepalanya dan mulai melangkahkan kakinya mengikuti teman-temannya menuju kelas.
🌻🌻🌻
Hoho,
Gimana - gimana? Ngebosenin ya? Aku harap kalian nggak bosen.Dan suka gak? Kita harap kalian suka. Jangan lupa bintang gede + tulisan cantik kalian gaess.
Tinggalkan jejak sebanyak mungkin.
Seeyou
Luv 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
ABRISAM
Teen FictionKisah seorang remaja laki laki yang berusaha membuat ingatan gadis kecilnya kembali seperti dulu lagi. Kesedihan, putus asa, tak pantang menyerah semuanya bercampur jadi satu. Akankah laki laki itu bisa membuat sang gadis pujaan mengingatnya? "Gue...