ABRISAM

PROLOG

"Gue akan berjuang buat dapetin perhatian lo." Ucap pemuda itu yakin.

"Jangan terlalu berharap ntar jatohnya sakit." Gadis itu menjawab sembari memakan siomaynya. Ia merasa pemuda yang satu tingkat diatasnya itu terlalu percaya diri dengan ucapannya.

"Gue selalu berharap. Dan itu Cuma sama lo." Ia menatap gadis disampingnya yang lahap memakan makanannya tanpa berkedip. Dia, masih sama katanya dalam hati sambil tersenyum.

"Aw, ganteng banget gila."

"Senyumnya!"

"Jodoh gue tuh."

"Enak aja. Jodoh gue lah."

"Mimpi lo ketinggian."

"senyumnya bikin nagih."

"Mau dong disenyumin kek gitu."

"bla bla bla."

Gadis itupun memutar bola matanya lelah, hilang sudah impian masa SMAnya yang tenang dan damai hingga ia lulus nanti karena seorang pemuda disampingnya- sang cassanova yang sudah mengganggunya sejak setahun terakhir. Suara bising itu selalu mengikutinya kemanapun ia pergi bersama cassanova itu. Dan ia membenci itu.

"Kayaknya lo udah narik perhatian." Ucap gadis itu menoleh pada biang kerok kehancuran hidup damainya. "Oh ya." Ucap pemuda itu antusias.

"Hm, lo narik perhatian semua cewek di sekolah ini." Gadis itu memicingkan matanya menatap pemuda disampingnya "Jadi, lo jauh-jauh dari gue. Gue gak suka keramaian." lanjut gadis itu lalu meninggalkan pemuda tersebut. Ia tak memerdulikan wajah yang terlihat kecewa karena ucapannya. Ia memang membenci keramaian.

Pemuda itu mengejar sang gadis dan berhenti di depannya membuat gadis itu menghentikan langkahnya dan memandang pemuda di depannya.

"Gue akan lakuin apapun agar lo bisa inget tentang gue. Gue berharap lo mau berjuang bersama, sama gue. Sekalipun lo nggak mau gue akan terus berjuang buat lo. Dan gue gak akan menyerah untuk hal itu. Karna gue sayang sama lo." Ucap pemuda itu sambil tersenyum manis mengusap rambut gadis di depannya sebelum pergi.

Gadis itu terdiam hanya menatap aneh ke arah pemuda yang semakin kecil dari pandangannya seiring langkah kaki yang menjauh.

***