Prosedur 'Putih' adalah sebuah realisasi dari undang-undang milik pemerintah. Kebijakan ini diambil berkenaan dengan keadaan sosial yang terjadi dalam kurun waktu belum lama ini.
Semakin majunya peradaban manusia memberikan pengaruh yang begitu besar dalam kehidupan. Manusia kini lebih memilih karirnya dan cenderung menolak untuk berkeluarga.
Keadaan yang seperti ini menyebab- kan ketidakseimbangan piramida penduduk. Dalam dekade ini saja sudah dapat diperkirakan piramida penduduk yang pada awalnya normal bergerak menuju piramida penduduk tua.
Piramida penduduk tua memperlihat-kan jumlah penduduk lanjut usia yang lebih banyak dari jumlah penduduk usia produktif. Tentu ini akan berdampak pada beberapa aspek termasuk ekonomi. Oleh karena itulah, pemerintah mencoba memperbaiki keadaan ini dengan membuat undang-undang yang di-realisasikan dengan prosedur 'Putih'.
Penduduk dengan usia 17 tahun atau diatasnya telah memenuhi kriteria untuk mendapatkan pasangannya berdasarkan prosedur 'Putih'. Namun, untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius diberikan batasan umur juga.
Dalam setahun, pemerintah akan mengadakan setidaknya tiga kali prosedur 'Putih' dengan setiap putarannya terdapat kurang lebih 50 warga yang akan ditentukan pasangannya. Penentuan itu dilakukan oleh seorang pegawai negara yang telah dipilih dengan cara memanah deretan foto warga negara. Foto yang telah terpanah itulah seseorang yang telah resmi mendapat pasangannya.
Masyarakat sering memanggil pegawai negara yang bertugas memanah itu dengan sebutan 'Cupid' karena Cupid sendiri adalah sebutan untuk dewa cinta dan seperti itulah bagaimana pegawai negara itu bertugas.
💘
"Terima kasih atas kerja samanya," Tanaka terlihat membungkuk hormat. Ia telah melewati masa-masa yang membuatnya kalut beberapa hari ini.
"Maaf, apa saya boleh melihat daftar warga yang telah terpilih baru saja?" ucapnya pada seorang pegawai negara lain.
"Rika Machida?" ia bergumam setelah membaca daftar itu.
"Apa ada seseorang yang kamu kenali?"
"Saya rasa tidak," ia tersenyum, mengembalikan kumpulan file itu dan beranjak pergi. Pikirannya masih dihantui nama Rika Machida.
"Ah! Benar juga! Dia anak kecil yang sombong itu. Waktu benar-benar berjalan sangat cepat," ucapnya dengan tersenyum-senyum.
💘
"Eh?!"
"Saya?! Rika Machida?! Maksud kakak saya?" semua orang terkejut melihat tingkahnya yang begitu tiba-tiba.
"Kak, kenapa saya? Yang lain kan masih ada, saya belum benar-benar pro. Yang lain saja ya, kak?" ia benar-benar terkejut sampai mendekatkan dirinya ke arah orang yang sedang berbicara dengannya. "Apa dia yakin?!" batinnya.
"Tentu, aku sudah memikirkan hal ini dengan matang. Lagipula, tahun ini aku lulus. Kalian anak kelas 2 harus mampu memenangkan kompetisi selanjutnya," senyuman sejuk itu membuat semua orang terpana. Tidak bisa membantahnya.
"Terlebih kamu Rika. Aku yakin kamu bisa menjadi salah satu yang maju di kompetisi. Percaya dirilah dengan kemampuanmu itu."
Rika menghela napasnya. Memikirkan kembali apa yang di-katakan oleh ketua. Memang ia telah lama berkecimpung dalam dunia olah raga ini. Benar, kini dia sudah kelas 2. Kini saatnya ia bersama kawan-kawan seangkatan untuk memenangkan kompetisi selanjutnya. Mereka harus menang untuk membanggakan kakak kelas mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupid Arrow
Teen Fiction"Aku menyukainya. Akankah kami bisa bersama?" -Rika. "Aku menyukainya, tapi kami tidak mungkin bisa bersama." -Haru. "Aku diputuskan bersamanya. Dia milikku." -Shou. Ini tentang kami, yang terjebak antara hati dan undang-undang. Love of Government G...