-05. Empty Soul

27 3 1
                                    


V

Recommendation song : How Can I Love The Heartbreak (AKMU)



Archeera shock, lalu berusaha menyentuh dinding kamarnya.









"Whoa!"










Dia menembus, kawan-kawan.
Yy




BOOM!







"Weizhao!"



Weizhao menoleh, dan mendapati sosok Archeera dengan blus putih dan rok putih.






"Archeera..."











Weizhao merengkuh Archeera ke dalam pelukannya, terus-menerus mengelukan namanya sambil menahan air mata yang akan jatuh.

"Archeera..."





"Jangan pergi,"





"Kumohon, jangan."














Archeera melepaskan rengkuhan Weizhao, lalu menangkup pipi Weizhao yang kotor oleh darah.




"I'm never leave you alone, okay?"






Weizhao masih mati-matian menahan tangisnya. Menatap Archeera sendu.

Sejujurnya Weizhao sudah mengetahui apa yang terjadi pada gadis itu, ia mengalami empty soul dimana jiwa seseorang terpisah dari raganya karena suatu kecelakaan, jiwanya akan bebas untuk melakukan apa saja. Tetapi jika sampai 3 hari keadaan raganya belum membaik, maka jiwanya tidak dapat masuk kembali. Singkatnya, mati.

Itulah yang Weizhao takutkan semenjak Archeera kehilangan kesadarannya.

Pria itu tersenyum singkat, lalu menggenggam tangan Archeera. Dia bisa menyentuh Archeera, namun tidak sebaliknya. Weizhao mengelus kepala gadis 'nya' dengan lembut.

"Cheera, mau melihat sesuatu yang menarik?"

"T-tapi para humanoid itu,"

"Tenang, Jeandesh sudah mati dan semua humanoid itu sudah ku rusak sistem nya. Tenang saja okay?"

"Uhm, baiklah"

Weizhao melepaskan genggaman tangannya. Mengarahkan tangannya ke depan, lalu muncul seberkas cahaya putih menyelimuti Archeera.

"Ini apa?" Tanya Archeera

"Masuk, dan lihatlah apa yang seharusnya kamu lihat."




——epoch——




"Wah, ini rumah siapa?"

Archeera mengedarkan pandangannya ke sekeliling rumah tersebut. Seakan disihir, ia menaiki lantai 2 lalu masuk ke salah satu kamar berpintu biru.







"Wei...zhao?"







Terlihat Weizhao sedang mengelus pucuk kepala kedua anak yang sepertinya...kembar? Dia lalu merangkul kedua anak tersebut.

"Tenanglah, kita hanya perlu merawat bunda dengan baik"

"Tapi papa, Ahrao mau memeluk bunda..." sang anak perempuan mengerucutkan bibirnya sambil menahan air matanya.

"Uh...how cute...











KOK MIRIP AKU?!?!"

Archeera meneguk salivanya kasar, sebenarnya dia ada di mana?

"Hei, Ahrao. Kalau kamu mau peluk bunda ya peluk aja, gitu doang kok ribet, dasar cewek." Ucap sang anak laki-laki sambil memutar matanya

Anak perempuan -yang katanya bernama Ahrao tadi- langsung menghampiri sang anak laki-laki lalu—


"PEREMPUAN RIBET MENURUTMU?! LALU BUNDA JUGA HAH?"

"ASTAGA PAPA TOLONG AKU!"

"HEI HEI SUDAH! AHRAO, WEIRA!"

Archeera mati-matian menahan tawanya saat melihat Weira -si anak laki-laki- dijambak oleh Ahrao. Begitu juga saat ia melihat ekspresi Weizhao yang berusaha memisahkan kedua anak tersebut.



"Hoi, tidak lelah bertengkar terus?"




Keempat orang tersebut —termasuk Archeera— seketika memusatkan fokusnya pada asal suara.









"LOH? INI A-AKU?!"








Archeera dewasa melangkahkan kakinya ke kamar tersebut, lalu menepuk bahu Weizhao.

"What's goin' on, babe?"























"BABE KATANYA? ASTAGA AKU BAKAL MENIKAH SAMA WEIZHAO?!"





Who knows?
Love can make someone feel loved by somebody.




—epoch—

EpochTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang