Hai semuanya!
Typo ada dimana2 ya!
Jangan lupa kasih ★ nya biar makin semangat nulis hehe!
Comment juga saran2 kalian!
Selamat membaca!♡♡
Jisung's povTidak terasa matahari sudah muncul. Aku terbangun karena mukaku langsung tersorot oleh sinar matahari.
"Huhhh mataku pasti bengkak" kataku dengan sendu.
Tebakanku benar. Mataku bengkak karena terlalu lama menangis semalam. Setelah ku pikir-pikir aku akan mundur secara perlahan. Aku juga akan balik ke kantor asalku sekitar 3 minggu lagi. Dan setelahnya aku tidak akan bertemu dengannya lagi.
Aku bangun dan masuk ke kamar mandi. Hari ini aku harus bekerja. Setelah selesai mandi aku ingin mengambil ponsel ku yang ada di nakas sebelah kasur adiknya minho. Siapa itu nama adiknya. Ahh iya Jeongin namanya. Dari namanya sepertinya dia lucu.
Tetapi aku melihat sesuatu di sebelah ponselku berada. Sebuah black card dengan sticky notes di atasnya.
Di sticky notes itu tertulis. "Pakai ini untuk makan dan ongkos pulang. Kau tidak perlu bekerja hari ini" kataku sambil membaca tulisan yang berada di notes tersebut.
Aku pun diam. Kenapa dia harus memberiku black card? Aku tidak membutuhkannya. Lagian aku kan harus bekerja. Aku pun keluar dari kamar tersebut dan kaget melihat pemandangan di depanku.
Seorang laki-laki yang yak kalah manisnya dariku sedang jalan menaikki tangga. "Haii! Kamu kak Jisung ya?" Katanya ramah.
Senyumnya sangat manis. Dia seperti rubah kecil yang sedang senang melihat makanan hahaha. "Ehh haii juga. Iya benar aku Jisung. Kamu Jeongin ya?" Tanyaku agak ragu saat mencoba untuk mengingat namanya.
"Iya aku Jeongin. Tadi ka Minho bilang kalau aku harus pastiin kakak makan dan pulang ke rumah. Terus katanya kaka udh di kasih black card sama kak Minho jadi kita bisa makan pakai itu" katanya padaku dengan riang. Aku tersenyum di buatnya. Dia anak yang manis, ramah, dan periang. Sepertinya seru jika bisa berteman dengannya.
"Ahh seperti itu. Baiklah kamu mau makan apa?" Kataku setenang mungkin padahal jantungku sudah tidak karuan karena memikirkam bahwa ternyata Minho masih peduli denganku. Rasanya aku tidak bisa menjauh begitu saja. Dan jika aku akan melakukannya sepertinya itu akan sulit.
"Kita makan jjajangmyeon aja gimana kak?" Katanya padaku.
"Baik ayo kita makan" kataku dengan gembira.
Aku berbincang bincang tentang banyak hal bersama Jeongin. Selain ramah dan manis dia juga asik jika di ajak berbicara.
"Kamu sudah punya pacar belum Jeong?" Tanyaku agak random. Jeongin keliatan panik. Mukanya langsung merona. Sepertinya dia malu.
"Ehh maaf pertanyaanku agak lancang ya. Maaf ya Jeongin" kataku tidak enak hati.
"Gapapa kak. Aku sudah punya pacar. Dia seorang dokter. Baik dan tampan orangnya. Kakak mau lihat fotonya tidak?" Tanyanya padaku.
"Boleh-boleh coba kakak liat" kataku padanya. Dia pun menyodorkan ponselnya padaku dan aku pun kaget melihat foto yang dia tunjukan padaku
"Itu bukannya Hyunjin?" Kataku keceplosan.
"Iya kak! Kok kakak tau kalau namanya Hyunjin? Hwang Hyunjin kak namanya!" Katanya dengan antusias.
"Kamu jangan kaget ya Jeong. Dia itu mantannya kakak. Tapi tenang kita udah ga ada hubungan apa-apa lagi. Aku sama Hyunjin cuma temanan aja sekarang. Jadi kita tetap temanan ya Jeong" kataku agak panik. Tapi yang lebih mengagetkan lagi Jeongin kelihatan biasa saja.
"Kak sebenarnya aku sudah tau kalau kakak mantannya kak Hyunjin. Kak Hyunjin pernah cerita sama aku terus dia kasih tunjuk foto kakak. Kata kak Hyunjin kakak itu orangnya baik baget. Dan ternyata benar kakak itu emang baik banget. Makanya pas ketemu sama kakak di mansion tadi aku agak kaget. Tapi kita tetap temenan kok" jelasnya panjang lebar. Aku pun bernafas dengan lega.
Ahh aku baru sadar aku harus ke kantor. Aku juga harus mengembalikan black card milik Minho. "Jeong sepertinya kakak harus pergi deh. Ada urusan mendadak. Boleh kakak minta nomer ponsel kamu? Biar nanti kita bisa ketemuan lagi" kataku sambil menyerahkan ponsel ku pada Jeongin.
"Ohh begitu kak. Baik deh" katanya sambil menerima ponselku dan mulai mengetik nomer ponselnya.
"Aku pergi ya Jeong!" Kataku setelah dia mengembalikan ponselku. Aku pun membayar semuanya di kasir dan langsung berangkat menuju kantor.
♡♡
Saat tiba di kantor aku langsung berjalan menuju ruangan Minho. Dengan niat untuk mengembalikan black card miliknya dan berterima kasih.
Ya, memang benar aku juga bekerja seruangan dengan Minho. Dan itu sebabnya juga aku tidak nyaman berada di kantor.
Saat lift sudah terbuka. Aku berjalan dengan cepat ke ruangan Minho berada. Tetapi selangkah sebelum memasuki ruangan itu aku mendengar sesuatu.
"Kalau kamu suka cincin yang mana? Aku bingung mau milih yang mana soalnya semuanya cantik. Kayak kamu" aku dengar semua itu dengan jelas. Dan aku tau suara itu adalah suara seorang Lee Minho.
Air mataku langsung menetes tanpa henti. Aku bergegas pergi dari sana tanpa memerdulikan tatapan orang lain. Hatiku hancur seketika.
Kenapa dia memberikanku harapan di saat aku sudah hampir menyerah. Dan dengan cepat harapan itu dia hancurkan kembali.
Aku langsung bergegas pulang. Sepertinya besok aku tidak akan kuat bekerja. Aku menangis tanpa henti selama perjalanan pulang.
Akupun tidak menyadari bahwa supir taksi yang sedang membawaku itu sedang dalam keadaan mengantuk.
Dan ya kecelakaan pun terjadi. Aku sudah tidak tau keadaanku selanjutnya seperti apa. Aku rasa ini sedikit parah. Karena aku sampai-sampai tidak bisa merasakan sakitnya.
tbc
Jangan lupa saran kalian ya! Karena itu penting banget biar aku bisa nulis lebih rajin lagi hehe
Gmn nih lanjut atau jangan?
Seperti yang sudah aku bilang. Aku akan lebih sering up biar kalian ga bosen di masa-masa quarantine ini!
Bye guys luv ya!
-SpearV
KAMU SEDANG MEMBACA
can't control my feelings ¦ lmh x hjs [✓]
FanfictionSetiap aku bertemu dengannya detak jantungku tidak karuan. apakah ini yang dinamakan cinta? apakah dia merasakan yang sama? BXB 👨❤️👨 Homophobic please go away! bahasa baku dan non baku Lee Minho ¦ Dom! Han Jisung ¦ Sub!