zeven

87 9 6
                                    

Hai!
Typo ada di mana2 ya!
Jangan lupa kasih ★ nya!
Comment juga saran kalian!
Selamat membaca!

Jisung's pov

Aku di mana? Semua di sini terlihat putih dan bersih. Apakah aku di surga? Apakah aku akan hidup tenang sekarang? Aku harap iya. Aku sudah lelah hidup di dunia yang kejam itu.

"Belum saatnya kamu berada di sini" kata seseorang yang kelihatan seperti malaikat cantik di sana.

"Maksudmu?" Kataku bingung.

"Kenalkan dulu namaku Jeonghan. Aku malaikat surgawi. Kamu belum seharusnya berada di sini. Tugasmu di dunia masih banyak nak" jelasnya padaku.

"Aku mau tetap di sini" kataku tanpa ragu.

"Ada seseorang yang menunggumu di dunia nak. Dengarlah dia terlebih dahulu sebelum kau menyesali semuanya" katanya sebelum pergi begitu saja.

Aku bingung harus memilih jalan yang mana. Mengikuti malaikat itu ke tempat keabadian atau kembali ke dunia mencari orang yang sedang menungguku kembali.

♡♡

Minho's pov

Aku tidak tau harus bagaimana sekarang. Aku kehilangannya. Kehilangan duniaku yang bahkan belum sepenuhnya ku miliki.

Aku berjalan dengan lemas ke arah jenazahnya. Dia kelihatan tenang sekarang. Apakah ini yang terbaik untuknya? Apakah di tidak ingin memberiku kesempatan terlebih dahulu?

Aku terjatuh tepat di sebelah jenazahnya. Kakiku sudah tidak kuat menopang berat badanku sendiri. Felix masih menangis kencang di dalam pelukan Changbin. Changbin juga kelihatan menangis.

"Haniee. Tolong beri aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya. Aku mohon. Aku tidak akan bisa hidup tanpamu. Kaulah duniaku Han. Sungguh aku mohon. Bangunlah kita akan hidup bahagia bersama nanti. Aku janji" kataku di sela tangisanku.

Aku sudah tidak kuat lagi. Aku pun pingsan seketika. Sebelum aku sepenuhnya kehilangan kesadaranku. Aku kembali mendengar keributan.

Di dalam pikiranku aku berpikir. Apa lebih baik aku menyusulnya? Agar kita dapat hidup bahagia di alam abadi itu.

Tapi sepertinya harapanku itu tidak akan terwujud. Aku kembali sadar. Aku langsung terduduk dan kembali menangis. Changbin menenangkanku.

"Hyung tenang hyung Jisung udh tenang sekarang. Hyung udah ga perlu lama-lama ada di sini lagi" kata Changbin.

Aku tidak mengerti dengan perkataan Changbin barusan.

"Maksudmu Jisung beneran pergi?" Kataku dengan suara serak.

"Tidak tidak! Jisung sudah kembali hyung! Dia kembali untukmu! Sekarang kau tidak perlu takut lagi hyung. Sudah ada Felix yang menjaga Jisung" katanya Changbin dengan nada riang.

"Kau serius?!" Kataku sedikit berteriak.

"Iya hyung dia sudah melewati masa-masa kritisnya" jawab Changbin

"Terima kasih ya Tuhan. Kau sudah memberiku kesempatan" kataku dengan pelan. Aku kembali menangis. Tapi kali ini bukan tangisan kesedihan melainkan tangisan kebahagiaan.

"Dia sebentar lagi akan sadar hyung. Ucapkan lah apa yang ingin kau ucapkan padanya. Jangan membuatnya kecewa hyung. Dia anak yang sangat baik" kata Changbin menasehatiku.

"Iya Bin terima kasih ya. Aku tidak akan menyia-nyiakannya lagi." Kataku dengan nada yang sudah sedikit lebih tenang.

♡♡

Benar apa kata Changbin. 2 hari setelah kejadian itu Jisung menyadarkan diri. Aku kembali menangis. Aku sangat rindu dengan senyum manisnya. Aku rindu perhatiannya.

"Lino?" Kata Jisung dengan suara yang sangat pelan.

Aku tersentak. Suara itu yang sangat ku rindukan. Tatapan itu yang bisa membuat jantungku berdetak dengan sangat cepat.

"Hannie..." kataku sambil menangis.

"Maafkan aku atas semuanya. Aku terlambat menyadari perasaanku untukmu. Aku sudah menyakiti perasaanmu dengan perlakuan kasarku. Aku juga sudah membuatmu seperti ini. Maafkan aku Jisung maaf" kataku di sela tangisanku.

"Lino jangan menangis" kata Jisung dengan mata berkaca-kaca.

"Han. Di hari kau datang ke kantor. Aku sedang berbicara dengan ibuku. Aku sedang memilih cincin untukmu. Maaf karena aku sudah membuatmu salah paham. Aku niatnya ingin menyatakan perasaanku padamu keesokan harinya. Namun aku malah mendengar kabar yang membuat jantungku berhenti sebentar" kataku lagi.

"Seharusnya aku yang minta maaf karena sudah salah paham padamu Lino" katanya dengan suara serak menahan tangis.

"Han-ahh. Hanya kamu yang bisa membuat jantungku bekerja 2 kali lipat dari biasanya. Hanya kamu yang bisa membuat hariku lebih berwarna. Kaulah duniaku. Aku mohon jangan tinggalkan aku lagi dan maro hidup bahagia bersama. Saling mencintai, menyayangi, menjaga, dan memperhatikan satu sama lain" kataku sambil mengeluarkan cincin yang waktu itu ku pilih bersama ibuku.

"Maaf Lino" kata Jisung sambil menolehkan kepalanya. Dia bahkan tidak menatapku sama sekali.

Seperti ini ya rasanya di buang. Aku ternyata sudah melakukannya kepada Jisung. Harusnya aku tidak berharap lebih.

Tuhan hanya memberikan kesempatan padaku untuk melihat senyum manisnya lagi. Tetapi Tuhan tidak membiarkanku memilikinya. Mungkin Tuhan tahu aku bukan yang terbaik untuknya.

tbc

Silahkan yang mau hujat saya :)
mohon maap kapalnya mau saya karamin aja.
Saran kalian boleh sih ya :)
kalau ga mau kapalnya di karamin comment yang banyak! Biar SpearV berubah pikiran!
-SpearV

can't control my feelings ¦ lmh x hjs [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang