Bab 18 Support System

302 54 5
                                    



Tubuh Eunji terasa pegal pegal setelah perjalanan dari sekolah menuju rumah Baekhyun yang lumayan jauh, apalagi ia harus diboncengi oleh Kai menggunakan motor gede pemuda itu dengan jok nungging yang menyusahkannya untuk duduk dengan nyaman.

"Pantes playboy sepertimu banyak memiliki motor gede, pasti buat modus kan?"

"Heh, aku ini modus juga liat-liat kali, lagian kenapa kau tidak naik mobil Chanyeol saja?"

Yang ditanya malah melengos pergi masuk kedalam rumah dengan gaya Italy itu, meninggalkan Kai yang mengumpat ditempat, jika saja dirinya tidak ingat jasa Eunji sudah ia maki-maki gadis tidak tahu diri itu.

"Ini Rumah apa istana ?"

"Ada tempat Gym nya juga"

"Wow, bahkan ada lift disini"

Selama perjalanan menuju "Ruang Private Tuan Baekhyun" para pelayan disini menyebutnya begitu, Eunji tak henti-hentinya mengagumi tiap sudut rumah 4 lantai ini, tidak disangka Baekhyun seorang yang sederhana adalah keturunan ke 5 orang terkaya se Korea Selatan.

DUK

"Aduh, Siapa yang meletakan kaca disini?"

Karena matanya terlalu fokus menatap detail tiap ornamen yang terpajang didinding tanpa sadar Eunji menabrak pembatas kaca transparant didepanya.

"Bodoh, lihat-lihat, kalau jalan yang benar, jangan menatap norak kesana kesini"

Kai membukakan sebuah pintu ruangan disebelah kanan Eunji, menyuruh agar gadis itu agar masuk mendahuluinya.

"Jung Eunji! Ayo mumpung kau disini kita latihan vokal"

Seungyoon yang merupakan sepupu Baekhyun ternyata ikut nimbrung diruangan ini, rencanya para peserta duta sekolah ini mengadakan belajar mandiri tanpa Pak Gong Yu, sejak berbulan-bulan lalu kegiatan ini rutin seminggu tiga kali dilaksanakan, biasanya mereka mencari suasana berbeda dengan belajar diluar sekolah.

Secara sukarela Baekhyun hari ini meminjamkan ruangan private miliknya yang biasa dibuat tempat nongkrong temen-temen pemuda itu, tapi sepertinya belajar kelompok ini tidak akan kondusif karena fasilitas yang tersedia di ruangan ini begitu menggiurkan, ada game box, billiard, meja tenis, PS 3 dengan screen besar, kulkas minuman kaleng dan yang paling menggoda Eunji adalah rak setinggi 2 meter yang berisi komik-komik dengan edisi lengkap sampai edisi spesial, ini sih, surga dunia sekali untuk Eunji apalagi ada banyak komik limited edition yang sudah ia idam-idamkan sejak dulu.

"Eeitsss, mau ngapain?"

Suho menahan tangan Eunji yang ingin meraih salah satu komik, gadis itu hanya nyengir kuda memasang wajah polosnya sambil sesekali mengacungkan tangan membentuk angka satu 'sekali ini saja, please' pinta gadis itu dengan gesture memelas.

"Tidak Eunjiya, ingat pekan depan kita sudah mulai penilaian, harusnya kau fokus untuk minggu terakhir ini"

Gadis itu hanya merengutkan wajahnya, toh apa yang dibilang Suho benar, harusnya ia bisa menunjukan yang terbaik entah seperti apa hasilnya nanti dan lagi pula Eunji juga sudah berjanji kepada kedua orangtuanya dan Pak Gong Yu untuk mengerahkan usaha terbaiknya.

Setelah Pak Gong Yu dua bulan lalu menyelesaikan tugas diluar kota, beliau menemui secara langsung "murid kesayanganya" itu, meminta maaf atas sikap dan ucapanya yang terlalu menuntut Jung Eunji tanpa melihat seberapa keras muridnya itu sudah berjuang, tapi ia amat berharap Eunji bisa dengan sungguh-sungguh mengikuti kompetisi ini sampai akhir. Guru Bahasa Inggris itu pun secara cuma-cuma menjadi tutor private Eunji dan ya Eunji menunjukan progress yang sangat baik, terkadang manusia harus berlari dengan kaki kecilnya demi mensejajarkan diri dengan langkah besar manusia lainnya.

(Hiatus) Little Do You Know ? CHANYEOL EUNJI CHANJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang