26. Malaikat mautmu

7.4K 998 35
                                    

Peringatan! 18+ adegan dewasa. Jangan baca buat dedek unyu. Yang gak suka bisa di skip.

***

Aimee baru saja hendak terlelap saat Shane menginjakan kaki di kamarnya.  Ia membuka mata dan menatap Shane yang masih mengenakan setelan lengkap. Nampaknya pria itu baru pulang bekerja.

"Sepertinya aku membangunkanmu." Shane melepaskan jas kerjanya kemudian ia sampirkan di sofa.

"Tidak. Aku memang belum bisa tidur." Aimee merespon ucapan Shane. Ia tidak berbohong, matanya enggan terpejam karena berbagai pikiran yang berkecamuk di kepalanya.

Ia turun dari ranjang, melangkah menuju Shane. Ia berdiri di belakang Shane,  kedua tangan rampingnya memeluk dada Shane menyilang.

Shane mengerutkan keningnya. Ada apa dengan perubahan sikap Aimee ini?

"Ajari aku cara menggunakan pistol." Jemari ramping Aimee membuka kancing kemeja Shane.

"Siapa yang ingin kau tembak? Aku?"

Aimee mengendus leher Shane, kemudian menjilatinya sensual. "Aku tidak akan membunuh orang yang sudah banyak membantuku." Jarinya memainkan dada Shane. Berputat-putar di puting Shane hingga membuat Shane menutup matanya.

"Lalu?" Shane menjeda kalimatnya. Masih menikmati sentuhan Aimee. "Kau ingin bunuh diri?" tanyanya.

Aimee bergerak ke arah depan Shane. Ia memegangi leher Shane, menatap pria itu misterius kemudian matanya beralih ke bibir Shane. Jari telunjuknya bergerak membelai bibir Shane. "Aku ingin membunuh seseorang." Kemudian Aimee melumat bibir Shane menggebu.

Shane terlena oleh ciuman Aimee. Ia membalas ciuman itu tak kalah menggebu. Shane kembali hidup sepenuhnya karena keberadaan Aimee di sisinya.

Sampai kapanpun ia tak akan pernah melepaskan Aimee.

Ciuman panjang menggelora itu terlepas. Shane menggendong Aimee, membawa wanita yang mengenakan gaun tidur sexy itu kembali ke ranjang. Ia membaringkan Aimee di sana lalu mulai mencumbu Aimee.

Shane menciumi leher Aimee, menyesapnya perlahan hingga meninggalkan jejak kemerahan.  Aimee meremas rambut Shane. Ia akan menjadi jalang yang sebenarnya demi mendapatkan apa yang ia mau. Persetan siapa Shane, ia akan melayani Shane sebaik mungkin agar pria itu bisa membantunya.

Aimee membalik posisi, ia kini duduk di atas Shane. Bokongnya berada depat di atas kejantanan Shane. "Katakan kau akan mengajariku." Ia bergerak menggoda ereksi Shane.

Shane tidak tahu jika Aimee akan seagresif ini demi mencapai keinginan, tapi Shane menyukainya. Wanita cantiknya semakin sexy jika menjadi liar seperti ini.

"Jika kau seperti ini mana mungkin ada yang bisa menolakmu, Aimee," ujar Shane.

Aimee tersenyum tenang. Ia membuka gaun tidurnya, membuangnya ke lantai hingga hanya dalaman yang melekat di tubuhnya. Layaknya pelacur, Aimee membuka bra yang menutupi payudara sintalnya, matanya terus menatap lekat mata Shane.

Shane tersenyum kecil. Aimee-nya benar-benar nakal.

Tangan Aimee beralih ke celana Shane. Ia membuka gesper Shane, lalu celana Shane hingga menyisakan celana dalamnya saja. Aimee mengelus ereksi Shane, selanjutnya ia membuka celana dalam Shane. Membiarkan kejantanan Shane yang sudah berdiri terbebas.

Ia memainkan kejantanan Shane, mengelus, menjilat dan melahapnya seperti permen.

Shane mengerang nikmat. Ia menggila karena siksaan Aimee. Wanitanya membawa ia terbang ke surga. Shane tidak tahan lagi. Ia membalik posisi, menindih tubuh Aimee.

His PrisonerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang