Bab 5 - Mengubah kemalangan menjadi sebuah peluang.

15.8K 1.7K 95
                                    

Aimee kini mengetahui ia akan dibawa ke mana oleh Shane. Ia telah sampai di Jerman. Dan sekarang sudah berada di dalam mobil limousine mewah tentunya bersama dengan Shane.

Ia tidak peduli Shane membawanya ke mana, tetapi sekarang ia memikirkan apa yang mau Shane lakukan di Jerman dengan membawanya. Apakah Shane akan menjualnya? Atau mengambil organ tubuhnya?

Orang seperti Shane sangat cocok dengan pekerjaan keji. Setidaknya Shane adalah seorang mafia.

"Kau ingin tahu kenapa aku membawamu kemari, Aimee?" tanya Shane seolah tahu apa yang Aimee pikirkan. "Aku akan menjualmu di perdagangan manusia."

Sontak Aimee langsung melihat ke arah Shane. Ia membelalakan matanya.

Shane tertawa geli. "Aku bercanda, Aimee."

Dan lelucon yang Shane buat tidak lucu sama sekali. Aimee yakin Shane tidak tahu definisi bercanda. Bahkan yang Shane katakan tadi lebih ke menakut-nakutinya.

"Bagimu nyawa orang lain memang sebuah lelucon," sinis Aimee. Ia manusia biasa. Yang terkadang bisa mengucapkan apa yang ia pikirkan secara tidak sadar.

"Kau benar, Aimee. Bagiku, nyawa orang lain tidak penting sama sekali."

Aimee malas menanggapi. Ia bungkam.

"Namun, nyawamu cukup penting bagiku." Shane kembali bicara.

Aimee tidak tersentuh sama sekali dengan kata-kata Shane. Dirinya bagi Shane hanyalah sebuah mainan. Tentu saja ia cukup penting, jika ia mati Shane akan kehilangan mainannya.

"Aku membawamu ke sini agar kau bisa menghilangkan penat terkurung di mansionku."

Menghilangkan penat? Rasanya Aimee ingin membuka isi otak Shane. Apa sebenarnya yang ada di otak Shane? Atau mungkin Shane tidak punya otak sama sekali? Sama seperti Shane yang tidak memiliki hati. Bagaimana bisa ia menghilangkan penat jika pergi bersama Shane sumber dari segala masalah dalam hidupnya saat ini. Satu-satunya yang bisa membuatnya tenang adalah jauh dari Shane, bukan dibawa ke Jerman untuk berlibur.

Lagi, Aimee tidak menanggapi Shane. Ia waras, tidak akan bisa mengerti pikiran orang sakit jiwa macam Shane.

Mobil yang Keenan bawa sampai di depan sebuah apartemen.

"Tunggulah di sini, aku tidak akan lama." Shane keluar dari mobilnya bersama dengan Aimee. Sementara Keenan tetap berada di dalam mobil seperti yang Shane katakan.

Shane membawa Aimee masuk ke lobi apartemen. Mereka naik ke lift dan berhenti di lantai 15.

"Istirahatlah. Aku akan menemuimu malam nanti." Shane membuka pintu apartemen miliknya. "Gunakan ponsel ini untuk menghubungiku jika kau membutuhkan sesuatu." Ia memberikan sebuah ponsel pintar pada Aimee.

Aimee meraih ponsel dari Shane, kemudian ia masuk ke apartemen. Apa bedanya ia berada di mansion Shane dan apartemen yang ia tempati saat ini? Ia masih tetap terkurung.

Pria sakit jiwa.

Aimee memaki Shane dalam hatinya.

Tidak ingin memikirkan pria sakit jiwa, Aimee melangkah menuju ke jendela. Ia menatap pemandangan dari jendela dan baru menyadari bahwa dari tempatnya berada pemandangan di bawahnya terlihat sangat indah. Aimee pernah bermimpi untuk bisa bepergian dan menikmati banyak keindahan dunia, tetapi ia tidak berharap bisa mewujudkan mimpinya dengan jalan seperti saat ini. Ia sudah tidak bisa lagi menikmati keindahan. Semua karena Shane yang menciptakan neraka untuknya.

Aimee berdiam diri cukup lama. Ia membiarkan angin menerpa kulitnya.

**
Seperti yang Shane katakan. Ia akan menemui Aimee ketika malam tiba. Dan di sinilah ia berada. Di dalam apartemen miliknya.

His PrisonerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang