2nd Day

17 1 0
                                    

"Huhh."

Aku baru saja duduk di bangku pojokku dan langsung menghela nafas. Baru kuingat hari ini adalah hari Selasa yang artinya sebentar akan ada mata pelajaran olahraga dan bodohnya, aku lupa membawa baju olahraga. Sungguh malapetaka. Semoga saja hari ini hanya teori dan bukan praktek.

Amin.

Kulihat jam tanganku, masih ada sekitar 15 menit sebelum jam pertama dimulai. Aku mulai bimbang, yang mana yang harus kulakukan sekarang? Tidur atau ke perpus? Aku ingin tidur sambil mendengarkan lagu dari headset tapi aku juga penasaran dengan buku yang kubaca kemarin. Jadi, yang mana?

Tidur, perpus, tidur, perpus, tidur, perpus.

Aku terus mengulangnya di pikiranku.

Drrk

Aku berdiri. Sudah kuputuskan, aku akan ke perpus.

~~~

"Lah? Tutup?"

Apa ini? Kenapa tutup?

Tidak biasanya seperti ini. Apa penjaga perpus belum datang? Masa iya tutup beneran?

Paling pak penjaganya terlambat datang, nggak mungkin kok di tutup, tenang-tenang. Tetap positif. Perpus bakal buka, tunggu saja.

Aku pun menunggu sambil duduk di kursi kayu panjang yang tersedia di depan perpus ini dan memerhatikan murid-murid berlalu-lalang.

"Sepi."

Begitulah kenyataannya, hanya 3 sampai 5 orang yang kulihat sekarang. Mau sekolah bagaimanapun kalau sudah dekat waktu libur pasti sedikit yang datang, apalagi ini minggu terakhir sebelum libur.

Oh ya, semestinya sekarang aku pusing ke sana kemari pinjam baju olahraga sama tetangga kelas, tapi kalau gak punya kenalan sama sekali mau gimana? Pinjam sama orang lain juga sungkan, mana gengsinya pada tinggi, belum tentu di pinjamin.

Sudah 5 menit aku menunggu di sini dan belum ada tanda-tanda perpus akan di buka. Sisa 10 menit.

Kuambil headset ku lalu memasangnya di telingaku dan memutar lagu dari ponselku, setidaknya aku tetap menikmati waktu menungguku.

Kupikir, memejamkan mata sesaat tidak apa.

(10 menit kemudian)

Kringg

Hah? Oh.

Tak kusadari aku tertidur di sini dan sekarang bel sudah berbunyi. Pada akhirnya aku tetap melakukan keduanya, tidur dan ke perpus walaupun masih tertutup. Sungguh mengesankan. Kurapihkan headset ku lalu berdiri.

Masih belum buka.

Perpus masih tertutup rapat, sepertinya hari ini tidak akan buka.

~~~

Mati, kok ada guru?

Begitu tiba di depan kelas kulihat ada guru di dalam, seperti sedang menerangkan sesuatu, aku pun memberanikan diri masuk ke dalam.

"Permisi,"

"Iya silahkan duduk,"

Aku cepat-cepat jalan ke kursi ku.

Drrk.

Aku duduk.

"Baik, ketua kelas,"

"Iya Bu," balas Ardo sambil mengangkat tangannya.

"Hari ini yang datang cuma segini saja?"

"Iya Bu."

Just MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang