"Ner!"
Aku langsung di panggil Ardo begitu menginjak lantai kelas.
"Belum juga duduk Do, kenapa?" Tanyaku dengan heran.
Kulihat dia memegang sapu dan skop.
"Bantu gue sini," katanya.
"Apaan, bersih-bersih? Yang lain mana?"
"Nggak ada yang datang, cuma lo sama gue aja, udah ayok bantuin gue,"
"Iya iya sabar, taruh tas dulu," aku berjalan ke kursiku, menaruh tas, mengambil sapu lalu mulai menyapu dari belakang.
"Lo sebelah kiri ya, gue sebelah kanan sapunya," minta Ardo.
"Iya iya, tumben banget lo bersih-bersih," kata ku sambil menyapu.
"Guru yang minta, gue baru aja duduk di bangku gue tiba-tiba guru nongol dari pintu, minta kelasnya dibersihin, soalnya hari ini nggak belajar lagi, ya mau gak mau gue bersihin deh," jelas Ardo panjang lebar.
"Ooh, begitu liat gue masuk langsung nyuruh aja, hebat bener ketua kelas," candaku.
"Hehe, lo kan partner gue sekarang, ya nggak?"
"Terserah deh terserah." Kataku sambil menyapu, meskipun ngobrol tapi sapu tidak lepas dari tangan, tetap menyapu.
"Skop nya tolong do," minta ku ke Ardo.
"Lah, lo udahan aja, perasaan gue duluan deh yang nyapu, cepet bener," ujar Ardo sambil memberi ku skop.
"Udah biasa ini mah, lo cepetan sana, ini mau di pel kan?" Tanyaku sambil menyapu debu ke dalam skop.
"Menurut lo gimana? Pel nggak? Gue tergantung yang bantu aja," kata nya sambil menyapu debu masuk ke dalam skop.
"Hm, perpus nggak buka kan ya?"
"Nggak," jawab Ardo sambil membuang debu di skop itu ke dalam tong sampah.
"Pel aja deh, biar sekalian, gue juga nggak bisa ke perpus, mau ngapain lagi," aku mengambil peralatan untuk mengepel.
"Jadi maksud lo kalo perpus buka lo bakal tinggalin gue sendiri gitu, di sini bersih-bersih sendirian? Bener-bener lo ya," protes Ardo.
"Mungkin? Haha, canda canda,"
"Dasar, sini, gue yang pel lo yang bilas," Ardo mengambil peralatan pel yang ada di hadapan ku.
"Okey."
Kami mulai membersihkan.
Tak terasa, kami sudah selesai mengepel, aku membereskan peralatan lalu menaruhnya ke tempat semula, sekarang kami duduk di depan kelas.
"Akhirnya beres," ucap Ardo.
"Iya," balasku.
"Makasih udah bantu partner," katanya sambil mengepalkan tangannya ke arah ku seperti kemarin.
"Sama-sama," kubalas kepalan tangannya dengan kepalan tangan ku.
"Toko buku kemarin lo dapet nggak?" Tanya Ardo penasaran.
"Eh iya, gue sampe lupa mau nanya lo itu, gue nggak nemu kemarin, di sebelah mana sih?"
"Sebelum sekolah ner, ada kok tulisannya, kayak papan-papan nya gitu di bagian depan, Lo nggak liat?"
"Nggak tuh, nggak ada," aku mencoba mengingat-ingat, sepertinya memang tidak ada.
"Nanti deh gue anter, sekalian cari,"
"Beneran?" Balasku dengan bersemangat.
"Iya, lo udah bantu gue, anggap aja imbalannya,"
"Idih, iya deh ketua, makasih,"
