Chapter 3 - Pulang Kampung

67 2 2
                                    

Dara tengah sibuk merapikan pakaiannya ketika Nico datang menghampiri. Lelaki bertubuh tinggi tegap itu menatap sang Istri dengan perasaan bahagia.

"Duh, yang semangat banget pengen pulang kampung." Serunya yang langsung mendapatkan perhatian dari Dara.

"Udah selesai semuanya, Sayang?"

"Udah, Mas." Jawab Dara menatap seraya memeluk pinggang suaminya yang kini berada tepat disampingnya. Nico balas mengelus kepala istrinya dengan sayang.

"Mas, Apa nggak apa-apa kalau kita ke Jogjanya hari ini."

"Nggak apa-apalah, Sayang."

"Tapi kan kondisi Mas---"

"Aku udah baikan Kok."

Nico tersenyum lalu mengubah posisinya menjadi duduk disebelah Istrinya. Sebelah tangannya merangkul tubuh Dara.

"Kamu nggak usah cemas, yah. Lagi pula kepulangan kita ke jogja kan sekalian refreshing. Biar kondisiku juga jauh lebih baik, kan."

Dara mengangguk sambil tersenyum. "Sekalian melepas rindu juga, Mas. Aku tuh udah kangeeen banget sama Bunda, Budhe, apalagi Keke. Sudah hampir lima tahun aku nggak pernah lagi ketemu dengan mereka. Rasanya, kangenku ini udah setinggi gunung himalaya."

Nico terkekeh sejenak lalu disentilnya hidung mungil Istrinya dengan hidung mancungnya.

"Nah maka dari itu, Sayang. Aku sengaja memajukan tanggal keberangkatan kita biar istriku tersayang ini bisa cepat-cepat ketemu dengan keluarganya di Jogja."

Dara tersenyum bahagia, dipeluknya tubuh Suaminya juga dihujaninya wajah tampan sang Suami dengan kecupan berkali-kali.

"Kamu memang Suami pengertian, Mas. Aku sangat beruntung memiliki imam sepertimu."

Nico tersenyum. Dibalasnya pelukan Dara juga dihadiahkannya kecupan lembut pada puncuk kepalanya.

"Aku juga sangat beruntung memiliki Istri penyayang, sabar dan baik hati sepertimu, Sayang. Aku nggak tau bagaimana jadinya hidupku kalau bukan kamu yang mendampingiku."

Dara terharu mendengarnya. Ditatapnya wajah Suaminya sembari berbisik. "Aku terlahir untukmu, Mas."

Nico kembali tersenyum. "Dan aku bernafas karnamu, Sayang."

Mereka saling tersenyum dengan pancaran mata yang meluapkan begitu banyak cinta didalamnya. Nico mengecup kening istrinya sebelum wajah istrinya ia sandarkan dengan nyaman diatas dadanya.

Dibalik dada bidang itu, senyum penuh kebahagiaan tak henti-hentinya mengembang dibibir Dara. Cara Suaminya memperlakukannya selama lima tahun pernikahan mereka tak pernah berubah. Rasanya masih sama seperti mereka masih bergelar pengantin baru.

Sikap Nico yang selalu memanjakannya. Mengerti setiap kemauannya membuatnya merasa menjadi istri yang paling bahagia di dunia. Sungguh beruntunglah dirinya memiliki Suami seperti Mas Niconya ini.

Tokk.. Tokk..

"Tuan Nico. Mobilnya sudah siap."

Teriakan Mang Dirman, supir pribadi Nico seolah merusak romansa yang baru saja akan tercipta diantara pasangan Suami Istri ini.

"Iya Mang?" Teriak Nico dari dalam kamar. Ditatapnya kembali wajah Istrinya yang saat ini juga tengah menatapnya.

"Mang Dirman ganggu yah." Protesnya dengan bibir mengerucut.

Dara terkekeh geli melihat ekspresi Suaminya itu. Agar Nico tak merajuk terlalu lama, maka dikecupnya sekilas bibir yang masih mengerucut itu. Dan kemudian dibalaslah dengan pangutan lembut dan singkat dari Suaminya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jodoh Ke DuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang