#2 - Masa Kecil, dan Kebahagiaan Tak Teranggap

75 6 0
                                    

  Ya seperti inilah aku. Lahir sebagai anak rumahan dengan kurangnya kemampuan berteman. Yang menjadikanku sering sendirian kemanapun dimanapun

  Waktu itu aku berumur sekitar 4 tahun. Dan aku tinggal bersama nenek kakekku karena orang tuaku sibuk bekerja.

  Ketika dirumah aku bermain sendirian kesana kemari, ya itulah yang dikatakan nenekku. Tapi bagiku?

  Aku bermain dengan mereka. Sebut saja mereka. Dan salah satunya dia. Seorang laki-laki kecil. Seumuran denganku. Bermain boneka, hingga memasak. Mereka ikut bermain bersamaku hingga suatu hari.

  Aku sedang bermain dengan mereka. Nenekku berkata "Siapa mereka?" Dengan penuh yakin menjawab "Teman-temanku"

  Nenekku bingung sampai berkata "Temanmu? Kamu hanya bermain sendiri disini. Tidak ada siapapun selain kita" karena masih kecil aku sempat tak menghiraukan apa yang dikatakan nenekku hingga saat aku kelas 8 aku baru sadar.

  Mereka? Siapa yang aku maksud? Dia? Laki-laki yang kuanggap sebagai teman masa kecilku hingga sekarang. Dia? Bukan manusia? Masuk ke ruang kebingungan tetapi ada satu pertanyaan waktu itu, "Dia ikut tumbuh sepertiku? Sampai sebesar ini?"

  Ya itulah mereka. Mereka pun bisa begitu sesuka hati. Dan syukur dia tetap menjadi temanku sampai sekarang.

  Teman curhat, teman main, teman dari segala teman. Sebut saja namanya? Jonathan. Dia meminta untuk kupanggil nama itu. Hahahaha sama sepertiku berhuruf J. Dan berakhiran Han. Dia suka nama itu. Dan ntahlah nama aslinya siapa tapi sebut saja Jo atau Nathan atau Jonathan.

  Dia tertawa kuberkata seperti itu. Ya itulah dia. Humoris, pengertian, dan terutama ganteng. Ups, dia tahu dan marah agak tertawa. Maaf Jo hehehe

  Hei, Jo! Tetap menjadi Jonathan, temanku sejak kecil, Jo yang aku kenal ok? :)

Dear Jihan

FántasmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang