#11 - Lorong

25 1 0
                                    

Suatu hari, kamar para santri putri digegerkan dengan berita yang datang dipagi hari sekali.

Tentang apakah itu? Ya, dia. Sosok hitam besar badan mirip gendoruwo. Tapi itu bukan dia. Sepertinya orang jawa biasa menyebutnya dengan Buto.

Kenapa bisa sampai geger seperti itu?

Suatu hari, seorang santri putri panggil saja Ayu. Dia menjemur bajunya yg berwarna merah dilorong jemuran. Ia melakukan itu diwaktu sore.

Hingga keributan terjadi diesok pagi. Dimana baju nya terdapat banyak bekas cakaran tangan seperti cakaram macan. Tak mungkin jika itu dilakukan oleh kucing, letak bajunya saja hampir 2 meter dari atas tanah. Kucing takkan mampu melompat setinggi itu ataupun mencabik bajunya.

Ada yang aneh disini hingga pengurus pondok mendengar akan hal ini dan menyatakan ke seluruh santri putri. Tidak boleh menjemur baju berwarna merah terutama sore hari dan di diamkan semalaman hingga pagi hari. Karena ia, sosok buto tadi tidak suka akan hal itu.

Ia salah satu sosok penghuni pondok putri. Akupun membuktikannya sendiri. Dengan rasa canggung berjalan ke lorong dan benar saja aku mendapatinya sedang ada dilorong itu.

Ternyata tak terlalu seram seperti apa yang diceritakan mbak mbak pondok. Ia lebih ramah. Juga seukuran manusia normal masih tetap dengan tubuhnya yang besar. Ia hanya berkata.

"Aku hanya menjaga, jangan berani diusik jika tak mau seperti dia"

Aku yakin kenapa baju itu bisa tercabik. Mungkin saja si Ayu tak tahu tentang apa yang salah tentang apa yang ia lakukan.

Kembali lagi ke hukum alam. Hantu ataupun manusia tidak akan marah besar jika tak dibuat marah :)

FántasmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang