"Haechan ah?" Chenle memanggil dari ruang keluarga Park. 'Sepi sekali' pikirnya ia menoleh ke jisung
"Pulanglah, aku akan disini menunggu renjun dan jaemin" ujar chenle sempat menoleh ke jisung sebentar dan mulai berjalan ke dapur.
"Aku akan disini sampai dua kawanmu datang" ultimatum itu di keluarkan jisung agar chenle tau bahwa ia sedang tak ingin didebat.
"Baiklah" chenle hanya menurut melihat kekasihnya yg datar itu.
Chenle yg datang langsung menuju kekamar haechan dilantai dua dan jisung masih diruang keluarga rumah haechan.
Jisung memulai aksinya. Tugas jisung selesai kala seseorang menelponnya "Bagaimana?" Tanya orang disebrang sana
"Done, aku tak bisa menjangkau kamarnya karna haechan dan chenle sedang dikamar" jisung melaporkan situasi yang ada pada seseorang yang menelponnya
"Good boy, thanks ji" ujar mark sembari smirk terpapar diwajahnya.
Jisung mematikan sambungan telpon tepat saat renjun dan jaemin datang, "Chenle dikamar haechan, naiklah. Aku pulang" ujaran singkat jisung hanya diangguki dua pria cantik itu.
Jisung keluar dari rumah itu dan pergi ketempat temannya.
"Jadi, apa rencanamu dude?" Tanya jisung saat sampai di apartement mark.
"Hanya misi membawa milikku kembali" ujar orang itu pelan sarat akan penekanan. Tiga temannya yang lain paham maksud makhluk itu, jadi mereka menyambutnya dengan senyuman miring juga.
■■
"Kau yakin?" Renjun menenangkan sahabatnya dan menanyakan sekali lagi keputusan temannya tersebut.
Haechan hanya menggangguk sembari menangis, "Aku tak apa, sepertinya ini jalan terbaik yang kuambil. Bagaimanapun mark harus bahagia, bukan?" Haechan menanyakan pertanyaan yg mana itu hanya untuk dirinya sendiri untuk menetapkan hati.
"Apapun chocoball, kami mendukungmu" jaemin memeluk haechan, entah sudah berapa hari haechan tak masuk sekolah dan menangis seperti ini. Sudah terhitung tiga hari ia absen dengan alasan sakit.
"Yang aku punya sekarang itu kalian, aku mohon jangan tinggalkan aku" haechan memeluk tiga temannya itu
"Tak akan, kupastikan itu" chenle mengusap punggung sempit itu.
"Selanjutnya, apa rencanamu?" Tanya chenle lagi
"Aku mungkin akan mencoba mencintai diriku sendiri telebih dahulu"
".. tapi, apa mark benar menerima keputusanmu begitu saja?" Pertanyaan yg amat ingin ditanyakan oleh renjun dan chenle telah disalurkan langsung oleh jaemin.
"Mark tak mencariku ketika aku pergi, dan.. dia tak membalas pesanku. Jadi apa itu namanya?" Perkataan haechan kembali mengiris hatinya kembali. Knp sepahit ini cinta pertamanya? Haa~
"Yasudah.. lupakan! Mari kita bersenang senang!!!" Ujar renjun semangat
Terimakasih, hanya itu yg ingin haechan ucapkan kepada tuhan dan teman temannya.
Pagi kembali menggeser keberadaan malam, dan haechan sedang berjalan menuju bus untuk berangkat ke sekolah. Hari ini ia mencoba bangkit dari keterpurukannya, sehingga ia hanya ingin merasakan segarnya udara pagi tanpa mobil yang mengantarnya.
"Jika tau senyaman ini, kenapa tidak dari dulu kucoba ya?" Haechan sudah turun di halte dekat sekolahnya. Sudah ramai, dan banyak jajanan yg jarang haechan lihat dikantin sekolah sehingga ia yang memang kelaparan mampir sebentar untuk membelinya.
