Four: Hari Yang Menyebalkan

18 2 0
                                    

Belva Defiano Algatha
🎉

Kamis, 10 Agustus 1999

Tak terasa hari begitu cepat, tiga hari sudah Alesya menempuh pengalaman belajar di sekolah barunya.
Seperti biasa pagi ini Alesya diantar oleh Dylan.

Alesya: "Bunda Alesya berangkat sekolah ya"

Dylan: "Tante pamit mau sekolah"

Bunda Alesya: "Ya udah sana berangkat keburu terlambat"

Alesya: "Ya Bun.."

Hari ini tak seperti biasanya. Jalan raya cukup ramai dan macet. Membuat motor yang ditumpangi Dylan dan Alesya terjebak macet di persimpangan jalan dekat lampu merah.
Apalagi sudah pukul 06.30
Membuat Alesya panik dan terus rewel bawel kek anak kecil, terus protes kepada Dylan.

Alesya: "Duh Dylan kita bisa telat nih kalau macet kek gini"

Dylan: "Tenang aja..."

Alesya: "Ya tau dah yang ibunya kepala sekolah mah tenang-tenang aja, lah gw bukan anak siapa-siapa gak ada yang nolongin kalau telat"

Dylan: "Ya terus mau jalan kaki?. Lumayan 10 menit kalau jalan kaki"

Alesya: "Ihhss...yaudah..dah nungguin lancar aja"

Dylan malah tersenyum melihat wajah kesalnya Alesya yang terlihat seperti anak-anak.

Alesya merasa dirinya ditertawakan Dylan, langsung mencubit pinggangnya.

Dylan: "Duh sakit tau.."

Alesya: "Bodoamat. Lagian ngetawain gw"

Dylan: "Gitu aja marah kek anak kecil".
(Dylan tertawa pelan ditengah kemacetan)

Alesya: "ISS awas aja ya.."
(Alesya mencubit Dylan lagi)

Mereka berdua tidak sadar tingkah mereka yang lucu dilihat oleh sekeliling orang di area kemacetan.
Selang 15 menit sampailah Alesya dan Dylan didepan pintu gerbang yang sudah tertutup.

Alesya: "Yah kan gerbangnya ditutup. Berapa menit nih kita telat"

Dylan: "15 menit lah"

Alesya dengan wajah kaget: "Apa!. 15 menit?"

Dylan: "Biasa aja kali. Gw mah udah biasa telat"

Gerbang sekolah dibuka oleh pak satpam. Nama satpamnya Pak Toto. Dia sudah kenal dengan Dylan, anaknya kepala sekolah yang kadang suka terlambat.

Pak satpam: "Silahkan masuk den Dylan"

Melihat satpam yang baik kepada Dylan.
Membuat Alesya semakin jengkel dan kesel "Emang dasar anaknya kepala sekolah, pasti diberi kemudahan".
Dylan yang mendengar suara itu hanya tersenyum saja.

Sampailah disebuah parkiran motor. Kemudian Alesya bergegas turun dan ingin berjalan ke kelas. Tiba-tiba saja tangannya ditarik oleh Dylan.

Alesya: "Apaan si Dylan?"

Dylan tersenyum: "Itu helm gak mau dilepas"

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang