Pagi ini langit terlihat murung menampakkan awan yang hitam, membuat Kaneshia Shezan ingin bergegas berangkat ke sekolah. Takut - takut langit meneteskan air matanya sebelum ia tiba di sekolah. Gadis berusia 17 tahun itu berangkat sekolah bersama dengan sang kakak Abiyasa Respati yang juga bersekolah di SMA Nusa Bangsa, dengan mengendarai sepeda motor. Meskipun selisih umur satu tahun tapi Neshia dan Yasa berada dalam satu angkatan. Karena dulu saat masih kecil Neshia selalu mengikuti Yasa kemanapun dan apapun yang kakaknya lakukan. Makanya dulu saat Abiyasa sudah harus masuk SD, itu membuat Neshia juga ingin bersekolah meski umurnya kurang satu tahun lagi.
Perjalanan hari ini cukup ramai, banyak pengendara yang berangkat bekerja di kantor, pergi ke pasar, dan anak - anak sekolah. Meski pagi ini tidak secerah biasanya, tapi tidak menghalangi mereka untuk beraktifitas. Neshia melihat banyak sekali anak sekolah bahkan teman - temannya berangkat sekolah dengan membawa kendaraan sendiri. Membuatnya ingin berkendara sendiri tidak perlu menebeng sang kakak, namun trauma berkendara sendiri masih melekat pada diri Neshia membuatnya tidak berani berkendara sepeda motor sendiri.
Kaneshia turun dari motor sang kakak di parkiran sekolah. Tumben sekali ia diturunkan langsung ditempat parkir, biasanya Yasa selalu menurunkan Neshia di depan gerbang sekolah, tapi hari ini tidak. Tiba - tiba Neshia teringat sesuatu dan langsung membuka ranselnya, namun apa yang ia cari ternyata tidak ditemukan. Saat Neshia ingin bertanya kepada Abiyasa ternyata sang kakak sudah tidak ada di motornya, kemudian Neshia berjalan sedikit berlari mengejar sang kakak.
"Bang Yasa tungguin" seru Neshia sambil berlari menghampiri Abiyasa. Tapi nampaknya sang kakak mengabaikan panggilannya, membuat Neshia sedikit meninggikan suaranya.
"Bang, astaga budek lo ya?" Neshia geram lalu ia menarik tas Abiyasa dari belakang.
Abiyasa yang merasa badannya tertarik kebelakang kemudian berhenti dan bertanya kepada sang adik " Ngapain sih narik - narik?"
"Lo liat buku Biologi gue gak?"
"Tadi kan gue udah balikin ke lo sebelum sarapan."
Neshia diam tampak berfikir, tiba - tiba ia panik "Ya ampun masih di meja makan bang" jawabnya sambil menepuk jidat.
"Salah sendiri tadi minta cepet - cepet berangkat jadi kelupaan kan" ucap Yasa sambil berlalu.
"Yah gimana dong bang?."
"HAHAHA, palingan juga dihukum sama pak Haryo"
Kaneshia mengeram dengan sang kakak bukannya mencarikan solusi malah mengetawakannya. Sangat menyebalkan.
~~~
Kaneshia berjalan menaiki tangga menuju kelasnya yang berada di lantai 2. Terkadang Neshia kesal kenapa kelasnya berada di atas, ketika Neshia berangkat sedikit terlambat karena Yasa yang terlalu santai bersiap - siap, atau karena sang kakak itu sengaja meninggalkan Neshia dirumah, membuatnya jadi menaiki kendaraan umum dan sampai disekolah ia harus berlari menaiki tangga mengejar waktu. Itu hal yang sangat melelahkan dan menguras tenaga di pagi hari. Ujung - ujungnya ia berangkat dengan lesu dan terlihat tidak rapi lagi menurutnya, apalagi kalo ia bertemu dengan Genta di pagi hari dengan penampilan yang awut - awutan, itu sangat tidak menarik dan takutnya Genta menjadi ilfeel dengannya. Ah sempat - sempatnya Neshia berpikir seperti itu.
Neshia memasuki kelasnya Xll IPA 3 yang tampaknya sudah ramai, Ia langsung menuju ke tempat duduknya di barisan ke 2 dari depan dengan wajah cemberut. Alova yang duduk disebelah Neshia pun bertanya. "Lo kenapa Nes?"
"Iya pagi - pagi udah kusut aja itu muka?" timpal Windy juga yang duduk di depan Neshia.
"Buku Biologi gue ketinggalan dirumah" jawan Neshia dengan malas.
"Loh kok bisa? bukannya kemarin lo bilang udah ngerangkum semuanya?" tanya Alova lagi.
"Iya tapi Bang Yasa kemarin minjem buat nyontek, terus tadi pagi dikembaliin ke gue waktu dimeja makan nah pas berangkat lupa gak dibawa" Jawab Neshia lagi dengan mata berkaca - kaca.
"Wah parah si lo, makanya jangan mikirin Genta mulu dong."
"Iihh enggak kok, gimana dong ini tugasnya. Dikumpulin sekarang banget emang?" rengek Neshia sambil merebahkan kepalanya diatas meja.
"Iya Nes mana banyak banget lagi. Kalo lo nyalin punya gue gak keburu pasti" jawab Windy sambil menatap melas temannya itu. "Eh btw tadi gue liat Genta berangkat bareng Clara loh Nes."
"Serius lo?" tanya Neshia dengan cepat langsung menegakkan badannya.
"Yeee kentang, giliran bahas Genta aja langsung semangat."
"Iya tadi gue juga liat di parkiran" sambung Alova. Belum sempat Neshia bertanya lagi, pak Haryo sudah memasuki kelas dengan raut seperti biasa ' Tidak bersahabat'.
"Selamat pagi anak - anak, langsung saja sesuai kesepakatan minggu lalu tugas merangkum hari ini dikumpulkan" ucap pak Haryo tegas.
Neshia yang mendengarnya pun semakin ciut nyalinya. " Lov gimana ini? Gue takut sama pak Haryo" Tanya Neshia sambil menyikut tangan Alova.
"Gue juga takut Nes, liat aja tuh mukanya serem banget." Jawab Alova membuat Neshia membenarkan ucapan temannya itu.
"Ayo silahkan bukunya dilumpulkan kedepan" perintah pak Haryo sambil mengedarkan pandangannya melihat seisi kelas, dan mendapati Neshia diam tidak maju mengumpulkan" Kaneshia kenapa diam aja?"
"Aa-nu pak em bukunya ketinggalan dirumah" jawab Neshia takut - takut sambil nyengir kuda.
"Kenapa bisa? Kamu tidak niat ikut pelajaran saya? Ucap pak Haryo tegas, membuat seisi kelas diam dan memperhatikan.
"Lupa pak maafin ya pak" mohon Neshia polos kepada sang guru kiler itu sambil menangkupkan kedua tanggannya didepan dada.
"Baik kalau begitu kamu merangkum lagi sekarang, saya tambahkan 2 bab!" Perntah pak Haryo.
Neshia mendelik kemudian berujar "Ya ampun pak banyak banget?"
"Mau dapat nilai tidak? Kalo tidak ya" Tawar pak Haryo sambil menatap Kaneshia dari jauh.
"Eh mau pak mau" jawab Neshia semangat menganggukan kepalanya.
~~~
Jam istirahat pertama bunyi semua siswa - siswi yang ada di kelas berhamburan keluar. Ada yang ke Perpustakaan, ada yang ke kantin, dan ada juga yang ke pohon besar dekat lapangan basket. Soalnya di bawah pohon besar itu terdapat beberapa tempat duduk yang sering ramai siswa - sisiwi menempatinya, sekedar untuk mengobrol atau juga mengerjakan tugas disana karena tempatnya yang sejuk dan nyaman. Kaneshia berjalan menuju kursi sejajar depan kelas untuk duduk, entah kenapa hari ini ia tidak ingin ke kantin, Neshia sedikit pusing dan capek karena dapat hukuman merangkum dari pak Haryo. Jadi Neshia hanya nitip roti kepada temannya yang pergi ke kantin. Saat sudah didepan pintu kelas ia melihat Genta sedang berjalan berasama Clara dan Aryo. Saat Neshia akan berbalik masuk kedalam kelas ia terhenti, karena tangannya dicekal Genta. Neshia diam saja ia masih kesal dengan Genta karena pesannya terabaikan sejak kemarin malam. Meskipun sudah terbiasa, tapi Neshia tetap saja merasa kesal.
"Mau ke kantin gak?
Neshia memalingkan wajah dan menjawab dingin "Gak, udah nitip temen."
" Ya udah " Neshia melogo mendengar Genta hanya menjawab 'Ya udah' saja, ia mendongak tak kalah kaget saat Genta pergi bersama Clara begitu saja tanpa memaksa Neshia ke kantin bersamanya.
"Ayo Gen ke kantin, kamu belum makan kan?" Genta hanya menganggukan kepalanya.
Aryo yang melihat Neshia semakin kesal pun mendekat untuk menenangkan " Udah Nes lo tenang aja Genta aman kok. " tuturnya sambil mengedipkan sebelah mata.
Neshia hanya mendengarkan Aryo tanpa berucap. Dan masuk kelas dengan menghentakkan kakinya sambil mengeram menahan marah, pasalnya sang pacar hanya berkata itu saja dan langsung pergi dengan cewek lain. Neshia tak habis pikir dengan Genta. Alova dan Windy yang melihat itu pun menarik tangan Neshia, mengajaknya masuk kelas untuk menenangkan.
18 April 2020
Maaf ya kalo ceritanya gak jelas, aneh dan sebagainya. Soalnya aku emang gak ada bakat nulis, cuma yaaa...suka berkhayal aja gitu wkwk.
Semoga suka
Makasih⚘
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaneshia
Teen FictionDalam harapan Kaneshia Shezan ia memang ingin menjadi pacar Genta. Siapa sih yang tidak mau jadi pacar Gentala Lingga Danuja? Tapi Neshia tau ia tak mungkin bisa berpacaran dengan Genta, karena yang ia tau Genta tak menyukainya. Namun ternyata Neshi...