2. BENCI DAN DENDAM

202 61 16
                                    

Untukmu mama

Aku sangat merindukanmu, aku setiap hari berdoa kepada Allah agar segera di pertemukan denganmu kembali.

Akan tetapi sampai saat ini juga aku belum di pertemukan denganmu kembali setelah kejadian waktu itu .

Hanya doa, waktu, dan dukungan dari semesta yang dapat mempertemukan kita kembali.

Entah sampai kapan aku tak tau.

I love you mama.

ಥ‿ಥ

Pagi pun telah tiba, saat nya semua manusia beraktifitas seperti biasa.
Suasana di kota Jakarta terlihat ramai dan macet.
Banyak orang menjalankan tugasnya, ada yang pergi ke kantor dan sekolah.

"Salma bangun udah siang! liat sekarang jam berapa, emang kamu enggak pergi ke sekolah?" teriak Sandrania.

Sandrania lah yang mengurus Salma setelah Nathalia dan Bimantara berpisah, saat Nathalia dan Bimantara berpisah umur Salma masih sangat kecil.

Saat itu Salma masih balita, dulunya keluarga Salma adalah keluarga yang bisa dibilang kaya, Nathalia dulu adalah seorang desainer dan Bimantara berprofesi menjadi seorang dokter.

Akan tetapi kebahagiaan keluarga Salma sirna setelah Bimantara selingkuh dengan rekannya sesama dokter.

Nathalia memutuskan untuk menitipkan Salma ke Sandrania karena ia ingin pergi dari Indonesia dan tinggal di New York dengan alasan pekerjaan dan ingin melanjutkan kuliahnya di New York.

Teriakan Sandrania sangatlah kencang setiap harinya sampai sampai terdengar dari kamar Salma dan membuat salma jadi terbangun...

"Hoamm, iya Salma udah bangun tante." jawab Salma sambil menguap dan sembari melihat jam dinding dikamarnya.

Betapa kagetnya Salma melihat jam menunjukan pukul 05.00, Salma bergegas segera mandi, ganti baju, shalat dan sarapan bersama tantenya di ruang makan.

"Selamat pagi tante! masak apa nih pagi ini?" tanya Salma.

"Pagi keponakan tante yang cantik! masakin kamu roti dan segelas susu." jawab Sandrania.

"Makasih tante!" seru Salma.

"Bangun selalu siang mulu udah shalat subuh belum nih? makannya kalau tidur itu jangan malem malem, belajar boleh tapi jangan berlebihan." omel Sandrania.

"Dih tante, ini tuh masih pagi banget! udah shalat dong Salma. Iya nanti Salma kurangi kok jam belajar Salma dan di pertambah tidurnya, Salma itu giat belajar supaya kelak Salma bisa menjadi dokter dan bisa membahagiakan tante." jawab Salma.

Mendadak suasana hening sejenak, Sandrania teringat sesuatu ketika Salma mengucapkan kata dokter. Ya, Sandrania teringat dengan Bimantara papanya Salma.

"Sal, tante mau tanya sesuatu sama kamu boleh kan? tapi jangan kesinggung atau marah ya." tanya Sandrania.

"Iya, emang tante mau tanya apa? Salma janji nggak akan marah dan tersinggung." jawab Salma.

"Jadi gini, besok lusa rencanannya tante mau ngajakin kamu ketemu papa kandungmu Sal." ucap Sandrania.

Deg! Salma kaget mendengar ucapan tantenya barusan, dalam hati Salma berkata "papa? bukannya papa udah nggak sayang lagi sama aku sejak kecil?" Tanpa Salma sadari kedua matanya berkaca-kaca, akan tetapi Salma berusaha menahan air matanya yang ingin jatuh dari tadi.

Cold-Hearted Man Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang