IH |02| Mr. Hastage Menguntit

1 1 0
                                    

Kuharap kita bisa bertemu,
Aku ingin tahu,                      
Siapa kamu yang berusaha  
masuk mencampuri hidupku.

.oΩo.

"Kau melihatnya? Ah, benar-benar beruntung!"

Beruntung apanya? Justru itu jadi hal terburuk yang sangat membebaninya. "Kau tidak perlu berkomentar, cukup katakan saja apa solusinya. Jangan membuang waktu."

Ye Rim menyeruput kopinya lalu menjawab, "Waktuku tak pernah terbuang jika bersamamu. Kau lupa? Tiga hari terakhir kau tak punya waktu untuk mengobrol denganku."

Benar. Dan Haera senang melakukan itu. Hidup tanpa Ye Rim rasanya surga dunia.

Mustahil Haera tidak bosan hanya punya Ye Rim sebagai temannya.

"Ini." Ye Rim menyodorkan ponselnya.

Bae Seung Yeol.

"Telpon lalu katakan maaf. Dia tak akan memperpanjang masalah semacam itu, tenang saja."

Air liur diteguk susah payah. Tangan Haera sedikit gemetaran meraih ponsel.

Katakan sekarang atau tidak pernah. Haera memencet tombol hijau. Rasanya campur aduk. Ada harapan teleponnya diabaikan karena ia cukup canggung untuk berbicara dengan orang terlebih seniornya. Sedangkan harapan lainnya telepon itu segera diangkat lalu ia mengatakan maaf dan semuanya berakhir.

"Yeobusseyo?" Mata Haera membulat mendengar sapaab di sebrang sana.

Haera susah payah mengucapkan kata pertamanya. "An.... Annyeonghaseyo Oppa. Aku Haera dan aku ingin meminta maaf tentang kejadian semalam. Maaf sudah mengganggu." Ia langsung memutus sambungan secara sepihak.

Sedikit lega sekarang.

"Kau ini tak sopan. Langsung menutup teleponnya begitu saja." Haera tidak peduli. Yang penting kata maaf sudah ia ucapkan.

"Kau sedang sibuk dan aku tidak mau mengganggu. Sampai besok," ucap Haera sembari beranjak dari kursi.

Ye Rim sebenarnya sudah mau mencegah. Tapi, salah satu staff memanggilnya karena waktu istirahat sudah usai.

Haera geli melihat ekspresi kesal Ye Rim. Ia tahu Ye Rim bosan harus menjalani pemotretan iklan coffe sehari penuh. Namun, Haera juga enggan jika diminta berlama-lama menunggu Ye Rim di sana. Jadi, ia tinggal saja.

.oΩo.

"Siapa?"

"Haera." Cewek di sebrangnya menelengkan kepala. "Yang semalam tak sengaja masuk ke kelas," lanjutnya.

Cewek itu tampak mengingat-ingat kejadian semalam. "Seona-ya. Sudahlah, tak usah diingat-ingat. Dayamu bisa cepat habis nanti."

Cewek yang dipanggil Seona itu sontak menyipitkan matanya. Bibirnya mengerucut. Tanda sebal terhadap Seung Yeol.

"Ada apa dia menelpon?" tanya Seona.

"Dia meminta maaf." Melihat Seona yang mengankat sebelah alisnya Seung Yeol lantas melanjutkan, "Tentang kejadian semalam. Mungkin dia tidak enak sudah mengganggu momen kita."

"Mengganggu? Kenapa begitu? Aku justru senang dia datang malam itu. Seharusnya aku berterima kasih dengannya karena berkat dia kau tidak jadi menggigitku."

Menggigit? Seung Yeol berusaha mencerna maksud ucapan Seona. Cukup lama. Sampai akhirnya. "Seona-ya." Seung Yeol memanggil dengan nada heran. "Aku bukan ingin menggigitmu. Aku ingin menciummu. Ah, kurasa akan susah menjelaskannya," eluhnya sembari memijat pelipis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Im HaeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang