The Goddes

7 4 2
                                    

Pagi ini seharusnya aku bangun pukul 6 pagi,namun karena semalam aku menonton Drakor Favoritku.Akhirnya aku ketiduran hingga setengah 7.Alhasil aku terlambat masuk kampus dan mendapatkan teguran dari Dosen yang super galak,Aargghh.Mendengar celotehannya saja membuatku pusing tujuh keliling,ditambah tugas yang menumpuk dari setiap Dosen yang masuk membuat kepala ini seakan ingin meledak dan menghamburkan isinya keluar...😤😤
Ohh,tentu tidak.Aku tidak mungkin membayangkan kejadian itu.Terlalu mengerikan untuk dipikirkan secara realistis,Hahaha.Omong-omong,suasana kelas pagi ini cukup lenggang.Dan berhubung Dosen dijam pertama tidak masuk,kusandarkan kepalaku diatas tumpuan kedua tanganku seraya memejamkan mata.Aahh,Nikmat sekali.Seharusnya para Pengajar memberikan keringanan untuk para muridnya bukan??Semisal Diizinkan libur satu hari atau dapat Kupon Mandi Sauna Di tengah kota??kedengarannya asyik 😄😄.Tentu saja itu tidak akan terjadi.Dan selama mataku terpejam,aku memikirkan hal yang aneh-aneh,Sampai akhirnya aku terlelap dan menemukanku terjebak dialam mimpi.

Dia selalu datang didalam mimpiku,Pangeran Berkuda Tampan mengenakan setelan Kerajaan Lengkap dengan Sebuket Bunga Mawar ditangannya.Ia turun dari kuda dan menatapku lekat seraya tersenyum.Aku bisa merasakannya,jantungku berdegup tidak karuan.Ia mendekat dan mengenggam buket bunga itu tepat di tangan kanannya.Ketika jarakku dengannya semakin dekat,aku merasakan tubuhku merinding seakan aku bertemu dengan Hantu.Ia lalu berlutut didepanku dan menyodorkan Buket Bunga itu tepat didepanku.
"Pasti dia akan melamarku"batinku penuh kegembiraan.lalu dia mengucapkan sesuatu.
"ALICE MCALPINE!!"
Tunggu sebentar,Kenapa dia berteriak??Aku mencoba memfokuskan pikiranku dan sesekali mengucek mata,namun hasilnya tetap sama.Dia berteriak,aneh sekali.
"ALICE,BANGUN!!"
Aku mencoba untuk bangkit dari mimpiku,dan yang kutemukan bukanlah pangerannya,melainkan....Kalian pasti tahu itu siapa.Aku melihat keseliling dan mendapati teman sekelasku menertawaiku.AAARRRGGHHH,BENAR-BENAR MALU!!!.
"Sudah seminggu ini saya menegurmu karena kau selalu tertidur saat jam pelajaran"Ucap Dosen didepanku seraya menggelengkan kepala heran,sementara aku yang tertangkap basah hanya nyengir kuda tanpa merasa bersalah.Lalu Dosen itu kembali ke meja didepan kelas,lalu melanjutkan pelajaran.Yap,Satu poin malu untuk diriku sendiri karena ditegur Dosen,Lagi.Aku sudah lelah dengan semua ini.Sedikit menarik nafas dan masih memerhatikan sekeliling.Tatapanku sinis ketika mendapati ada yang masih menertawaiku atau sahabat karibku Tara,yang duduk disebelahku yang masih tertawa melihat tingkahku yang Konyol.

Jam Istirahat Tiba.AKHIRNYA!!.Aku bisa sedikit bersantai di Taman Kampus seraya menyesap secangkir Chocolatte kegemaranku.Dengan segera aku yang paling pertama keluar menarik lengan Tara dan menjauh dari kelas itu.Seperti Neraka!!.
"Hei,Kau terlalu kencang.Lepaskan, Alice!!"Keluhnya,namun aku tidak peduli dan akhirnya kami sampai di Kantin Kampus yang kebetulan tidak jauh dari kelas kami.
"Kau sudah gila ya??"Ujar Tara menarik lengannya yang memerah karena terlalu kuat kucengkram seraya mengelusnya pelan.
"Aku sudah muak dengan semuanya.Mulai dari tugas dari Nyonya Steinfeld hingga Tuan Dawson.Aargghh,Ingin rasanya pindah Universitas saja"Keluhku seraya berjalan perlahan diikuti Tara disampingku.Yang diajak bicara hanya tertawa menanggapi keluhanku.
"Ayolah.Kau Harus semangat"Ucapnya sambil menyikut lenganku.
"Kau hanya perlu menjalani 3 semester lagi disini.Itupun hanya butuh waktu 1 setengah tahun lagi.Kalau sudah selesai,baru kau bisa berlenggang bebas menikmati hidupmu"Ujar Tara.Ia memang sahabatku yang paling bijak.Selain karena ia datang jauh dari Indonesia,Ia juga yang pertama kali kukenal saat pertukaran pelajar Tahun lalu.Dia memang cocok kalau urusan menasehati orang,makannya dia pantas masuk Jurusan Psikologi.Tidak seperti diriku yang hanya sebatas masuk karena keinginan orang tuaku.Begitulah.Dikampusku Jurusan inilah yang paling kurang diminati,Dan nilai rata-rata masuk jurusan ini terbilang cukup kecil.Namun karena orangtuaku ingin aku masuk universitas ternama,Akhirnya dengan mantap mereka memasukanku kesini.Seperti tadi kubilang,Seperti Neraka.Namun kesulitanku terbantu karena ada Tara yang siap membantuku.

Dengan cepat aku memesan makanan dan kemudian mengambil 1 nampan berisi 2 Kentang Goreng,Nachos dan 2 gelas Chocolatte.Tara sengaja menyamakan minumannya walau sebenarnya ia lebih suka meminum Green tea.
"Ini Makanannya"Aku meletakkan nampan itu diatas meja,kemudian Tara segera mengambil Kentang miliknya lalu melahapnya.Kami berbincang ria siang itu.Tentu saja tidak didalam kantin karena hawa disana lumayan panas jika ramai.Aku sengaja memilih Tempat duduk Outdoor tepat dibawah pohon rindang dan Tara menyetujuinya.
"Hei,apakah kau sudah dengar kabar bahwa ada Anak Jurusan Psikologi yang banyak dibincangkan oleh orang-orang?"Tanya Tara ketika ia menggigit Kentangnya.Aku dengan cepat menggeleng seraya mengernyit.
"Memangnya apa yang istimewa darinya sampai-sampai banyak orang yang mengaguminya?"Tanyaku menyeruput Chocolatte pesananku.
"Yang aku dengar sih,katanya pria itu tampan sekali.Dan yang lebih mengejutkan,dia itu-"
"Orang kaya,apakah aku salah?"Belum sempat Tara berbicara sudah kupotong duluan karena aku tahu topik pembicaraanya akan selalu sama.Tara hanya mengangguk dan tersenyum.
"Aahh.Seandainya dia mau menjadi pacarku,aku pasti akan jadi wanita paling bahagia didunia ini"ujarnya menopang dagu seraya menengadah.Tentu saja bualannya membuatku tertawa.Tara hanya bingung dan menggeleng tidak puas dengan responku.
"Ayolah..Jangan berkhayal seperti itu,terlalu Klise"ujarku menggelengkan kepala.
"Lagipula,dikampus ini banyak yang merupakan orang kaya.Contoh saja,Liam,lalu Stanley,kemudian Jack.Banyak sekali,Tara,bahkan tidak terhitung jumlahnya"aku meyakinkan Tara bahwa semua yang kukatakan ada benarnya juga.Kuakui,kampusku banyak dihuni oleh Anak dari Konglomerat paling kaya di Chicago.Ada yang merupakan anak seorang pengusaha tambang minyak,ada yang menjadi anak seorang CEO Perusahaan Penerbangan,bahkan ada juga yang menjadi anak Seorang Jenderal Militer.Bisa kukatakan,sudah Lumrah.

Namun Ekspresi Tara sebaliknya.Ia menggeleng tidak setuju.
"Justru ini lebih menakjubkan"ujarnya menggoyangkan telunjuknya.
"Ia adalah anak dari orang nomor satu di Negara Genovia,yang berada di Eropa".Mendengar nama itu,aku menatap lekat Tara.Sepertinya pernah kudengar nama Negara ini.Tempo hari saat diperpustakaan aku juga membaca Buku Sejarah mengenai Negara-Negara Yang tidak terlalu dikenal oleh mata dunia.Setahuku Genovia merupakan negara makmur dengan penduduk yang makmur pula.Umurnya bahkan setara dengan umur Britania Raya saat ini.Lalu tanpa sadar Tara melambaikan Tangannya tepat didepan wajahku.
"Alice??Kau tidak sedang melamunkan perkataanku,kan??"Tanyanya.Sontak aku mengerjap dan terkekeh.
"Tidak.Aku seperti pernah dengar nama negara itu.Tapi,lupakanlah.Lagipula aku tidak mau berurusan dengan hukum kalau sampai aku mengusik tentang detail kehidupannya"guyonku yang disambut Tawa Receh dari Tara.
"Kau selalu saja begitu,Alice.Menganggap semuanya tidak ada menariknya sama sekali bagi dirimu"ujar Tara.Aku kembali mengernyit.
"Lalu untuk apa aku memikirkannya,Tara??Tidak ada untungnya bagiku.Benar bukan??"Tara hanya mengangguk pelan menanggapi perkataanku.
"Bagus,lagipula aku terlalu sibuk dengan tugas dari para dosen menjengkelkan itu sampai-sampai tidak sempat memikirkan diriku sendiri"ujarku jengkel.Tara dengan segera tertawa kecil dan menepuk-nepuk pundakku.
"Tenang.Aku akan membantumu.Tapi harus ada bayarannya"ujarnya mengerlingkan mata.Aku melotot menantang dan Tara hanya tertawa melihat ekspresiku.Begitulah kami menghabiskan siang itu,lalu kembali ke kelas sampai akhirnya jam pulang kampus tiba dan kami pulang bersama.Benar-benad waktu yang berharga,pikirku........

The Prince DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang