Vote kalian dibutuhkan agar orang lain tertarik untuk membaca cerita ini. Kiwwww
•
•
•"Jisung!!! Kamu gak punya Ayah, nak. Ayah itu adalah seseorang yang menyakiti kita berdua, kau paham?"
"Jangan pernah membahas tentang Ayah lagi didepan Ibu, atau Jisungie mau dipukul?"
"IBU BILANG APA?!! JANGAN PERGI DENGAN ORANG ASING ITU!!!"
"T–tapi paman itu bilang kalau dia hiks hiks A–ayah Icung"
"SUDAH BERAPA KALI IBU BILANG, JISUNGIE HANYA PUNYA IBU, TAK ADA SESEORANG DENGAN PERAN AYAH DIKELUARGA KECIL KITA"
°
°
°Jisung duduk dikursi nya dengan wajah suram, meja serta kursinya penuh dengan sampah serta coretan bertuliskan 'anak haram'. Jisung sudah terbiasa dengan semua ini, jadi dia memilih diam, karena baginya tidak ada guna melawan. Badan Jisung memang tinggi semampai, namun hal itu tak membuatnya berani untuk membalas para pembully nya, ditambah lagi orang yang membully nya itu adalah anak dari para petinggi sekolah
Jisung tak mau menambah beban untuk Ibunya, cukup dia yang tersiksa secara fisik dan mental seperti ini. Jisung terus melamun sampai pada akhirnya seorang pemuda bertubuh pendek serta berwajah manis menghampiri nya dengan wajah tersenyum cerah
"Annyeong Jisungie~ bagaimana harimu, menye_" Perkataan pemuda manis itu terhenti saat melihat kondisi meja serta kursi Jisung
Ia mulai mengigit bibir bawahnya, wajahnya memerah menahan sedih. Dialah Chenle, satu-satunya orang yang ingin berteman dengan Jisung
Chenle mengambil beberapa tisu dari dalam tasnya, lalu mengelap meja Jisung dengan mata berkaca-kaca
"Hiks, siapa yang tega melakukan ini pada Jisungie hiks, jahat sekali mereka" Chenle sampai menangis sesenggukan, jujur, melihat pembullyan seperti ini membuat hatinya sesak
Jisung diam saja melihat Chenle yang sibuk membersihkan mejanya, sampai akhirnya aktifitas itu selesai, Jisung menangkup kedua belah pipi gembil itu, lalu mengusap lembut bawah mata Chenle, menghilangkan bekas air mata yang jatuh
"Aku tak papa Chenle, kau jangan menangis ya" Ucap Jisung lembut
Chenle duduk di bangkunya, dia duduk bersebelahan dengan Jisung. Walau sudah banyak yang membuat rumor serta hasutan agar Chenle tak duduk disamping Jisung, semuanya ia tepis dan memilih acuh kepada orang-orang tak berguna itu
Dalam benak Jisung juga terselip rasa bersalah, karena Chenle berteman dengannya, orang lain ikut menjauhi Chenle. Walau mereka tak sampai membully atau memukul, karena Chenle adalah anak dari pengusaha kaya. Tapi tetap saja Jisung merasa bersalah
"Jisungie, kenapa melamun?" Celetuk Chenle sembari melambaikan tangan kanannya tepat didepan wajah Jisung
Jisung memegang lengan kecil yang terus bergerak itu, lalu menempatkannya keatas meja
"Bukan apa-apa Le" Jisung berbohong, padahal sebenarnya ia memiliki banyak beban pikiran
Jidat Chenle mengkerut, menandakan kalau dia tak percaya. Tapi ya sudahlah, namanya juga Jisung, sekali tak ingin cerita, ia tak akan pernah mau bercerita
KAMU SEDANG MEMBACA
Wʜᴇɴ Sᴏᴍᴇʙᴏᴅʏ Lᴏᴠᴇ Mᴇ ❤︎CʜᴇɴJɪ [S2]
FanfictionSᴀᴍᴘᴀɪ ᴋᴀᴘᴀɴ ᴅᴜɴɪᴀ ᴀᴋᴀɴ ᴍᴇᴍʙᴇɴᴄɪ Pᴀʀᴋ Jɪsᴜɴɢ? warn ⚠ bxb homophobic? out