Prolog [S2]

3.3K 340 51
                                        

"Peter, apa kau sudah siap?"

"Tunggu sebentar James. Sebentar lagi aku siap"

"Baiklah"

James dengan wajah tersenyum manis, turun menuju dapur. Berniat menunggu adiknya itu selesai berkemas

Ini sudah 5 tahun. Ya, 5 tahun sejak kematian Jisung. Dan terlahirnya Peter


Dilain sisi,

"Kumohon, pertemukan aku kembali dengannya" rintih seorang pria manis sembari menatap langit sendu



















[kepergian tiba-tiba]

Kicauan burung bersahutan, langit yang tadinya masih biru kini berubah menjadi oren, senja. Chenle menapakkan kakinya di depan rumah kecil yang sudah lama kosong

"Jisung, akankah kau kembali? Sungguh, aku benar-benar menunggu kembalinya dirimu" Lirihnya pelan sembari menatap sendu

Chenle lalu beranjak menjauhi rumah tersebut, berjalan santai sambil tanpa sadar, air mata jatuh dari pelupuk matanya

Kini ia menangis lagi dan lagi, terus menerus. Chenle tak mencoba menghapus air matanya, karna ia yakin semua itu percuma

Air mata itu, akan terus jatuh saat mengingat seorang Park Jisung



[ingatan yang tertahan]

"Peter" panggil seseorang

Peter menoleh, lalu menaikkan sebelah alisnya

"Ya, kenapa James?" Sahutnya

Orang yang bernama James itu, membersihkan sisa makanan yang mengotori sekitaran bibir plum nya. Lalu kembali menatap Peter

"Jadi begini, aku ada perjalanan bisnis ke China, jadi yahh, bagaimana kalau kau juga ikut, Peter?"

Peter terdiam, dia berpikir sejenak dengan wajah tertekuk, matanya kian menyipit, lalu Peter menatap James kembali

Ia mengangguk setuju, membuat helaan nafas lega terdengar samar

"Hahhh, baguslah kalau begitu. Lusa kita berangkat ya" Ucap James, lalu beranjak meninggalkan ruang makan

Peter tertegun, kepalanya pusing, dan saat ia memejamkan mata, sesosok pria mungil dengan senyuman manis terus terlihat

Peter meremas kepalanya dengan kedua tangan

"Siapa, siapa pria itu"







[menyerah, semua di kota ini sudah selesai]

"Sudah lama juga kita tak pulang ke China ya, Chenle" ucap seorang wanita yang dibalas dengan anggukan lesu dari anaknya

Chenle menghela nafas, menatap kearah luar dari dalam pesawat

Ia bergumam "Semua di kota ini, dan segala kenangan di dalamnya, telah usai. Terima kasih telah hadir, Jisung"

Mama Yuan menatap anaknya sendu, pengaruh seorang Park Jisung sangat besar didalam kehidupan Chenle

Lalu kemudian, mama Yuan memeluk anaknya dengan erat. Membiarkan Chenle menangis sejadi-jadinya di dalam pelukan hangat itu

"Mamaaaa, akankah Jisung kembali?" Ucap Chenle disela-sela tangisnya

Mama Yuan mengelus kepala dari sosok yang sedang rapuh itu, tersenyum tipis sembari mengatakan "Bukankah mama sudah pernah bilang, jika jodoh, dalam keadaan apapun kalian pasti akan dipertemukan. Dan jika Jisung bukan jodohmu, coba lah untuk menerima dengan lapang dada. Mungkin diluar sana, sudah dipersiapkan orang yang lebih baik lagi. Kau dengar kan, Chenle?"

Chenle hanya mengangguk pelan, lalu perlahan tertidur dipelukan hangat sang mama




[mimpi indah]

Rerumputan dengan bunga bermekaran menghiasi sebuah taman yang indah. Chenle terbangun dari tidurnya sambil bergumam

"Mimpi ini lagi"

Lalu Chenle berdiri dan melihat ke sekitar. Sampai akhirnya, sosok lain yang lebih tinggi dari nya menampakkan diri

"Jisung! Kau kah itu?!"

Sosok itu berjalan mendekati nya, dengan wajah tersenyum, ia menjawab

"Kenapa kau masih menunggu seseorang yang tak akan pernah kembali, Chenle"

Chenle tertegun mendengar ucapan sosok itu. Dengan air mata yang kian menitik dengan deras, Chenle berjalan mendekati sosok itu, menggoncang badannya dengan histeris

"KENAPA?! KENAPA KAU BILANG?!! TENTU SAJA KARNA AKU MENCINTAI NYA" Chenle tertunduk, air mata jatuh dengan derasnya

Sosok itu menyentuh kepala Chenle, mengusapnya halus agar Chenle sedikit tenang

"Hahh, sepertinya aku memang harus kembali padamu ya. Melihat seseorang yang kau sayang sedih berlarut larut itu sangat menyedihkan, Chenle-aa" Sosok itu tersenyum, dan kemudian menghilang dengan susulan deruan angin

Chenle masih terdiam ditempat ia berdiri. Menangis, menangis, dan menangis. Tak ada lagi tindakan yang bisa ia lakukan selain menangis

"Setidaknya, kau sekarang sedang berusaha untuk kembali padaku, Jisung"




To be continued...

Setidaknya segini dulu ya. Ohiya, gaya  penulisan Erie juga kayaknya bakal berubah, hehe

Maaf atas keterlambatan update nya, Erie sibuk banget 😭


Mwah:3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wʜᴇɴ Sᴏᴍᴇʙᴏᴅʏ Lᴏᴠᴇ Mᴇ ❤︎CʜᴇɴJɪ [S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang